7 Konsep Jepang yang akan Mengubah Hidupmu Jadi Lebih Bermakna

Candra Kartiko | Anggia Khofifah P
7 Konsep Jepang yang akan Mengubah Hidupmu Jadi Lebih Bermakna
Ilustrasi Jepang (Freepik.com)

Jepang tidak hanya dikenal karena inovasinya dalam teknologi dan keindahan budaya serta tradisinya, tetapi juga memiliki konsep hidup yang kaya makna. Mulai dari konsep Ikigai, yang dikenal banyak orang sebagai alasan untuk hidup, hingga Shu-ha-ri yang merupakan konsep hidup Jepang tentang pengetahuan keterampilan dalam hidup.

Berikut adalah 7 konsep hidup orang Jepang yang berpotensi meningkatkan kualitas kehidupan!

1. Ikigai

Konsep Ikigai (Freepik.com)
Konsep Ikigai (Freepik.com)

Ada banyak filosofi yang dapat membantu kita menemukan makna dan tujuan hidup, dan Ikigai menjadi salah satu filosofi yang cukup berdampak pada perubahan dalam hidup manusia. Mengutip dari Psychology Today, hampir 60% orang yang menerapkan konsep Ikigai, sebagian besar sudah menikah, berpendidikan, dan bekerja. Selain itu, tingkat stres mereka lebih rendah dan kesehatan diri menjadi lebih baik.

Secara filosofis, Ikigai adalah cara untuk memotivasi kita menjalani hidup yang lebih bermakna, bermanfaat, dan seimbang. Dengan demikian, kita dapat menjadi lebih produktif dalam melakukan suatu hal atau pekerjaan yang pada akhirnya memberikan kebahagiaan sejati dalam hidup kita.

Ikigai terdiri dari empat aspek yang memiliki beberapa fase:

  • Mission, berarti melakukan sesuatu yang disukai dan bermanfaat bagi orang lain, namun bukan sesuatu yang dikuasai dan tidak dibayar.
  • Vocation, berarti melakukan melakukan sesuatu yang bermanfaat dan dibayar, namun bukan sesuatu yang disukai dan dikuasai.
  • Profession, berarti melakukan sesuatu yang dikuasai dan dibayar, namun bukan sesuatu yang disukai dan tidak bermanfaat bagi orang lain.
  • Passion, berarti melakukan sesuatu yang disukai dan dikuasai, namun tidak dibayar maupun bermanfaat bagi orang lain.

Maka dari itu, penting bagi kita memenuhi keempat aspek tersebut agar dapat menjalani hidup yang lebih bermakna dan mendapatkan kebahagiaan dalam diri kita.

2. Shikata Ga Nai

Konsep Shikata Ga Nai (DocPribadi/Anggia)
Konsep Shikata Ga Nai (DocPribadi/Anggia)

Siapa yang tidak cemas ketika memikirkan masa depan? Atau mungkin, ada di antara kalian yang masih sulit melepaskan masa lalu? Jangan khawatir. Konsep Shikata Ga Nai dapat membantu kamu untuk menerima hidup apa adanya.

Secara filosofis, Shikata Ga Nai mencerminkan konsep penerimaan terhadap kenyataan, menerima sesuatu yang tidak dapat diubah, dan menyadari bahwa ada momen di mana manusia tidak memiliki kendali atas situasi. Singkatnya, Shikata Ga Nai memiliki arti “mau bagaimana lagi?” atau "apa adanya".

Menurut seorang psikolog klinis di New York, Samantha Gambino, PsyD., manusia cenderung tidak menyukai ketidakpastian, dan sebagai respons,  mereka mencoba memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan. Untuk mengurangi beberapa resiko, otak kita akan membuat rencana agar kita merasa aman dan lebih siap.

Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa hidup itu penuh dengan kejutan. Tidak semua hal yang kita rencanakan dapat berjalan dengan semestinya. Akibatnya, tak jarang orang akan merasa frustasi karenanya.

Dengan menerapkan konsep Shikata Ga Nai, konsep ini dapat membantu kita untuk tidak terlalu terpaku pada hal-hal yang di luar kendali. Belajar untuk menerima kenyataan, dan fokus pada apa yang bisa kita ubah.

3. Wabi-sabi

Konsep Wabi-sabi (DocPribadi/Anggia)
Konsep Wabi-sabi (DocPribadi/Anggia)

Tidak ada satupun di dunia ini yang sempurna, semua orang tahu itu. Namun, di era yang semakin cepat ini, manusia berlomba-lomba untuk mencapai kesempurnaan akibat banyaknya tuntutan dan persaingan. Pada akhirnya, mereka akan merasa cemas, stres, hingga berujung depresi.

Salah satu konsep dalam budaya Jepang yang bisa kita terapkan untuk mendapatkan ketenangan batin adalah Wabi-sabi.

Secara filosofis, Wabi-sabi mencerminkan konsep penerimaan terhadap ketidaksempurnaan. Konsep ini juga sering dikaitkan dengan nilai kesederhanaan dan rasa syukur. Dengan demikian, kita bisa lebih menghargai keberadaan dan menemukan keindahan dalam hal-hal yang dianggap tidak sempurna oleh standar yang diciptakan oleh lingkungan.

Konsep Wabi-sabi mengajarkan kita untuk tidak terobsesi pada kesempurnaan dan melihat ketidaksempurnaan sebagai sebuah keindahan, karena itulah yang membuat hidup ini menjadi lebih unik.

4. Gaman

Konsep Gaman (DocPribadi/Anggia)
Konsep Gaman (DocPribadi/Anggia)

Hampir sama dengan Shikata Ga Nai, konsep Gaman juga memiliki filosofi penerimaan. Bedanya, konsep Gaman menekankan pentingnya memiliki mental yang kuat dan kemampuan untuk tetap tegar di tengah-tengah tantangan atau situasi sulit.

Mengutip dari Japanese Station, Gaman mengajarkan kita tentang kesabaran dan kegigihan saat menghadapi kesulitan. Dalam konsep ini, Gaman sering dikaitkan dengan kepercayaan bahwa seseorang dapat tumbuh dewasa jika mampu menerima dan menghadapi kesulitan dengan sabar.

Dalam budaya Jepang, Gaman dihargai sebagai sifat yang tinggi, dan banyak orang mencoba menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari untuk mengatasi rintangan dan menjalani kehidupan dengan sikap positif meskipun dihadapkan pada kesulitan.

Mengutip dari Psychology Spot, lima pilar untuk mengembangkan konsep Gaman yaitu kontrol diri, kesabaran, ketahanan, ketangguhan, dan ketenangan. Kelima pilar tersebut dapat membantu kita untuk tetap terkendali dalam menghadapi berbagai situasi sulit dalam kehidupan.

5. Oubaitori

Konsep Oubaitori (DocPribadi/Anggia)
Konsep Oubaitori (DocPribadi/Anggia)

Membanding-bandingkan diri dengan orang lain tidak akan pernah ada habisnya. Maka dari itu, coba hentikan dengan konsep Oubaitori ala orang Jepang.

Mengutip dari Stylish UK, Oubaitoru adalah idiom Jepang yang berasal dari kanji untuk empat jenis pohon yang mekar di musim semi yaitu ceri, plum, aprikot, dan persik. Meskipun mekar pada musim yang sama, keempat pohon ini memiliki waktu yang berbeda untuk mekar dan berbuah.

Melalui konsep ini, Oubaitori mengajarkan kita untuk tidak membandingkan-bandingkan diri dengan orang lain, belajar untuk menerima keunikan yang ada dalam diri, dan meyakini bahwa setiap manusia akan sampai di tujuan dengan jalan yang berbeda-beda. Dengan menerapkan konsep Oubaitori, kita jadi bisa lebih bersyukur dan mencintai diri kita seutuhnya. Lebih baik membandingkan diri dengan versi sebelumnya dari diri sendiri.

Memang tidak mudah, tapi kamu bisa melakukan enam langkah ini dalam menerapkan konsep Oubaitori, yaitu:

  • Be kind to yourself,
  • Jangan berbicara negatif tentang diri sendiri kepada orang lain,
  • Melakukan filter pada media sosialmu,
  • Sadari bahwa perjalanan hidupmu masih panjang,
  • Tanamkan rasa syukur setiap hari,
  • Jadikan kesuksesan orang lain sebagai motivasi.

6. Kaizen

Konsep Kaizen (DocPribadi/Anggia)
Konsep Kaizen (DocPribadi/Anggia)

Perubahan kecil yang kita lakukan hari ini, ternyata membawa dampak besar bagi kehidupan kita di masa depan, loh. Yap, itulah konsep Kaizen ala orang Jepang.

Kaizen mencerminkan filosofi bahwa perbaikan kecil yang terus-menerus dilakukan secara konsisten dapat menghasilkan perubahan yang signifikan dalam hidup kita. Konsep ini juga mengajarkan kita untuk menghargai sebuah proses dan mendorong kita untuk selalu berusaha menjadi lebih baik.

Mengutip dari Skill Academy, sembilan prinsip yang bisa kamu terapkan agar hidupmu semakin berkembang dan bermakna, yaitu:

  • Terus meningkatkan kemampuan diri,
  • Berani keluar dari zona nyaman,
  • Jangan malu bertanya,
  • Setiap orang punya cara yang berbeda dalam mengembangkan diri,
  • Selalu evaluasi diri,
  • Dengarkan pendapat orang lain dan pilih yang sesuai dengan kemampuanmu,
  • Perluas relasi,
  • Lakukan self-talk untuk lebih mengenal diri,
  • Hidup hemat dan efisien.

7. Shu-ha-ri

Konsep Shu-ha-ri (DocPribadi/Anggia)
Konsep Shu-ha-ri (DocPribadi/Anggia)

Last but not least yaitu ada konsep Shu-ha-ri. Konsep ini memiliki arti penguasaan keterampilan dan teknik.

Sama halnya dengan kupu-kupu yang melewati fase ulat dan pupa, konsep Shu-ha-ri juga menggunakan tiga fase dalam proses pembelajatan dan pengembangan diri seseorang, mengutip dari Azumi Uchitani.

  • Shu, ini adalah fase ulat di mana kita belajar mengenai konsep dasar dengan mengikuti ajaran dari seorang guru atau ahlinya. Ambil ilmu sebanyak-banyaknya dalam tahap pertumbuhan ini.
  • Ha, ini adalah fase transformasi dari ulat menjadi pupa di mana kita mulai mencoba bereksperimen atau mempraktekkan ilmu-ilmu yang telah kita pelajari sebelumnya. Fase ini bisa menjadi yang paling membingungkan karena kita tidak tahu apakah yang kita lakukan berhasil atau tidak. Tetapi, dengan kita meyakini kemampuan diri sendiri, semuanya akan berhasil.
  • Ri, ini adalah fase terakhir di mana kita memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan semua yang sudah dipelajari sebelumnya dan mulai mengeksplorasi inovasi-inovasi baru. Pada fase ini, penting untuk kita membangun kepercayaan pada diri sendiri, menghargai kekurangan dan kelebihan yang dimiliki, serta berani untuk memanfaatkan potensi untuk melangkah maju.

Itulah 7 konsep hidup ala Jepang yang bisa kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menerapkan konsep tersebut, kita dapat membuka pintu menuju kehidupan yang lebih bermakna, tenang, dan penuh rasa syukur.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak