Istri mengurus rumah, suami yang bekerja keras membanting tulang. Anggapan itu sudah melekat di masyarakat bahwa tolak ukur kodrat perempuan dan lelaki adalah demikian. Hingga ketika seorang kepala rumah tangga ikut mengurus anak dan rumah sementara istri turut mencari nafkah, malah akan dianggap seperti aib keluarga.
Padahal tak selalu demikian. Ada banyak hal positif yang bisa didapatkan jika seorang istri dan suami saling suportif untuk bertukar peran dan tetap mengikuti persetujuan serta kompromi yang telah disepakati tanpa membuat salah satunya merasa direndahkan.
Dikutip dari laman Instagram @parentalk.id, terkait topik ini memang masih ada perdebatan, juga adanya pro dan kontra. Tapi, suasana rumah dengan bergantian peran, tidak selalu buruk, kok. Ini beberapa hal baik yang bisa didapatkan!
1. Ibu Tetap Bisa Berkarier
Selama ini budaya patriarki memaksa perempuan untuk hanya tetap berada di rumah tanpa bisa mengembangkan karier. Seolah-olah, memutuskan untuk berumah tangga maka artinya karier terbunuh dan harus dikorbankan.
Tapi semua itu bisa diatasi jika ayah sukarela berperan sebagai bapak rumah tangga dan ibu tetap mengejar kariernya. Apalagi jika karier ibu bisa dikerjakan di rumah dan begitu pula dengan ayah. Alih-alih sibuk sendiri, ibu dan ayah malah akan saling melengkapi.
2. Punya Waktu untuk Me Time
Meski sudah berumah tangga, bukan berarti tidak punya waktu untuk memanjakan diri sendiri. Tak semua keadaan mendukung waktu me time masing-masing antara ibu dan ayah.
Tapi jika keduanya ada di dalam satu atap rumah yang sama di setiap waktunya, ibu dan ayah bisa membahasnya.
Masing-masing tetap bisa menjalani hobi dan waktu bersantai tanpa khawatir anak-anak tak ada yang mengurus, karena keduanya saling mengerti dengan memberikan ruang kepada pasangan.
3. Ekonomi Stabil
Hal ini memang perlu kesepakatan bersama karena permasalahan ekonomi cukup krusial. Meski hanya berdiam di rumah, namun ayah tetap bisa berpenghasilan. Entah itu freelance atau memang WFH. Setidaknya, ada passive income.
Ibu dan ayah juga bisa berkompromi serta diskusi bagaimana pembagian keuangan di rumah dari akumulasi gaji masing-masing.
4. Peran Ayah Lebih Dekat dengan Anak
Jika selama ini lebih sering berada di kantor dan minim interaksi dengan anak, kini hubungan antara ayah dan anak bisa dibenahi.
Ketika bermain bersama, anak merasa lebih aman karena ada ayah yang mendampingi. Apalagi peran ayah memang sangat dibutuhkan dan perlu dilibatkan untuk tumbuh kembang anak.
5. Suasana Rumah Makin Harmonis
Ibu dan ayah semakin sering bertemu dan mengobrol banyak. Jika sebelumnya sulit karena punya kesibukan masing-masing, kini semua bisa dikerjakan dengan berdua.
Mengurus anak, merapikan rumah, berkebun, semua tugas itu bisa dibagi dua dan beban rumah akan terasa ringan.
Bahkan untuk pergi jalan-jalan pun tak perlu menunggu jadwal yang lama karena harus menunggu jadwal libur ayah. Kini menonton film bersama juga bisa dilakukan setiap malam.
Semua hal di atas tentunya perlu kompromi dan rencana yang matang antara ibu dan ayah. Lebih baik lagi jika telah dibahas sebelum menikah, sehingga perekonomian rumah tangga terhindar dari permasalahan yang berat.