Semua orang memiliki emosi dan bisa meluapkannya kapan saja dengan cara yang bervariasi. Termasuk orang dewasa yang bisa saja tanpa sadar melakukan kekerasan pada anak mereka, entah secara fisik atau verbal.
Bisa jadi saat kita kesal pada anak, kita mencubit mereka sedikit keras dan menampilkan wajah marah yang membuat anak merasa takut. Atau yang paling sering terjadi adalah ucapan-ucapan tidak enak yang keluar begitu saja saat orangtua marah.
Tapi tahukah kita kalau perilaku tersebut bisa dikategorikan sebagai perilaku abusif?
Perilaku abusif merupakan kekerasan dalam suatu hubungan. Dapat berbentuk fisik, emosional dan seksual. Jika perilaku tersebut dibiarkan, hal ini dapat berdampak buruk bagi korban.
Mari ketahui tanda-tanda adanya perilaku abusif yang tanpa sadar dilakukan orangtua terhadap anaknya berikut!
1. Mengontrol bukan mengarahkan
Orangtua sering mengarahkan anaknya untuk berbuat seperti ini dan itu, hal ini wajar apabila orangtua sedang mengajarkan norma atau sopan santun. Tapi jika hobi, minat dan kesukaan anak juga ikut diarahkan sesuai keinginan orangtua, hati-hati. Bisa jadi ini adalah perilaku mengontrol.
Contoh lain tindakan mengontrol yang lain dapat berupa tidak membiarkan anak pergi bersama teman, hingga terus-menerus menghubungi anak dengan alasan ingin mengetahui kabar.
Anak bisa menjadi agresif dan berbohong demi bisa mengeksplor diri dan melakukan hal yang ingin dia lakukan.
2. Tidak dapat mengontrol emosi
Marah memang hal yang wajar, tapi sebagai orang dewasa, kita harus bijak dalam mengelola emosi termasuk melepaskannya dengan cara yang benar.
Orangtua abusif mungkin tidak memukul atau mencubit anak saat marah, tapi bicara dengan nada dingin, keras dan tinggi juga bisa melukai perasaan anak. Termasuk melempar hinaan dan caci maki juga tergolong perilaku abusif.
Anak bisa menjadi rendah diri dan tidak disayang. Karena sekali saja orangtua menghina, maka anak bisa mengingatnya hingga dewasa kelak.
3. Dominan egois dan minim empati
Tindakan mengontrol yang dibarengi dengan sikap acuh terhadap perasaan anak juga termasuk perilaku abusif. Para orangtua abusif tidak memikirkan bagaimana dampak perilaku kasar atau ucapan mereka terhadap si anak.
Menyepelekan hal-hal kecil yang disukai atau sudah dilakukan oleh anak juga bisa melukai perasaannya. Apresiasi sangat jarang ditunjukkan oleh orangtua yang abusif.
Perilaku ini bisa jadi merupakan turunan dari generasi ke generasi, tapi sebenarnya sikap abusif ini bisa dihentikan sekarang juga. Para orangtua bisa memaafkan masa lalu, lalu menurunkan ego untuk menjadi lebih baik dalam mengendalikan diri.
Jika kita sudah tau betapa sakitnya diperlakukan demikian, tidak seharusnya kita malah membalas dendam pada anak kita yang tidak tahu menahu tentang hal itu bukan?
Perilaku kasar seperti tadi bisa membunuh karakter anak, dan bisa saja menghancurkan hidupnya di kemudian hari. Semoga bermanfaat!