Di zaman yang serba mengandalkan sosial media untuk berhubungan dengan orang-orang dengan mudah. Berbagai platform telah tersedia untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Seperti Instagram, Twitter, dan juga TikTok. Berbagai hal bisa dijadikan konten menarik bagi penggunanya. Seperti berbagi resep makanan, life hack, parenting tips, rekomendasi kuliner, hingga masalah hidup juga bisa dijadikan konten.
Sebagai pengguna sosial media tentu saja sudah tidak asing dengan orang-orang yang melakukan curhat masalah hidupnya juga. Bahkan muncul istilah oversharing yang merujuk pada orang-orang yang terlalu membagikan masalah pribadi mereka di sosial media. Melansir dari halodoc, Selasa (21/2/2023) oversharing adalah terlalu banyak berbagi kehidupan pribadi di laman media sosial baik itu untuk memamerkan aktivitas harian, atau sekadar iseng. Tentu saja, ini bukan hal yang baik, karena oversharing juga menjadi salah satu tanda kecanduan media sosial.
Apa Penyebab Orang-Orang Melakukan Oversharing?
Melansir dari Klee.id, Selasa (21/2/2023) Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan orang-orang membagikan masalah pribadinya ke sosial media. Yang pertama adalah karena mereka butuh dukungan dan ingin merasa terkoneksi dengan orang lainnya. Yang kedua adalah bahwa orang tersebut membutuhkan validasi dari orang lain mengenai dirinya Beberapa alasan lain orang melakukan oversharing di sosial media adalah karena ia membutuhkan hubungan emosional dengan orang lain, baik dikenal maupun tidak dikenal.
Perhatikan Hal Ini Agar Tidak Oversharing
Sebenarnya, sharing di sosial media boleh saja, asal tidak oversharing. Berbagi sewajarnya dapat membantu kita tekoneksi dengan teman-teman kita. Jika kalian ingin membuat unggahan coba lakukan berikut:
- Kita perlu mengetahui batasan etis dan tidak etis mengenai hal yang dibagikan. Karena sekali kita berbagi maka akan menjadi jejak digital yang bisa menjadi boomerang suatu saat nanti.
- Sebelum posting atau sharing, kita perlu memberi jeda pada emosi kita untuk mempertimbangkan apakah perlu hal itu di share atau tidak.
- Pikirkan tujuan kalian membagikan unggahan kalian, apakah ingin pamer? Dikenal orang? Atau sekedar berbagi informasi?
- Pilah informasi yang kalian bagikan beserta dampaknya. Apakah berbagi masalah pribadi di sosial media akan membantu? Atau justru memperburuk keadaan dan masalah kalian?
Menurut seorang psikolog, Naomi Ernawati, ketika berbagi secara online, seseorang akan merasakan peningkatan emosi, baik positif maupun negatif, yang membuat ia mudah berbagi cerita, foto, video sehingga orang lebih mudah menangkap emosi kita. Sebenarnya berbagi dengan sewajarnya juga bisa jadi cara untuk merepresentasikan image yang ingin kita tunjukkan. Hal ini cukup wajar karena biasanya ada orang yang memberikan dukungan dan komentar positif ketika orang lain bercerita mengenai masalah mereka di media sosial. Selain itu, bercerita di media sosial juga berpengaruh dalam membuat kita tidak lagi merasa sendiri dengan mengumpulkan orang-orang yang memiliki pengalaman serupa.
BACA JUGA: Amanda Manopo Dicibir Terlalu Montok, Bela Netizen: Memang Pembawaannya Gitu
Dampak Positif Curhat di Sosial Media
Sebenarnya menceritakan masalah di media sosial dapat dikategorikan sebagai bentuk coping stress. Hal ini agar bisa menyalurkan emosinya, atau bisa juga mencari perhatian yang tidak didapatkan di dunia nyata. Selain itu sharing masalah di media sosial dapat meningkatkan self esteem, sehingga seseorang merasa berharga.
Dampak Negatif dari Curhat di Sosial Media
Bisa mendapatkan labeling negatif dari orang sekitar, seperti tukang pamer atau disebut cari perhatian. Lalu masalah pribadi kalian akan menjadi masalah publik dan dikomentari banyak orang. Nah, jika seseorang tidak memahami ini dan bukannya mendapat dukungan justru malah mendapatkan komentar negatif tentu saja akan merugikan diri sendiri.
Jadi pikirkan matang-matang ya sebelum berbagi di sosial media!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.