Kapan terakhir kali kita memikirkan hal selain diri kita sendiri? Memikirkan sesuatu yang benar-benar tidak ada hubungannya dengan diri kita. Hati-hati, memikirkan diri sendiri memang perlu, dan itu wajar.
Namun, menjadi sudah tidak wajar jika kita terus menerus memikirkan diri kita sendiri tanpa peduli dengan orang lain. Alih-alih merasa bahwa itu adalah bentuk self-love, bisa jadi itu adalah self-centered.
Menyadur dari sebuah buku yang berjudul 'Better Me' karya Anna Sivia, self-centered merupakan bentuk cinta yang hanya untuk dirinya sendiri. Pada kasus self-centered, ia hanya akan berfokus pada dirinya sendiri dan mengabaikan segala sesuatu di luar hal itu.
Self-centered sendiri juga merupakan aksi yang cenderung ingin menguntungkan dan memberikan kebaikan kepada dirinya sendiri. Seorang yang memiliki self-centered di dalam dirinya, cenderung akan sangat memprioritaskan dirinya sendiri tanpa terkecuali.
Self-centered merupakan sifat yang berbahaya
Dalam buku Better Me, dijelaskan bahwa orang yang memiliki self-centered dalam dirinya, akan merasa bahwa segala sesuatu yang ada di pikirannya akan selalu dipikirkannya dan menganggapnya benar.
Dengan pemikirannya yang seperti itu, menunjukkan bahwa ia hanya memikirkan tentang dirinya sendiri dan mengabaikan pendapat orang lain yang mungkin saja benar. Kecenderungan tersebut, juga akan membuatnya merasa bahwa semua orang berpikir hal yang sama dengannya.
Sederhananya, jika ia tidak menyukai suatu hal, maka ia cenderung berpikir bahwa pasangannya pun juga tidak menyukai hal tersebut. Padahal, belum tentu pasangannya memikirkan hal yang sama.
Self-centered dapat merugikan dirinya sendiri
Biasanya, si self-centered ini akan merasa bahwa dirinya adalah yang paling harus dibahagiakan atau diuntungkan. Seolah-olah semua orang selalu memikirkannya dan mau memprioritaskannya. Seolah-olah, ia pemeran utama di seluruh alam semesta ini.
Self-centered juga membuat seseorang selalu ingin mendapatkan yang terbaik dalam setiap hal. Seolah ia lupa bahwa kita manusia, adalah makhluk sosial yang pasti membutuhkan orang lain.
Meskipun demikian, orang dengan kepribadian self-centered justru merasa nyaman dengan sikapnya dan merasa benar dengan pemikiran "aku adalah aku yang menentukan". Padahal, kepribadian self-centered tersebut sangatlah merugikan dirinya sendiri.
Sebagai manusia, terkadang kita lupa untuk lebih peka terhadap hal-hal lain di sekitar kita. Dunia ini bukan hanya tentang "aku". Berdamailah dengan kenyataan bahwa kita tidak akan selalu benar. Terima keadaan, bahwa kita tidak akan selalu sama.