Seringkali kita belanja barang karena merasa ingin dan tidak disadari bahwa tidak begitu membutuhkan barang tersebut saat sudah terbeli. Pada akhirnya barang tidak sering terpakai dan menjadi tumpukan berselimut debu. Jarang bukan yang berpikir bahwa memiliki sedikit barang akan lebih bahagia.
Apa sih sebenarnya konsep minimalis itu sendiri? Kehidupan gaya minimalis yaitu mengusahakan agar dapat hidup bahagia dengan barang-barang secukupnya. Artinya kita menjalani kehidupan dengan barang-barang yang dapat kita maksimalkan fungsinya.
Berikut cara menerapkan gaya hidup minimalisme dalam kehidupan sehari-hari:
1. Kenali Kegunaan Setiap Barang
Kita perlu membedakan setiap barang yang kita miliki. Kita bisa membedakan barang-barang kita menjadi tiga kategori, yaitu barang fungsional, barang dekoratif, dan barang emosional. Kita perlu mengenali kegunaan setiap barang yang kita miliki. Barang fungsional ini bersifat praktis, punya kegunaan, dan membantu kita menyelesaikan tugas-tugas di rumah.
Kita terkadang memiliki kecenderungan berpikir bahwa semua barang yang kita miliki merupakan barang fungsional. Barang fungsional dapat berupa barang yang penting bagi kelangsungan hidup dan yang dapat memudahkan hidup. Kemudian barang dekoratif, merupakan barang-barang yang tidak selalu digunakan dan biasanya berfungsi untuk memperindah. Sedangkan barang emosional, biasanya tidak selalu kita gunakan, dan tidak berfungsi memperindah, namun kita cenderung ingin menyimpannya karena mungkin memiliki kenangan tersendiri.
Dari identifikasi barang-barang yang kamu miliki, pastikan kamu benar-benar tahu kegunaannya. Jika menemukan barang yang sama sekali sudah tidak berfungsi, tidak indah, dan tidak ada lagi kegunaanya, kita bisa menyingkirkannya.
2. Obsesi Memiliki Barang untuk Mencerminkan Diri Sendiri
Sebenarnya, barang sebanyak apapun yang kita miliki tidak akan mampu menceminkan diri kita begitu saja karena diri kita adalah diri kita dan barang adalah barang.
Memang terkadang kita termakan bujukan iklan barang-barang yang membuat konsumen berpikir bahwa sebuah barang dapat mencerminkan diri seorang individu. Mungkin contohnya sebuah mobil, bagi banyak orang memiliki mobil dengan banyak keunggulan dan indah menjadi pilihan untuk menonjolkan diri mereka.
Ketika tampil dengan mobil mewah, baju bagus, dan trendy mungkin akan membuat kesan yang memukau orang lain. Namun, jika kita kembali kepada konsep minimalis, mobil ialah mobil yang berfungsi sebagai kendaraan yang akan mengantarkan kita dari lokasi satu ke lokasi lainnya. Barang yang kita miliki bukanlah kita, yang menentukan siapa diri kita adalah tindakan, pikiran, dan orang-orang yang kita cintai.
3. Sedikit Barang Lebih Merdeka
Mari kita bayangkan berapa banyak energi yang harus kita keluarkan untuk memiliki suatu barang. Mulai dari proses merencanakan, membaca ulasan, mencari diskon, mengumpulka uang, pergi ke toko, membeli barang itu, pulang membawa barang, mencari tempat, belajar menggunakan barang yang kita beli, merawatnya dan membersihkannya, jika kebetulan mengalami kerusakan kita perlu mengeluarkan biaya lagi untuk perbaikannya dan seterusnya sampai barang tidak terpakai dan harus dibuang.
Bukan hanya energi yang kita keluarkan, apalagi jika barang yang kita miliki sangat banyak. Banyak energi dan waktu untuk mengurus barang-barang yang kita miliki. Terkadang ini akan melelahkan dan menimbulkan stres karena terlalu sibuk dengan banyaknya barang yang harus kita urus. Berbeda jika kita dapat memilah kebutuhan barang yang kita miliki.
Tentunya kita akan lebih merdeka dari segi energi dan waktu jika memiliki hanya sedikit barang. Biaya perawatan yang perlu kita keluarkan pun pastinya lebih sedikit jika hanya sedikit barang yang kita miliki.
4. Lepaskan Barang yang Kita Miliki
Ketika kita memiliki barang yang sudah tidak memiliki fungsi bagi kita, seringkali kita tetap menyimpan barang tersebut. Terkadang perasaan melepaskan barang yang kita miliki akan terasa berat dan sayang jika dibuang. Akan tetapi, sebenarnya barang yang sudah tidak terpakai tersebut hanya akan menjadi tumpukan barang tak berguna yang menghabiskan ruang. Kita harus menyadari hal ini jika ingin menerapkan kehidupan minimalis yang bahagia dan tidak terikat dengan barang.
5. Menjadi Penjaga Pintu
Sebenarnya barang memasuki rumah kita melalui dua cara, yaitu karena kita membelinya, atau merupakan hadiah yang diberikan pada kita. Kita perlu memilah barang-barang yang kita peroleh baik yang kita beli maupun barang hadiah.
Barang yang kita beli mungkin dapat kita atur sesuai kebutuhan kita, namun barang hadiah biasanya tidak bisa kita duga. Barang hadiah tentunya akan memiliki perlakuan berbeda. Kita hanya bisa menerimanya, oleh karena itu sebisa mungkin kita perlu memanfaatkan barang tersebut agar berguna dengan baik.
6. Bahagia dengan Cukup
Mungkin ini adalah kata yang sulit untuk diterapkan. Namun, perlu dipahami kata cukup merupakan kata yang berarti memenuhi kebutuhan atau memuaskan keinginan, dan tidak kurang. Kata keinginan lah yang sering menjadi permasalahan. Untuk dapat memuaskan hasrat kita perlu memenuhi keinginan yang kita miliki. Untuk mengendalikan perasaan tersebut, kita harus tahu dulu apa pemicunya.
Ketika muncul suatu keinginan kita harus tahu apakah keinginan kita tersebut bermakna besar bagi kelangsungan hidup kita. Dengan cara menumbuhkan rasa syukur, akan memudahkan kita dalam menjalankan hidup minimalis. Masih banyak orang yang hidup susah dijalanan, maka kita harus bersyukur selagi memiliki rumah untuk berteduh.
Jadilah diri sendiri dan jangan hanya membandingkan kehidupan kita dengan orang lain untuk memperoleh kebahagian. Hidup dengan cukup dan sederhana juga bisa membuat kita bahagia, tergantung bagaimana cara kita berpikir dan menghadapinya.
Membeli sedikit barang merupakan prinsip utama dari konsep hidup minimalis. Membatasi barang yang kita beli dan berfokus hanya pada hal-hal yang esensial merupakan cara terbaik yang bisa meminimalisir jumlah barang konsumsi kita.
Dengan berusaha menerapkan konsep hidup minimalis ini, kita bisa memastikan bahwa sebagai individu kita sudah ikut berkontribusi menahan laju sumber daya, tidak menambah beban kehidupan manusia lain, sangat mengurangi konsumsi untuk menyelamatkan dunia, menjaga kebersihan rumah kita, memberi rasa tenang, dan mengurangi limbah.
Mari buat keputusan membeli berdasarkan kebutuhan dan siklus hidup produk yang kita miliki, bukan hanya membeli ketika ingin atau hanya tergoda iklan.
Itulah 6 cara menerapkan gaya hidup minimalis. Sudahkah kamu menerapkan salah satunya?