4 Cara Baik Menyikapi Toxic Parenting, Pilih Komunikasi yang Tepat

Ayu Nabila | Ridho Hardisk
4 Cara Baik Menyikapi Toxic Parenting, Pilih Komunikasi yang Tepat
Ilustrasi menggambarkan orangtua yang terlihat membatasi cara anaknya menggunakan gadget. (pexels.com/Karolina Grabowska)

orang tua memang harus dihormati dan disayangi karena mereka yang telah melahirkan kita ke dunia. Setiap orang tua juga memiliki metode tersendiri dalam mendidik anaknya. Maka kita sebagai anak harus menghargai metode yang digunakan oleh orang tua kita sendiri. Namun, hal yang harus kita pahami adalah orang tua juga manusia sama seperti kita yang artinya pasti pernah dan mungkin akan melakukan kesalahan ke depannya. Tidak semua yang dipikirkan oleh orang tua itu benar semuanya.

Pada pembahasan kali ini, saya akan membagikan ilmu yang merupakan hasil pengalaman saya sendiri dalam menghadapi orang tua yang bisa dikatakan menerapkan toxic parentingMaksudnya adalah cara pengasuhan anak yang kurang tepat meski tujuannya baik. Maka, cara menyikapinya sebagai anak harus baik juga. Mari simak pembahasannya.

1. Bersikap tegas ketika orang tua mulai membandingkan dengan orang lain

Ilustrasi membandingkan anak dengan orang lain. (pexels.com/Nicola Barts)
Ilustrasi membandingkan anak dengan orang lain. (pexels.com/Nicola Barts)

Ketika orang tua sudah melihat pencapaian atau suatu hal yang pantas dinilai bagus dari anak orang lain, maka kamu harus bersiap jika orang tuamu akan membandingkanmu dengan anak orang lain. Cara menyikapi dengan baiknya adalah memilih komunikasi yang bisa menegaskan bahwa kamu punya batasan tersendiri dari perbedaan mengenai karakter orang lain.

Mungkin anak orang lain bisa melakukan itu karena sudah memilih jalan itu dan dia berkomitmen atas itu sehingga bisa mencapai goals. Jadi, kamu harus bisa menjelaskan bahwa kamu memiliki jalan sendiri untuk meningkatkan kualitas dirimu. Perlu diperhatikan juga penyampaian intonasi suaramu harus tenang dan tidak cepat agar terkesan berkepala dingin.

2. Mencari momen luang yang tepat untuk menyampaikan pemikiran pribadi

Ilustrasi berbicara dengan orangtua. (pexels.com/Julia M Cameron)
Ilustrasi berbicara dengan orangtua. (pexels.com/Julia M Cameron)

Selanjutnya adalah mengatur timing pas untuk membicarakan masalah dengan orang tua. Jika kamu dan orang tuamu sudah memiliki kesibukan masing-masing seperti kedua orang tuamu kerja dari pagi sampai malam dan kamu juga sibuk kuliah dan aktivitas lainnya di kampus, maka dari kamu sendiri yang harus mencari waktu luang yang di mana orang tuamu sedang santai. Berkomunikasi di saat waktu yang tepat memiliki potensi yang besar orang tua akan lebih memahami keinginanmu.

BACA JUGA: 5 Tips Luwes Berbicara di Depan Umum, Buat Persiapan dan Kenali Audiens!

3. Memahami keinginan orang tua agar mereka bisa memahami keinginan kita juga

Ilustrasi memahami keinginan orangtua. (pexels.com/Zen Chung)
Ilustrasi memahami keinginan orangtua. (pexels.com/Zen Chung)

Bagi kamu yang kesulitan mendapat sesuatu dari orang tua, maka kamu harus melakukan untuk orang tua terlebih dahulu. Maksudnya adalah melaksanakan kewajiban dahulu, baru meminta hak. Kamu harus proaktif menanyakan seperti apa orang tua ingin perubahan atau peningkatan dari dirimu.

Selama kamu tahu itu masih masuk akal dan bisa menyesuaikan dengan jati dirimu, maka kamu harus melakukan terlebih dahulu. Setelah itu, kamu bisa mencoba dengan sopan untuk meminta orang tua agar memenuhi permintaanmu. Jika masih ditolak, kamu harus sabar dan cari momen lain untuk memintannya.

4. Cari hobi yang bisa membuka keterampilan baru

Ilustrasi menekuni hobi. (pexels.com/cottonbro studio)
Ilustrasi menekuni hobi. (pexels.com/cottonbro studio)

Cara yang satu ini lebih halus karena membuktikan bahwa kamu tidak banyak bicara dan meminta banyak hal. Kamu menyibukkan diri untuk mencari hobi yang baru untuk membuka potensimu yang baru. Kamu juga harus bisa fokus mengasah keterampilan itu supaya hobimu bisa membuat orang tuamu bangga. Biasanya, orang tua akan berpikir untuk mendukung hobi anaknya yang mana hobinya itu punya prospek yang jelas ke depannya.

Meskipun mereka melakukan toxic parentingtapi sebenarnya tujuan orang tua itu demi masa depan dan kebahagiaan anaknya. Hanya saja orang tua masih perlu banyak belajar ilmu parenting agar bisa lebih lembut dan tepat sasaran menyesuaikan karakternya. kita sebagai anak harus bisa bersikap dewasa dalam memahami hal itu. Semoga bermanfaat.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak