Dear Gen Z, Hindari 5 Perilaku Ini saat Memasuki Dunia Kerja

Hayuning Ratri Hapsari | Aditya Prayogi
Dear Gen Z, Hindari 5 Perilaku Ini saat Memasuki Dunia Kerja
Ilustrasi kerja. (Pexels/ANTONI SHKRABA)

Generasi Z biasa disebut sebagai generasi yang lahir di rentang tahun 1995 hingga 2010 di mana generasi ini hidup berdampingan dengan teknologi digital. Di dunia kerja, generasi Z erat dikaitkan dengan generasi kreatif dan terbuka dengan hal apapun, karena sejatinya segenap informasi baru sangat mudah untuk didapatkan. 

Namun, terdapat sisi buruk yang biasa hinggap pada generasi Z ini seperti mudah mengalami demotivasi saat bekerja hingga kerap dianggap sebagai generasi "manja" oleh banyak orang, yang tentu akan merugikan perusahaan. Bagi kamu yang hidup di generasi ini, kamu perlu nih menghindari 5 perilaku berikut saat memasuki dunia kerja. Apa saja? Yuk, simak!

1. Terlalu bergantung dengan orang lain

ilustrasi berpikir (pexels/Andrea Piacquadio)
Ilustrasi berpikir (Pexels/Andrea Piacquadio)

Setiap menghadapi berbagai kesulitan dan rintangan dalam bekerja, kamu boleh-boleh saja meminta bantuan orang lain untuk memudahkan pekerjaanmu.

Namun, terlalu nyaman membiasakan diri bergantung dengan yang lain tanpa mengusahakan dan mencari tahu segalanya terlebih dahulu, lebih-lebih di era serba digital ini sudah tersedia sejumlah informasi yang dibutuhkan.

Maka, kamu akan mengalami penggerusan kepekaan diri untuk berkembang menjadi insan yang lebih baik. Alhasil, kamu menjadi sosok yang tidak mandiri, memiliki rasa percaya diri yang rendah, dan mudah menyalahkan diri sendiri. 

Kamu diharapkan dapat mengurangi perilaku ini bila sudah terjun di dunia kerja, karena bukan tak mungkin akan berdampak buruk bagi kelangsungan karier dan kesehatan mentalmu.

BACA JUGA: 3 Alasan Mengapa Kamu Tidak Boleh Terlalu Bergantung kepada Orang Lain

2. Manja

ilustrasi kerja (pixabay/Startupstockphoto)
Ilustrasi kerja (Pixabay/Startupstockphoto)

Banyak orang menganggap bahwa generasi z merupakan generasi manja, dimana teknologi digital tumbuh dengan cepat beriringan dengan generasi satu ini sehingga adanya keinginan untuk mendapatkan apapun serba instan, termasuk kesuksesan.

Hal ini juga diperkuat dengan istilah quarter life crisis yang biasa menimpa usia 15-30 tahun. Perilaku ini sebaiknya dihindari karena dapat menumbuhkan sikap tidak mau diatur, sensitif, dan menjadi sosok yang tidak mandiri.

Tak jarang juga, banyak perusahaan mengira bahwa gen z memiliki tingkat loyalitas yang rendah hingga kerap dikaitkan dengan kutu loncat atau suka berpindah-pindah pekerjaan dalam waktu yang singkat.

3. Beretika buruk

ilustrasi marah (pexels/RODNAE Productions)
Ilustrasi marah (Pexels/RODNAE Productions)

Saat hendak memasuki dunia kerja, etika adalah hal pertama yang akan dilihat terlebih dahulu. Tentu tiap individu perlu menerapkan etika yang baik agar mendapatkan kesan pertama yang baik pula.

Sebaliknya, bila kamu condong memberikan kesan yang buruk, katakanlah, suka membiasakan diri terlambat masuk perkuliahan atau keengganan melakukan sesuatu karena sering bilang tak bisa, tandas akan membuat perilaku tersebut terpatri pada dirimu saat hendak memasuki dunia kerja.

Dengan datang terlambat saja saat wawancara kerja, kamu sudah pasti dicap sebagai kandidat yang kurang profesional.  

Oleh sebab itu, kamu perlu berlatih memberikan kesan pertama yang baik agar dirimu memiliki peluang yang lebih besar dalam mencapai karier yang diinginkan.

BACA JUGA: 5 Kebiasaan Buruk yang Membuat Mahasiswa Malas Kuliah, Bikin Telat Lulus!

4. Mudah tersinggung

ilustrasi marah (pexels/Yan Krukov)
Ilustrasi marah (Pexels/Yan Krukov)

Baik disadari atau tidak, kebanyakan para generasi z menjadikan isu mental health sebagai alasan mereka memilih untuk resign daripada terus-menerus menghadapi lingkungan kerja yang toksik atau beban kerja yang banyak, mungkin dengan alasan sering dimarahi adalah pemicu utamanya.

Tetapi, jangan biarkan hal-hal sepele atau perasaan negatif membuatmu mengambil keputusan dengan cepat, karena bisa saja kesalahan atau masalah yang tengah merundung berpusat pada dirimu sendiri.

Oleh sebab itu, kamu perlu memahami karakter orang di sekitarmu sehingga dapat ditemukan alasan mereka bersikap demikian.

Kamu juga perlu memahami dengan baik situasi dan kondisi yang tengah kamu alami, karena tak semua lontaran kata dari seseorang perlu diambil hati.

5. Fixed mindset

ilustrasi berpikir (pexels/Andrea Piacquadio)
Ilustrasi berpikir (Pexels/Andrea Piacquadio)

Fixed mindset adalah alasan berikutnya yang mutlak kamu hindari. Pasalnya, fixed mindset atau pola pikir tetap akan membuat pemikirnya bersikap mudah menyerah menghadapi segala tantangan hidup, berkecil hati saat mengalami kegagalan, dan selalu menyalahkan diri sendiri serta orang lain. 

BACA JUGA: 4 Ciri Fixed Mindset, Apakah Kamu Termasuk?

Pekerja dengan pola pikir tetap ini biasanya akan merasa bahwa seseorang yang lebih baik dari dirinya disebabkan karena adanya privilege dan bakat tertentu yang dimiliki.

Sebaliknya, pekerja berpola pikir berkembang atau growth mindset condong menganggap segala hal dapat ditempa melalui pengalaman dan kerja keras. 

Itulah tadi 5 perilaku yang perlu kamu hindari saat memasuki dunia kerja. Setelah mengetahui hal tersebut, kamu perlu banget nih mencatatnya supaya kamu lebih dapat mengantisipasinya dengan baik.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak