Mengupas 6 Penyebab Bullying di Kalangan Anak dan Remaja, Berbahaya!

Candra Kartiko | Wahyu Astungkara
Mengupas 6 Penyebab Bullying di Kalangan Anak dan Remaja, Berbahaya!
Ilustrasi peet group (Freepik/rawpixel.com)

Bullying, atau intimidasi, merupakan permasalahan sosial yang serius di kalangan anak dan remaja. Tindakan ini dapat memberikan dampak negatif jangka panjang terhadap kesejahteraan mental dan emosional korban. Untuk memahami fenomena ini, perlu dilakukan identifikasi penyebab yang melatarbelakangi perilaku bullying.

Simak ulasannya berdasarkan sumber United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). School Violence and Bullying: Global Status Report. Serta tulisan dari S. Hinduja & J.W Patchin. Bullying di Luar Lingkungan Sekolah: Mencegah dan Menanggapi Cyberbullying.

BACA JUGA: 4 Zodiak yang Cenderung Pelupa dan Tidak Teratur, Gemini Terdepan!

Ketidaksetaraan

Perbedaan fisik, suku, agama, atau orientasi seksual kerap menjadi penyebab utama bullying. Anak dan remaja yang berbeda dari mayoritas sering kali menjadi sasaran intimidasi dan ejekan. Minimnya literasi pendidikan toleransi terhadap perbedaan dan kurangnya pemahaman tentang keberagaman justru memperkuat tindakan bullying.

Rendahnya kepercayaan diri

Seseorang dengan tingkat kepercayaan diri yang rendah disinyalir menjadi lebih rentan terhadap bullying. Ketidakpastian diri dapat menarik perhatian si penindas yang melihat kesempatan untuk mendominasi dan merendahkan orang-orang yang merasa dirinya tidak berdaya.

BACA JUGA: 5 Tips Menghilangkan Rasa Malas, Biar Gak Mageran!

Tidak mampu mengelola kerentanan konflik 

Anak dan remaja yang tidak memiliki keterampilan efektif ketika mengelola konflik, sering kali terlibat dalam situasi yang berisiko menimbulkan bullying. Ketidaktahuan tentang cara menyelesaikan konflik dengan cara yang baik dan konstruktif juga menyebabkan perilaku intimidatif sekaligus merendahkan.

Terpengaruh lingkungan sosial

Lingkungan sosial yang penuh dengan toksik atau merugikan, baik di sekolah, keluarga, maupun media sosial, juga dinilai akan memperkuat perilaku bullying. Anak dan remaja yang tumbuh dalam budaya yang mendukung intimidasi atau memiliki figur yang mempraktikkan perilaku kekerasan cenderung meniru pola tersebut.

Pengawasan belum intensif 

Kurangnya peran orang dewasa untuk mengawasi dan mengintervensi perilaku bullying menjadi faktor penyebab lainnya. Ketiadaan pengawasan yang memadai memungkinkan para pelaku bullying untuk terus melakukan perilaku mereka tanpa adanya konsekuensi tegas yang membuat jera.

BACA JUGA: 3 Cara Menghindari Perilaku Humblebrag agar Kamu Tidak Dibenci Orang Lain

Dampak teknologi

Perkembangan teknologi telah memperluas medan perang bullying ke dunia maya. Anonimitas dan kebebasan di media sosial memungkinkan para pelaku bullying untuk menyebarkan pesan beracun dan melakukan penghinaan pada orang lain. Media sosial juga cenderung menempatkan korban bullying pada posisi yang memungkinkan terekspos lebih luas.

Bullying di kalangan anak dan remaja merupakan permasalahan yang rumit dan membutuhkan perhatian serius dari masyarakat. Mengidentifikasi penyebab bullying adalah langkah penting untuk mengatasi dan mencegahnya. Oleh karena itu, untuk merespons fenomena ini, penting bagi kita untuk menunjukkan kepedulian, membangun kesadaran, dan mengambil tindakan konkret.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak