Di tengah riuh film horor yang biasanya mendominasi bioskop tanah air, film Home Sweet Loan hadir dengan kejutan manis. Dalam waktu singkat, di hari kedua, film drama-komedi ini mampu menandingi film Sumala, sebuah film horor garapan produser kawakan Rocky Soraya, baik dari segi jumlah layar maupun penonton.
Keberhasilan film Home Sweet Loan jelas mengejutkan banyak pihak, apalagi di era genre horor hampir selalu menjadi raja ‘deretan film terlaris’.
Lantas, apa rahasia di balik kesuksesan film Home Sweet Loan? Fenomena ini tentunya nggak cuma soal angka, tapi juga gambaran perubahan selera penonton yang harus dikupas sedalam mungkin.
Film Home Sweet Loan Punya Daya Tarik yang Menyentuh
Pertama, kesuksesannya bisa jadi didorong oleh daya tarik cerita yang menyentuh. Film Home Sweet Loan mengusung kisah yang sangat relevan dan dekat dengan masyarakat, yaitu: Kehidupan sehari-hari terkait dengan utang, hubungan personal yang terganggu akibat masalah ekonomi, dan terpendamnya impian.
Ibaratnya, film Home Sweet Loan nggak cuma menampilkan drama keluarga, tapi juga humor menggelitik dan relatable. Dalam kehidupan nyata, isu utang sering menjadi sumber konflik, baik dalam rumah tangga maupun hubungan sosial, termasuk dilema generasi sandwich.
Oleh karena itu, film Home Sweet Loan berhasil menyentuh emosi dan pengalaman banyak orang yang merasa terhubung dengan cerita semacam itu.
Sebaliknya, Film Sumala yang mengusung genre horor, mengandalkan unsur ketakutan dan ketegangan untuk menarik penonton. Tampaknya, seiring waktu, ada kemungkinan beberapa penonton merasa jenuh dengan film horor yang sering kali memiliki pola cerita mirip-mirip, yaitu: Teror supranatural atau hantu yang menakutkan.
Walaupun Sumala diproduksi oleh Rocky Soraya, produser yang terkenal dengan karya-karya horornya, nyatanya daya tariknya mampu ditandingi film Home Sweet Loan.
Pemasaran Film Home Sweet Loan
Strategi pemasaran film Home Sweet Loan tampaknya juga menjadi faktor kunci. Postingan di media sosial, terkait cuplikan video berisi penonton pada nangis selepas nonton film ini, rasa-rasanya menarik perhatian netizen.
Momentum yang berhasil diciptakan oleh Film Home Sweet Loan dalam waktu singkat, sangat mungkin berkat tim pemasaran yang berhasil memahami apa yang saat ini diinginkan penonton.
Pergeseran Selera Penonton?
Dengan mampunya Film Home Sweet Loan menandingi Film Sumala, itu mencerminkan pergeseran selera penonton bioskop Indonesia.
Mungkin, setelah berbagai film horor yang muncul beberapa waktu terakhir, penonton mulai mencari alternatif tontonan yang lebih ringan tapi juga yang mampu mempermainkan emosi. Bahkan, penonton sekarang, mungkin lagi menginginkan film yang lebih "nyata".
Kesuksesan Home Sweet Loan bukan hanya sebuah anomali dalam persaingan dengan film horor, melainkan juga sebuah tanda bahwa penonton Indonesia semakin bervariasi dalam hal selera. Kamu sudah nonton belum?
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS