Jepang mempunyai empat musim. Salah satunya adalah musim hujan yang disebut Tsuyu. Periode ini dimulai dari akhir Mei sampai pertengahan Juli. Meskipun di periode musim hujan ini tidak turun hujan, tapi cuaca terasa lebih lembab, langit selalu mendung dan angin bertiup kencang. Musim hujan di Jepang dimulai dari selatan, kemudian bergeser ke arah utara dan ini berlangsung selama satu bulan. Namun, Tsuyu tidak selalu merugikan lho. Ada banyak hal indah yang terjadi selama periode ini. Coba cek informasi yang dirangkum dari laman Guidable dan Livejapan berikut ini.
1. Pemandangan Indah Orang Memakai Payung
Musim hujan terjadi di setiap negara. Di musim-musim itu, langit mendatangkan air dan membuat bumi basah. Namun, Tsuyu dan musim hujan di negara lain tidak sama. Hujan yang turun pada periode ini berupa gerimis rintik-rintik disertai dengan angin kencang yang berlangsung selama berjam-jam sampai seharian penuh. Mau tak mau orang harus membawa payung ke mana-mana.
Di periode Tsuyu, pemandangan orang memakai payung menjadi gambaran yang menarik. Mereka tampak seragam dengan payung di tangan. Terlebih saat mereka memakai payung tembus pandang khas Jepang di tengah guyuran hujan rintik-rintik.
2. Waktunya Musim Hydrangea
Hydrangea atau bunga Hortensia adalah simbol musim hujan di Jepang. Bulan Mei-Juli adalah waktu terbaik untuk melihat bunga ini mekar. Bunga Hortensia punya beragam warna yang disebabkan karena perbedaan pH tanah tempat ia tumbuh. Itulah sebabnya, bunga-bunga ini menjadi tampak cantik. Bunga Hortensia umumnya tumbuh di kuil. Pengelola kuil biasanya mengenakan biaya masuk ke taman bunga ini
3. Ada Legenda Teru-Teru Bozu
Musim hujan tidak selalu buruk. Meskipun air yang turun dari langit menghambat mobilitas kita, tapi di Jepang ada keseruan yang bisa dilakukan selama mengisi waktu di rumah sambil menunggu hujan. Ngeteh atau ngopi sambil membaca buku tentu merupakan ide yang menarik. Tapi mengapa tidak membuat boneka Teru Teru Bozu? Secara harfiah kata Teru Teru Bozu diartikan sebagai biksu bersinar. Boneka ini biasanya digantung di ambang pintu atau jendela rumah Jepang. Menggantung boneka Teru Teru Bozu adalah hal umum selama periode Tsuyu. Konon boneka ini mampu mencegah hujan dan membawa hari yang cerah.
Nah, Teru Teru Bozu konon adalah biksu yang dipenggal kepalanya setelah ia gagal menghentikan hujan dengan nyanyiannya. Lalu, kepalanya dibungkus dengan kain putih dan digantung. Keesokan harinya hari cerah dan langit tampak sangat cantik. Meskipun legenda ini menakutkan tapi ini menjadi bagian dari budaya Tsuyu dimana anak-anak membuat kerajinan Teru Teru Bozu dan berharap hujan akan berhenti agar mereka dapat bermain.
Jadi musim hujan tidak selamanya buruk, bukan? Kebiasaan di periode Tsuyu di Jepang bisa kamu terapkan saat hujan turun tanpa henti. Dengan begitu kamu tidak akan terlalu mengutuk cuaca dingin dan hujan yang menghambat kegiatan.