4 Alasan Orang Merasa Ragu untuk Putus Cinta

Candra Kartiko | Mutami Matul Istiqomah
4 Alasan Orang Merasa Ragu untuk Putus Cinta
ilustrasi orang merasa ragu. (Pexels.com/cottonbro)

Putus cinta soal biasa

Sedihnya jangan lama-lama

Nanti kau bisa mati rasa

Tegarkan hatimu dan melangkahlah 

(Jangan bersedih/Tiffani Kenanga) 

Sepenggal lirik lagu dari Tiffani Kenanga menggambarkan bahwa putus cinta adalah hal biasa yang tidak perlu dibuat sedih berlama-lama. Sayangnya, dalam kehidupan sehari-hari memang tidak mudah untuk menerapkan lirik lagu tersebut. 

Sebelum memutuskan hubungan dengan kekasih tercinta, seringkali kita juga dilanda dengan sebuah rasa bimbang dan ragu. Sisi baik dan buruk seolah bertarung. Siapakah yang memang? Hanya dirimu yang tahu. 

Beberapa hal di bawah ini merupakan penyebab kamu merasa bimbang dan ragu sebelum putus dengan kekasih. 

1. Ingat perjuangan berjalannya hubungan asmara 

Seringkali bayangan berjalannya hubungan asmara menjadi momen yang cukup menyakitkan ketika ada niat untuk mengakhiri hubungan tersebut. Bagaimana sulitnya masa-masa pendekatan, indahnya kebersamaan, usaha mendekatkan dengan masing-masing orang tua, bukankah masih tergambar dengan jelas? 

Ketika mengingat seluruh tahap sampai akhirnya sampai seperti yang sekarang ini, tentu membutuhkan proses panjang yang harus dilalui. Itulah yang memberatkan hati ketika ingin berpisah dengan kekasih. Merasa sayang dengan segala perjuangan yang sudah dilakukan. 

2. Terlalu sayang

Apakah kamu memberatkan dua sisi? Sisi dia sebagai seorang yang baik dengan sisi dia sebagai orang yang kamu benci? Kamu begitu menyayanginya dalam sisi yang baik. Tapi kamu tidak bisa menerima sisi buruk yang ada dalam dirinya. Bimbang, bukan? 

Tapi, mencintai adalah perihal menerima secara keseluruhan. Ketika kamu merasa tidak bisa menerima satu sisi dari seorang manusia, maka jangan pernah memaksa. Mungkin berpisah adalah jalan terbaik agar kamu bisa bersama dengan orang yang jauh lebih baik. Bukan orang yang sempurna, namun orang yang sisi buruknya bisa kamu terima. 

Terlalu sayang pada dirinya dalam sisi yang baik akan terus membuatmu kesulitan. Jadi, akan lebih baik jika kamu bisa tegas dengan dirimu sendiri. 

3. Tidak siap untuk kesepian 

Setelah kamu putus cinta dengan seseorang, maka akan sangat wajar jika kamu merasa kesepian. Tentu saja akan ada ruang yang sebelumnya penuh dengan warna, menjadi hampa. Kalau berpikir mengenai kesiapan, tentu tidak ada yang siap dengan hal itu. Tapi, untuk apa mengulur waktu untuk hal yang akan berakhir sama? 

Cepat ataupun lambat, bukankah keputusanmu sudah berada di ujung tanduk? Rasa sakit dan kecewa, akan selalu menjadi bayangan penghambat bagimu untuk merasa bahagia. Maka dari itu, lepaskan dan ikhlaskan semuanya demi kebaikan.

Kamu harus memahami bahwa masih banyak orang yang peduli. Mulai dari keluarga sampai sahabat terdekat, akan selalu ada menjadi orang yang merangkulmu meskipun tidak pernah kamu lihat. 

4. Enggan menjadi jomblo 

Apakah kamu pernah merasa enggan menjadi jomblo? Biasanya hal itu karena kamu akan menjadi bahan ceng-cengan teman tongkrongan. Atau menjadi di rendahkan di media sosial. Kalau mau terus mengurusi omongan orang, kamu tidak akan bisa untuk memutuskan keyakinan dirimu sendiri. Kamu akan rugi. 

Ketika kamu memang sudah merasa tidak bisa memperbaiki sebuah hubungan, maka apapun keputusannya ada sepenuhnya di tanganmu sendiri. 

Menjadi jomblo mungkin memang tidak menyenangkan bagi sebagian orang. Tapi banyak pula kok yang justru bisa lebih sayang dengan diri sendiri, memaksimalkan potensi, dan lebih dekat kepada keluarga karena status jomblo tersebut. Jadi, bagaimana denganmu? 

Itu dia 4 hal yang membuat orang merasa ragu untuk putus cinta. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak