Rendah diri termasuk sikap yang mestinya selalu kita jauhi. Sebab, sikap ini dapat menghambat kesuksesan kita. Rendah diri mirip (atau bahkan sama) dengan rasa minder yang kadang muncul dalam diri sebagian orang. Munculnya rasa rendah diri biasanya karena melihat sesuatu yang “lebih” dibandingkan apa yang kita miliki. Misalnya, ketika kita melihat orang lain yang lebih cakep, lebih kaya, lebih pintar, lebih sukses, dan kelebihan-kelebihan yang lainnya.
Wikipedia mencatat, rasa rendah diri adalah perasaan bahwa seseorang lebih rendah dibanding orang lain dalam satu atau lain hal. Perasaan demikian dapat muncul sebagai akibat sesuatu yang nyata atau hasil imajinasinya saja. Rasa rendah diri sering terjadi tanpa disadari dan bisa membuat orang yang merasakannya melakukan kompensasi yang berlebihan untuk mengimbanginya, berupa prestasi yang spektakuler, atau perilaku antisosial yang ekstrem, atau keduanya sekaligus.
Sebenarnya kita tak perlu merasa rendah diri ketika melihat kelebihan-kelebihan orang lain yang bersifat duniawi. Kita baru boleh merasa rendah diri ketika, misalnya, melihat amal ibadah yang kita kerjakan masih sedikit, sementara kita melihat orang-orang begitu mudah melakukan beragam amal kebajikan. Saat melihat kelebihan ibadah orang lain inilah yang mestinya dapat menjadi pemicu kita untuk melakukan amal kebaikan sebanyak-banyaknya.
Penting direnungi bersama bahwa rasa rendah diri ini bila berlarut-larut dapat menyebabkan dampak yang buruk bagi orang yang mengalaminya. Kita harus memahami bahwa rendah diri ini dilarang dalam ajaran agama.
Ada penjelasan menarik yang saya peroleh dari Dalamislam.com, bahwa Islam melarang umatnya bersikap rendah diri. Alasannya, karena rendah diri merupakan suatu gejala psikis yang sebagian besar dipengaruhi pola pikir, mengakibatkan seseorang tidak ingin bersosialisasi, tidak ingin berkompetisi secara sehat, ragu-ragu untuk mengambil keputusan dan bertindak, dan membuat seseorang melakukan kompensasi yang berlebihan dan dapat merugikan diri sendiri.
Lantas, kira-kira bagaimana cara menghadapi atau mengatasi rasa rendah diri yang kadang muncul secara tiba-tiba tersebut? Anna R. Vitria dalam buku Luka tapi Tidak Berdarah menguraikan delapan cara mengatasi rendah diri. Begini uraian ringkasnya:
1. Kenali diri
Bicaralah dengan orang terdekat agar kamu dapat mengenali diri kamu dengan baik. Proses ini menuntut kejujuranmu dalam melihat dan mengevaluasi diri.
Kamu memiliki banyak hal yang tersembunyi. Misalnya, kemampuan menggambar yang bisa diandalkan dalam lomba lukis. Ekspos kemampuanmu dan yakinlah bahwa kamu memiliki kemampuan untuk mencapai keberhasilan.
3. Atasi kelemahan
Jangan jadi orang yang tak mau mengakui kelemahan diri. Dengan mengetahui kelemahan diri maka akan membuatmu berusaha memperbaikinya. Jadilah seseorang yang baru, semangat baru, dan cita-cita yang baru.
4. Hadapi rasa takut
Kenyataan yang kamu alami haru kamu hadapi. Jangan membayangkan terlalu buruk sehingga membuatmu terpuruk. Lawan rasa takut, agar percaya dirimu tumbuh.
5. Jangan ingat kegagalan
Siapa pun pernah mengalami kegagalan. Lupakan kegagalanmu dengan melakukan perbaikan-perbaikan. Kegagalan adalah cara Tuhan agar kita mau belajar menjadi lebih baik dan kuat. Hindari melakukan kesalahan yang sama.
6. Lakukan apa yang seharusnya dilakukan
Perkataan tanpa perbuatan itu tak ada gunanya. Kamu tak boleh menyerah pada nasib karena kamu sebenarnya bisa memperbaiki keadaanmu.
7. Terima keterbatasanmu dengan lapang dada
Semua orang memiliki keterbatasan. Menerima keterbatasan, berarti mengetahui batas-batas kemampuanmu.
8. Cari hal yang benar-benar kamu kuasai
Jika bidang tertentu tak bisa kamu kuasai, cari bidang lain yang sesuai minat atau hobimu dan kuasailah. Tak perlu takut untuk terus mencoba.
Semoga kedelapan cara tersebut dapat membantu para pembaca yang saat ini sedang mengalami krisis rasa percaya diri. Semoga tulisan singkat dan sederhana ini bermanfaat.