Skripsi Tanpa Stres: Langkah Cerdik Merancang Proposal Penelitian yang Baik

Candra Kartiko | zaskie zas
Skripsi Tanpa Stres: Langkah Cerdik Merancang Proposal Penelitian yang Baik
ilustrasi mengerjakan Skripsi (freepik.com/ Pressfoto)

Membuat proposal penelitian skripsi bisa memakan waktu berhari-hari bahkan berminggu-minggu. Tidak jarang mahasiswa bolak-balik ke dosen pembimbing untuk konsultasi topik yang tepat, merancang penelitian yang valid, hingga menulis bab demi bab yang runtut dan padu.

Proses pembuatan proposal penelitian skripsi yang melelahkan ini kerap membuat mahasiswa frustrasi dan stres. Mereka harus berkutat dengan buku-buku referensi tebal untuk mencari data dan teori yang relevan. Tak jarang begadang berhari-hari hanya untuk menyelesaikan satu bab proposal saja. Belum lagi jika harus bolak-balik revisi atas saran dosen pembimbing. Rasanya seperti tidak ada habisnya.

Padahal, proposal penelitian skripsi sebenarnya bisa diselesaikan lebih praktis asalkan tahu triknya. Dengan proposal yang tepat sasaran, proses pengerjaan skripsi jadi lebih lancar dan waktu penyelesaiannya bisa dipangkas drastis.

Sebelumnya, mahasiswa harus memahami jika proposal penelitian skripsi merupakan dokumen perencanaan penelitian yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, tinjauan pustaka, metodologi, dan jadwal penelitian. Proposal inilah yang menjadi acuan mahasiswa dalam melaksanakan penelitian dan penyusunan skripsi. Oleh karena itu, proposal harus disusun secara matang agar skripsi dapat diselesaikan dengan lancar.

Dapat dikatakan, proposal peneitian skripsi yang tepat ini merupakan setengah jalan bagi mahasiswa untuk menyelesaikan skripsinya. Jadi, harus dipersiapkan dengan tepat dan tanpa stres. 

BACA JUGA: 6 Strategi Pintar Meraih Cumlaude bagi Mahasiswa Baru

Berikut adalah tips cerdas merancang proposal skripsi hemat waktu dan tenaga:

1. Pilih Topik yang Benar-Benar Diminati

Jangan asal pilih topik skripsi yang sedang trendi atau karena rekomendasi dosen. Topik yang tidak sesuai minat bakal membuat proses pengerjaan skripsi terasa berat dan melelahkan.

Sebaliknya, topik yang diminati membuat kita semangat menggali data dan teori terkait. Proses penelitian jadi menyenangkan layaknya hobi. Hasilnya, skripsi pun bisa diselesaikan lebih cepat.

Caranya, tulis apa saja minat dan passion kamu. Dari situ bisa ditemukan benang merahnya dengan topik penelitian yang pas. Misal passion di musik, kamu bisa meneliti tentang perkembangan indie music di Indonesia. Atau, bagi mahasiswa hukum, bisa menelaah putusan pengadilan pada kasus tertentu.

2. Gunakan Metode Penelitian yang Tepat dan Sederhana

Pilih metode penelitian yang sederhana sesuai topik skripsi. Jangan memaksakan metode yang kompleks karena gengsi atau saran dosen.

Sebagai contoh, jika penelitian tentang strategi marketing produk, lebih baik gunakan metode kualitatif seperti wawancara untuk menggali data. Daripada memaksakan metode kuantitatif yang ribet dengan sampling dan uji statistik.

Metode yang sederhana membuat proses penelitian jadi lebih mudah. Waktu pengerjaan proposal dan skripsi jadi lebih singkat.

3. Konsultasikan Setiap Bab dengan Dosen Pembimbing

Jangan sungkan bolak-balik konsultasi dengan dosen pembimbing. Konsultasikan setiap bab di proposal sebelum melanjutkan ke bab berikutnya.

Tujuannya memastikan setiap bab sudah benar dan disetujui dosen sebelum kita terlanjur mengerjakan ke bab berikutnya. Dengan begitu, revisi bisa diminimalisir di akhir.

Proses konsultasi lebih mudah jika komunikasi dengan dosen lancar, misalnya via WhatsApp atau email. Jadwalkan juga pertemuan rutin tiap minggu untuk memastikan skripsi on the right track.

4. Mulai Menulis Bab Pendahuluan Lebih Awal

Kebanyakan mahasiswa baru menulis bab pendahuluan di akhir proses pengerjaan proposal. Padahal, menulis pendahuluan di awal justru membantu kita fokus pada topik dan alur berpikir dari skripsi yang akan kita kerjakan.

Isi pendahuluan meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian. Dengan menuliskannya di awal, kita bisa mendapat gambaran lebih jelas proses pengerjaan skripsi dari awal hingga thesis statement-nya.

BACA JUGA: Inilah 5 Dampak Buruk untuk Orang yang Tidak Pernah Ontime, Bikin Jengkel!

5. Susun Jadwal Pengerjaan yang Realistis 

Buat jadwal pengerjaan proposal dan skripsi secara rinci dengan durasi yang realistis. Misalnya:

- Pengajuan topik: 2 minggu

- Studi literatur: 1 bulan

- Penyusunan proposal: 3 bulan

- Pengumpulan data: 2 bulan

- Analisis data: 2 minggu

- Penulisan skripsi: 1 bulan

Jadwal yang rinci dan realistis membuat pengerjaan skripsi lebih terarah dan tepat waktu. Jika ada bab yang molor, kita bisa mengejar ketertinggalan sebelum deadline akhir.

Proposal penelitian skripsi yang matang sangat menentukan kelancaran proses penelitian hingga penulisan skripsi. Dengan memilih topik sesuai minat, metode yang tepat dan sederhana, konsultasi rutin dengan dosen, menulis pendahuluan lebih awal, dan manajemen waktu yang baik, skripsi bisa diselesaikan lebih cepat dan mudah.

Proposal yang tepat sasaran bisa meminimalisir revisi di akhir. Kita jadi lebih fokus mengerjakan skripsi tanpa terbebani banyak perbaikan. Waktu dan tenaga jadi lebih hemat untuk proses yang seharusnya bisa diselesaikan dalam waktu kurang dari 1 semester saja. Dengan proposal yang solid, skripsi akan terasa jauh lebih ringan dan minim stres!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak