Belakangan istilah healing kerap digunakan. Banyak yang mengartikannya sebagai jalan-jalan atau liburan. Padahal keduanya berbeda, lho, guys. Jalan-jalan lebih ke arah refreshing atau menyegarkan kembali tubuh yang penat setelah lama berkutat dalam rutinitas, sementara healing adalah penyembuhan yang dilakukan seseorang setelah mengalami peristiwa kurang menyenangkan atau menimbulkan luka emosional. Meski dalam praktiknya menyembuhkan luka batin bisa dilakukan sambil jalan-jalan, tetapi akan percuma jika saat melakukannya kamu tidak menyelam ke dalam diri dan justru berusaha melupakan masalah.
Menyembuhkan luka batin sebenarnya bisa dilakukan di mana saja. Tidak perlu harus ke tempat wisata eksotik. Cukup sediakan waktu untuk duduk bersama dirimu dan cerna semua emosi yang kamu rasakan.
Bagaimana cara merawat luka batin agar tidak berlarut-larut? Simak artikel ini sampai habis, ya.
1. Arahkan fokus ke dalam diri, tak perlu melihat keluar dulu
Istirahatkan dirimu dari media sosial. Tak perlu mengecek apa yang terjadi di kehidupan teman-temanmu yang kemudian memancing diri melakukan perbandingan. Tidak apa-apa menepi dan meluapkan semua beban emosi yang terpendam. Akui dirimu memang sedang terluka. Rasanya pasti sangat buruk. Kamu mungkin punya sejuta keluhan, tak apa, biarkan semuanya keluar. Jangan memendamnya! Untuk menyembuhkan luka, pertama-tama kamu perlu menyadari bahwa kamu terluka dengan cara merasakannya. Mengalirkan keluar membuat luka emosional lebih cepat sembuh daripada memendamnya dan berbohong kalau kamu baik-baik saja.
2. Tuliskan isi hatimu di jurnal
Jika cukup beruntung memiliki orang yang bisa kamu percaya untuk menampung keluh-kesah tanpa menghakimi, luapkan isi hatimu padanya. Jika tidak, jangan berkecil hati. Manfaatkan jurnal untuk belajar lebih memahami diri. Seringnya, kita tak sepenuhnya terbuka jika bercerita pada orang lain, sedekat apa pun hubungan yang terjalin. Ketakutan dihakimi sering jadi alasannya. Selain itu, kita tetap memerlukan self reflection untuk bisa belajar dari kesalahan. Jadi usahakan tetap melakukan dialog dengan diri sendiri melalui tulisan.
3. Ekspresikan perasaanmu melalui karya atau hobi
Cara merawat luka batin sebenarnya tidak jauh dari kebiasaan diri sendiri. Punya hobi masak, melukis, atau menulis? Atau sudah lama ingin menekuni sesuatu tetapi tak juga menyediakan waktu? Ketika sedang jatuh, kamu akan cenderung lebih melambat dan memberi diri perhatian lebih. Gunakan kesempatan ini untuk mengembangkan diri. Energimu akan lebih positif saat melakukan hal-hal yang kamu sukai. Berekspresilah.
4. Jangan berlari dari lukamu sendiri
Ketika menolak memproses pikiran dan emosi sendiri, seseorang sebenarnya sedang menumpuk racun dalam diri. Perilaku ini mungkin tak terlihat dampaknya dalam jangka pendek, tetapi akan sangat merugikan di kemudian hari. Luka yang tidak dicerna perlahan akan masuk menjadi kepribadian dan lama-lama akan mengubah diri aslimu menjadi beracun. Mungkin maksudmu agar luka yang sama tidak terulang kembali, tetapi dalam praktiknya sebenarnya kamu digerakkan rasa takut dalam diri yang tidak kamu sembuhkan. Akibatnya, kamu akan merasa terjebak. Cerna dan belajar dari pengalaman agar lukanya tidak kamu bawa-bawa seumur hidup.
5. Terimalah pengalaman sebagai bagian dari perjalanan hidup yang membantumu bertumbuh
Hadapi yang kamu rasakan dan bersabarlah. Sembuh membutuhkan waktu. Biarkan dirimu menyerap semua pelajaran yang bisa diambil dari pengalamanmu dan bertumbuhlah jadi lebih dewasa. Self love adalah obat untuk banyak luka batin. Karena itu, jangan dengarkan kata-kata buruk yang menggema di kepalamu. Masuk ke hatimu. Maafkan dirimu dan orang lain sepenuhnya. Tinggalkan penilaian benar dan salah. Terima segala sesuatu seperti apa adanya. Ikhlaslah.
Perjalanan merawat luka batin mungkin tak mudah, tetapi jangan mudah menyerah. Lakukan demi kebahagiaan dirimu sendiri.