10 Tahun Jokowi untuk Sepakbola Indonesia: Ibarat Naik Rollercoaster

Rendy Adrikni Sadikin | zahir zahir
10 Tahun Jokowi untuk Sepakbola Indonesia: Ibarat Naik Rollercoaster
Cuplikan Laga Timnas Indonesia.(pssi.org)

Dalam hitungan hari tak terasa masa kepemimpinan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo alias Jokowi bakal akan segera berakhir. Melansir beberapa sumber di kanal berita suara.com, Jokowi akan mengakhiri masa jabatannya yang terhitung mulai dari tahun 2014 dan menjabat selama 2 periode hingga akhir bulan Oktober 2024 ini.

Tentunya banyak sekali pencapaian yang terjadi di masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo untuk Indonesia dalam 10 tahun terakhir masa kepemimpinannya. Salah satu aspek yang tentunya mengalami perubahan yang cukup signifikan adalah dari dunia olahraga, khususnya sepakbola.

Dinamika Sepakbola Nasional Alami Pasang-surut di Masa Kepemimpinan Jokowi

Ketika Joko Widodo mulai menjabat sebagai presiden Republik Indonesia ke-7 pada tahun 2014 lalu, beliau tentunya dihadapkan dengan banyak sekali pekerjaan rumah di Indonesia.

Salah satunya adalah permasalahan pesepakbolaan nasional yang kerap kali mengalami pasang-surut. Namun, di tahun 2014 pesepakbolaan nasional benar-benar harus berjuang setelah sempat mengalami dualisme kepemimpinan yang juga berimbas kepada prestasi di kancah internasional.

Bagaimana tidak? pada kurun waktu 2011-2013, pesepakbolaan Indonesia mengalami dualisme kepengurusan antara PSSI dan KPSI yang berimbas pada dualisme liga profesional dan juga tim nasional. Alhasil, prestasi tim nasional di kancah internasional mengalami penurunan yang signifikan dan juga klub-klub di liga Indonesia tak mampu berbuat banyak di ajang liga asia.

Meskipun hal ini sempat mereda di tahun 2014 yang bersamaan dengan masa kepemimpinan presiden Joko Widodo pada periode pertamanya, namun hal ini tak lantas langsung membuat kondisi pesepakbolaan Indonesia membaik.

Melansir laman resmi AFC (the-afc.com), Indonesia sempat mengalami masa pelarangan oleh FIFA dan AFC selaku induk sepakbola internasional yang membuat klub-klub asal Indonesia dan tim nasionalnya tak dapat berpartisipasi di ajang internasional dari tahun 2014 hingga 2016.

Hal ini seakan-akan menambah permasalahan pesepakbolaan Indonesia yang memang sejak lama dipenuhi permasalahan. Mulai dari profesionalisme klub, permasalahan gaji pemain, bentrok antarsuporter hingga beberapa skandal korupsi yang kerap kali menyerete petinggi klub hingga pejabat PSSI atau pemerintahan.

Seakan-akan, tidak ada yang bisa diselamatkan dari wajah pesepakbolaan Indonesia dalam kurun waktu periode 2014 hingga 2019 atau pada periode awal pemerintahan Joko Widodo kala itu.

Titik Balik Kebangkitan Sepakbola Nasional dan Tim Nasional

Memasuki masa periode ke-2 kepemimpinan Joko Widodo atau pada tahun 2019, wajah pesepakbolaan nasional mulai perlahan-lahan dibenahi dan mendapatkan sorotan tak hanya di level nasional, namun juga internasional.

Meskipun di masa ini Indonesia juga dihantam pandemi Covid-19 yang juga menyerang dunia. Akan tetapi, dunia pesepakbolaan seakan-akan mulai menemukan kembali ‘marwah’-nya sebagai salah satu hiburan rakyat.

Dalam kurun waktu 2021 hingga kini tahun 2024, pesepakbolaan Indonesia seakan-akan mulai kembali menunjukkan peningkatan signifikan yang tentunya diawali dari banyak aspek. Standarisasi profesionalisme klub-klub lokal mulai ditingkatkan, diperketat dan diawasi dengan lebih baik.

Selain itu, penunjukkan Erick Thohir sebagai ketua umum PSSI yang baru pada tahun 2023 juga seakan-akan menjadi titik balik kebangkitan sepakbola nasional.

Meskipun pada periode ini pesepakbolaan nasional sempat terhantam kasus kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang dan batalnya gelaran Piala Dunia U-20, namun secara garis besar tak menggangu kebangkitan pesepakbolaan nasional. Bahkan, induk organisasi sepakbola dunia atau FIFA juga mempercayakan Indonesia sebagai tuan rumah gelaran Piala Dunia U-17 pada tahun 2023 kemarin.

Tak hanya itu, timnas Indonesia juga kini mengalami peningkatan signifikan. Program naturalisasi pemain keturunan dan diaspora Indonesia yang bermain di luar negeri juga membuat peningkatan timnas Indonesia dalam kurun waktu 1 dekade terakhir.

Bahkan, saat ini timnas Indonesia tengah berjuang di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026 round 3 yang merupakan pertama kalinya Indonesia berada di fase tersebut sepanjang sejarahnya.

Berbagai macam kemajuan di aspek pesepakbolaan nasional tersebut tentunya diharapkan mampu dipertahankan dan ditingkatkan oleh Presiden selanjutnya, yakni Prabowo Subianto. Hal ini tentunya dapat menjadi wajah baru bagi Indonesia, khususnya di kancah pesepakbolaan internasional.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak