Mendidik generasi muda untuk cinta Alquran menjadi tanggung jawab setiap orang tua muslim. Untuk itu, kecintaan pada Alquran dalam diri setiap muslim harus ditanamkan sejak dini karena banyak kemanfaatan yang dapat dipetik dengan cinta Alquran.
Mendidik anak untuk bisa mencintai Alquran bukanlah perkara mudah, banyak tantangan yang perlu dilalui oleh seorang pendidik baik orang tua maupun guru seperti memberikan dasar pemahaman alasan menghafal Alquran. Rasa keinginan untuk menghafalkan Alquran ditumbuhkan dengan cita-cita mencapai surga.
Sebagai orang tua maupun guru perlu mengetahui, memahami dan memberlakukan tips menghafal Alquran berdasarkan prinsip dan gaya membaca dan menghafal yang disukai oleh anak.
Gaya menghafal Alquran dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu visual, auditory, dan kinesthetic.
1. Gaya Menghafal Visual
Gaya menghafal dominan visual lebih menyukai menghafal menggunakan indra penglihatan.
Ciri ciri gaya menghafal dominan visual, diantaranya :
- Menghafal dengan cara melihat, membayangkan huruf-huruf perkata pada mushaf
- Kemampuan menuliskan ayat dengan tepat sesuai dengan bentuk asllinya dan mampu membaca cepat (hadr) tanpa melewatkan huruf
- Lebih mengandalkan mushaf dari pada mendengarkan murottal
- Terbantu menghafal dengan mushaf yang terdapat warna warna hukum tajwid atau warna pembagian ayat
- Menyukai hafalan Alquran digambar pada peta konsep
- Mengetahui posisi ayat di sebelah atas, tengah, bawah, di halaman ganjil atau genap
- Pencahayaan ruangan yang nyaman dalam membaca/menghafal Alquran sangat diperlukan
2. Gaya Menghafal Auditory
Gaya menghafal dominan pada indra pendengaran.
Ciri ciri gaya menghafal auditory, diantaranya :
- Lebih menyukai menirukan nada bacaan guru atau syeikh tertentu atau belajar Alquran dengan cara mendengarkan bacaan guru kemudian mengikuti bacaan sesuai dengan intonasi yang dicontohkan
- Lebih menyukai menghafal dengan mendengarkan murottal mp3
- Lebih cepat hafal ayat Alquran dengan bacaan suara nyaring
- Mampu membaca dengan mulut bergumam namun berteriak dalam hati ketika menghafal Alquran atau pun saat aktivitas muraja’ah
- Menyukai hafalan Alquran dengan bantuan voice recorder, tanya jawab, sambung ayat
- Menyukai tempat sepi ketika menghafal Alquran dan sebaliknya mampu konsentrasi pada suara sendiri walaupun saat di keramaian
- Senang mempresentasikan atau menyimakkan hafalan pada beberapa orang agar hafalan lancar
- Tempo bacaan, kecepatan bacaan cenderung sedang (tadwir)
3. Gaya Menghafal Kinesthetic
Gaya menghafal dominan dengan melibatkan gerak tubuh, kepala, tangan, dan kaki.
Ciri ciri gaya menghafal kinesthetic, diantaranya :
- Lebih menyukai dan lebih nyaman menghafal Alquran sambil aktivitas fisik dengan berjalan kaki maupun menggerak-gerakkan tangan
- Merasa lebih mudah menghafal dengan menggerakkan ekspresi dari suatu ayat yang sedang dihafal
- Melibatkan seluruh perasaan dan emosi tertentu ketika menghafal Alquran disertai tadabur terjemah
- Lebih mudah merasa tersentuh dengan alur makna ayat Alquran
- Lebih mengingat gerakan fisik di mulut, lidah, hidung pada saat pengucapan makharijul huruf
- Menyukai penulisan huruf-huruf Alquran di udara atau pun pada kertas dengan tujuan mengingat gerakan penulisan hurufnya
- Membaca Alquran cenderung menggunakan pernafasan perut
- Tempo bacaan Alquran biasanya lambat (tahqiiq)
Dengan memahami gaya menghafal seorang anak, maka anak lebih mudah dalam menghafal dan mengingat kembali hafalan Alquran. Meskipun telah mencarikan guru ngaji atau TPQ untuk anak, peran orang tualah yang paling menentukan keberhasilan anak dalam menghafal Alquran.
Selain berbicara mengenai gaya menghafal, orang tua dan guru perlu mengetahui prinsip-prinsip mendidik anak dalam menghafal Alquran di antaranya ;
- Luruskan niat ingin mengajari anak menghafal Alquran murni karena Allaah Ta’ala, jangan niatkan hanya untuk kepentingan dunia misalnya agar juara lomba tahfidz, agar disombongkan ke teman pengajian dan lain lain. Kuatkan tekad dan tujuan dalam mendidik anak untuk membangun investasi akhirat.
- Bantu dan dampingi selalu anak dalam menghafal, agar ia terus semangat untuk memperbanyak membaca Alquran dan murojaah/mengulang-ulang ayat yang sudah dihafal.
- Sampaikan kepada anak untuk lebih mementingkan bacaan Alquran dengan tajwid yang benar wwalaupun hafalannya masih sedikit.
- Jika sangat diperlukan untuk mencarikan TPA (Tempat Pendidikan Alquran) atau guru ngaji untuk anak, maka carilah guru yang memang ahli di bidang Alquran, agar ilmu yang didapat anak lebih luas, bacaannya benar, hafalan tidak mudah lupa dan anak tidak mudah putus asa.. Selain itu anak akan bertemu dengan teman-teman seusianya yang dapat memacu/menguatkan mereka untuk terus menghafal.
- Memberi penegasan bahwa dalam menghafal Alquran perlu bertahap dan tidak terburu-buru, jangan bebankan kepada anak untuk dapat segera menyelesaikan target hafalannya dalam waktu singkat dan terburu buru. Dalam membuat planning harus terukur dan masuk akal sesuai kemampuan anak, bukan ambisi orang tua maupun guru.
- Melancarkan surat atau ayat yang sudah anak hafal lebih utama daripada menambah hafalan baru, lantas melupakan hafalan yang lalu.
- Menyediakan fasilitas yang mendukung untuk menghafal anak, seperti belikan mushaf yang disukai anak misalnya ukuran mushaf sedang tidak berat, huruf jelas, terdapat warna tajwid, dan lain lain. Sediakan pula murottal Mp3, makanan bergizi yang dapat menguatkan daya ingatnya, ruang yang nyaman untuk digunakan anak dalam menghafal, sehingga tidak terganggu dengan suara berisik.
- Terakhir, jangan bosan untuk berdoa kepada Allah agar anak dapat membaca, menghafal dan mengamalkan Alquran dengan mudah dan mendapatkan ridho-Nya.
Antara gaya menghafal dan prinsip dalam mendidik anak untuk menghafal harus saling bersinergi supaya kualitas hafalan baik dari segi bacaan (tajwid) maupun kuantitasnya memberi hasil yang maksimal. Aminn
Sumber : Materi online kelas IRT PRO oleh Teh Dea Amalia Nugraha