Rupiah Melemah, Produk Lokal Jadi Kekuatan

Hikmawan Firdaus | Thedora Telaubun
Rupiah Melemah, Produk Lokal Jadi Kekuatan
Petugas salah satu tempat penukaran mata uang asing menunjukkan uang rupiah dan dolar AS, Jakarta, Selasa (14/1/2025). (Suara.com/Alfian Winanto)

Nilai tukar rupiah kembali melemah dan berada di bawah tekanan terhadap dolar AS (29/10/2025). Fenomena ini menciptakan ketidakpastian yang terasa hingga ke belanja sehari-hari masyarakat. Produk-lokal harus semakin dilirik sebagai pilihan yang tak hanya ekonomis tetapi juga strategis.

Pelemahan rupiah tercatat terjadi karena kombinasi faktor eksternal dan domestik: dari luar negeri, tekanan muncul setelah Donald Trump menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia yang memicu kenaikan harga minyak dunia dan risiko geopolitik meningkat, sementara secara internal arus modal asing yang keluar cukup deras dari pasar keuangan Indonesia turut melemahkan rupiah

Peluang Ekonomi di Tengah Tekanan Nilai Tukar

Hypefast dalam laporan ThinkwithHypefast Agustus 2024, menyebut bahwa 70 persen responden aktif mencari brand lokal saat berbelanja dan 90 persen responden telah membeli produk brand lokal dalam tiga bulan terakhir. 

Sementara itu, riset lainnya dari Ipsos Indonesia berjudul E-Commerce Seller Satisfaction 2025 melibatkan 350 responden UMKM dan brand lokal di seluruh Indonesia. Temuan riset tersebut menunjukkan bahwa di era digital, platform e-commerce yang benar-benar mendukung UMKM dan brand lokal semakin menjadi penentu: bukan sekadar siapa yang punya pasar terbesar. 

Dari riset Hypefast terlihat bahwa konsumen Indonesia mulai lebih memilih brand lokal: angka 70 % dan 90 % memberikan sinyal kuat bahwa keberpihakan terhadap produk dalam negeri tidak lagi sekadar kampanye tetapi kenyataan pasar. 

Dua alasan mendasar bisa ditarik yakni produk lokal saat ini semakin dikenal dan dipercaya oleh konsumen, kondisi ekonomi seperti kurs mata uang yang melemah membuat konsumen semakin mencari opsi yang lebih stabil dan relevan: produk lokal dapat menjadi bagian dari solusi.

Apa yang Perlu Kita Lakukan?

Maka, dalam kondisi rupiah yang melemah, produk lokal memiliki keunggulan strategis: karena bahan baku atau produksinya lebih banyak berbasis dalam negeri atau skala yang bisa menyesuaikan, produk lokal cenderung lebih tahan terhadap fluktuasi kurs. 

Konsumen yang berpindah ke produk lokal bisa mendapatkan pilihan yang lebih stabil dari sisi harga, serta sekaligus mendukung pelaku usaha Indonesia yang semakin dewasa.

Dukungan ini bukan hanya soal ekonomi skala besar atau kampanye nasional semata sebagai konsumen, pilihan sehari-hari kita dapat menjadi bagian dari perubahan. 

Membeli produk lokal berarti kita turut memperkuat ekonomi dalam negeri, memberi ruang bagi brand Indonesia untuk tumbuh, dan menurunkan ketergantungan terhadap barang impor yang rentan terpengaruh oleh nilai tukar.

Tentu, memilih produk lokal tidak berarti otomatis “murah” atau “terbaik” tanpa mempertimbangkan kualitas. Namun momen saat ini memberikan momentum yang tepat: ketika rupiah melemah dan barang impor menjadi lebih mahal, memilih produk lokal bukan sekadar pilihan alternatif, bisa menjadi pilihan yang cerdas.

Jadi, ketika Kamu mempertimbangkan belanja berikutnya: entah pakaian, kosmetik, atau kebutuhan rumah tangga mungkin saatnya menoleh ke produk lokal. Karena dalam skenario rupiah yang melemah, produk dalam negeri bisa jadi kekuatan kita bersama.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak