5 Etika Mengobrol dengan Tetangga yang Wajib Kamu Terapkan, Jaga Bicaramu!

Ayu Nabila | Mutami Matul Istiqomah
5 Etika Mengobrol dengan Tetangga yang Wajib Kamu Terapkan, Jaga Bicaramu!
ilustrasi dua orang sedang mengobrol (Pexels/RODNAEProductions)

Mengobrol dengan tetangga adalah sebuah keharusan. Bagaimanapun, kita harus memiliki hubungan yang baik dengan tetangga. Salah satunya, dengan berkomunikasi yang baik dan mengetahui etikanya. Komunikasi yang baik bisa dibentuk dengan saling menyapa dan bertukar cerita. 

Namun, bukan berarti ketika sedang mengobrol dengan tetangga, tidak ada etika yang harus diperhatikan. Komunikasi yang baik dengan saling bertukar cerita ini, bertujuan untuk membangun hubungan yang baik. Jadi, jangan sampai hal ini malah menyakiti hati dan membuat tetangga merasa sakit hati. 

Nah, di bawah ini adalah 5 etika yang tidak boleh kamu hiraukan saat mengobrol dengan tetangga. 

1. Memakai bahasa yang sopan

Etika yang pertama, kamu harus memakai bahasa yang sopan. Karena bahasa keseharian yang orang gunakan, biasanya akan membangun kesan dan membuat kamu dihargai oleh orang lain. Bahasa yang sopan bisa membuat orang lain merasa segan. 

Penggunaan bahasa yang sopan memang memiliki manfaat yang beragam. Salah satunya bisa membuat orang lain merasa sungkan untuk berbicara yang kasar maupun kotor saat mengobrol bersamamu. Dengan demikian kamu akan memiliki hubungan yang sehat dan pergaulan yang baik dengan tetangga.

2. Jangan menyinggung kekurangan

Etika yang kedua, kamu tidak boleh menyinggung kekurangan saat mengobrol dengan tetangga, karena hal demikian bisa membuat lawan bicaramu merasa sakit hati dan tidak dihargai. Terutama adalah kekurangan fisik, maupun kekurangan dalam diri seseorang yang memang sebenarnya kamu tahu, namun kamu tidak menjaga perkataan tentang hal tersebut. 

Jangan pernah menyinggung hal tersebut meskipun sekadar sebagai gurauan. Bergurau masih memiliki banyak topik yang luas, jangan sampai gurauan yang berniat menghibur malah membuat pertemananmu dengan tetangga menjadi hancur.

3. Menghindari sikap pamer

Etika kedua yang harus kamu terapkan saat mengobrol dengan tetangga, yakni tidak boleh membiasakan sikap pamer. Sebab kamu tidak pernah tahu apa yang sedang dirasakan dan dialami oleh tetanggamu. Setiap orang tentu biasa mengalami masa-masa yang sulit, karena senang dan sulit itu akan datang dan pergi silih berganti. 

Bisa jadi, saat kamu memiliki sesuatu yang baru atau mendapat rejeki yang melimpah, tanggamu justru sedang merasa kekurangan. Kamu tidak boleh sombong karena semua hal tersebut akan berputar. Nanti, akan ada masanya pula kamu berada dalam masa sulit. Semua yang sudah terasa buruk, jangan diperburuk.

4. Tahu tempat dan ingat waktu

Etika berikutnya yang tidak kalah penting kamu perhatikan saat mengobrol dengan tetangga, yakni harus tahu tempat dan ingat waktu. Misalnya, saat kamu sedang mengikuti kajian, akan lebih baik jika kamu mendengarkan dengan seksama ketimbang mengobrol sendiri dengan tetangga. Karena dalam sebuah kajian, bukanlah tempat yang tepat untuk mengobrol.

Ketika mengobrol dengan tetangga, kamu juga harus ingat waktu. Jangan sampai karena keasyikan mengobrol, kamu sampai melupakan pekerjaan rumah tangga, kebutuhan anak bahkan sampai lupa tidur. Hal tersebut tentu bukanlah hal yang baik untuk dibiasakaan. 

5. Jangan membicarakan keburukan orang lain

Selain empat etika di atas, tidak membicarakan keburukan orang lain adalah hal yang harus kamu terapkan saat mengobrol dengan tetangga. Membicarakan keburukan orang lain bukanlah hal yang baik bahkan jelas-jelas dilarang dalam agama. 

Sebagai manusia, tentu kita memiliki sisi positif dan negatif sendiri-sediri, tidak ada yang sempurna. Jadi, jangan memberikan penghakiman terhadap sikap seseorang apalagi sampai menjadikan hal tersebut sebagai topik saat mengobrol dengan tetangga.

Nah itu dia 5 etika yang harus kamu terapkan saat mengobrol dengan tetangga. Semoga bermanfaat!

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak