Selain ketupat dan opor, momen Lebaran juga identik dengan kue kering. Permintaan kue kering menjelang lebaran bahkan meningkat dengan signifikan. Kue ini memiliki rasa yang gurih ditambah umur simpan yang cukup lama, tak heran banyak orang yang memutuskan untuk membeli kue kering sebagai kudapan saat Lebaran nanti.
Pada mulanya, makanan yang disajikan saat Lebaran di Indonesia bukanlah kue kering, melainkan jajanan khas tradisional seperti opak, rengginang, dan kue apem. Namun, pernahkah kamu bertanya-tanya bagaimana bisa kue kering menjadi tradisi saat Lebaran di Indonesia hingga detik ini? Cari tahu sejarahnya lewat artikel ini yuk!
Ditemukan di Persia
Kue kering pertama kali ditemukan di Persia (saat ini dikenal sebagai Iran di wilayah Timur Tengah). Menurut catatan sejarah, kue ini ditemukan pada abad ke-7. Hal yang unik dari penemuan kue kering adalah kue satu ini ternyata diciptakan secara tidak sengaja, loh!
Pada saat itu, seorang tukang roti sedang membuat roti biasa. Namun, proses pemanggangan kue pada waktu itu terbilang cukup sulit, terutama dalam mengatur suhu oven. Untuk mengetahui suhu yang tepat, tukang roti tersebut akan menjantuhkan sedikit adonan ke dalam oven. Adonan kue yang dijatuhkan tersebut merupakan asal mula dari terciptanya kue kering. Unik bukan?
Dari makanan bangsawan hingga kudapan wajib di Eropa
Kue kering ini pada mulanya hanya disajikan untuk kaum bangsawan saja. Seiring dengan berjalannya waktu, kue kering ini mulai disebarkan di berbagai tempat oleh pedagang Muslim terutama wilayah Eropa. Kue ini mulai dikenal pertama kali di Spanyol, sebab pada saat itu Spanyol berhasil ditaklukkan oleh penguasa Muslim.
Hingga pada abad ke-14, kue kering ini baru dapat dinikmati segala kalangan di Eropa, mulai dari anggota kerajaan hingga rakyat biasa. Pada abad ke-19, Eropa mengalami kemajuan teknologi di bidang pembuatan kue. Hal itu tentu menyebabkan kue kering diproduksi secara besar-besaran. Sehingga, kue kering adalah kudapan wajib dalam perayaan di Eropa.
Masuk ke Indonesia pada zaman kolonial
Kue kering mulai diperkenalkan oleh Belanda saat zaman kolonial. Salah satu kue kering yang populer dan diminati oleh orang Indonesia adalah nastar. Meski dikenal semua orang, namun tak banyak yang tahu loh asal muasal dari kue kering yang selalu jadi primadona saat Lebaran ini!
Nama nastar sendiri berasal dari bahasa Belanda, yakni “ananas” yang berarti nanas dan “taart” yang berarti pai atau tart. Sehingga, nastar adalah tart nanas. Awalnya, isian dari kue ini bukanlah nanas, melainkan buah bluberi. Sayangnya, buah bluberi sulit ditemukan di Indonesia, sehingga isian dari pai tersebut diganti dengan buah nanas.
Pada saat itu, masyarakat Indonesia menengah ke atas tidak lagi menyajikan kudapan untuk Lebaran dengan makanan tradisional yang terbuat dari sagu, tepung beras, ketan, dan lain sebagainya. Kudapan tradisional dengan bahan tersebut dirasa memiliki tekstur yang lengket dan tidak awet. Berbeda halnya dengan kue kering yang tetap awet dan dirasa cocok untuk disuguhkan pada saat Lebaran.
Seiring dengan berjalannya waktu, kue kering tak hanya dinikmati oleh masyarakat menengah ke atas saja, sebab harganya yang terjangkau dan alat produksinya semakin mudah ditemui membuat kue ini dapat dicicipi oleh berbagai kalangan.
Nah, itu dia sejarah kue kering yang hingga saat ini menjadi kudapan yang tidak boleh terlewatkan saat Lebaran. Jenis kue kering apa nih yang jadi favoritmu saat lebaran?