Siapa nih yang masih suka belanjanya kebablasan? Sudah mulai merasa finansial makin nggak stabil belum? Nah makanya mulai kurangi nafsunya dari sekarang yuk! Belanja memang adalah kebutuhan setiap orang. Tetapi berbelanja yang terlalu berlebihan yang bahkan sudah memakai emosianal itu sudah tidak sehat bagi finansial kamu lho! Jika kamu sudah merasa seperti itu, artinya kamu sedang mengalami impulse buying.
impulse buying adalah pola kebiasaan belanja yang di luar rencana awal atau dengan kata lain dipengaruhi faktor emosional. Jadi, kamu berbelanja sudah tidak sesuai rencana belanja kamu di awal karena mungkin kamu melihat suatu produk yang menarik dan merasa kamu harus mencobanya ditambah dengan rasa penasaran. Nah di sana sudah emosi yang bermain, bukan lagi pikiran secara rasional.
Tentunya impulse buying sangat menganggu kesehatan finansial seseorang sehingga bisa boros. Maka dari itu, saya akan memberikan beberapa tips yang bisa bantu mengurangi kebiasaan impulse buying. Berdasarkan literatur yang saya ambil dari bankrate.com, realsimple.com dan students.1fbusa.com, saya merangkum 3 tips yang bisa membantu kamu yang sudah mengalami kebiasaan belanja impulsif. Mari simak pembahasan tipsnya!
1. Buat list pembelian prioritas
Cara pertama yang bisa dilakukan adalah membuat list barang belanja atau pembayaran yang memang sesuai kebutuhan penting kamu. Pada saat membuat list, pastikan kamu mengevaluasi kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang pada kehidupan sehari-hari. Dari situ kamu bisa melihat barang mana yang benar-benar kamu butuhkan di jangka pendek mau pun jangka panjang. Memang jika sudah belanja melihat produk yang menarik bisa menggoda pandanganmu. Tetapi, Jika kamu masih bisa berpegang teguh pada list yang kamu buat, kamu akan fokus mencari barang yang sesuai ada di list.
2. Jangan belanja bareng teman
Saya sendiri sudah pernah merasakan ketika belanja dengan teman. List barang yang sudah direncankan di awal menjadi tidak tercapai karena mendapat godaan atau ajakan dari teman untuk membeli barang yang bukan prioritas kita sendiri. Jadi, jika anda sudah memiliki list barang yang ingin dibeli, maka fokuslah untuk belanja sendiri karena teman bisa memberikan pemicu impluse buying. Jika memang terpaksa harus bareng dengan teman, anda harus memberi tahu teman anda bahwa anda telah memiliki list barang yang menjadi prioritas anda agar teman anda bisa memahami tujuan anda.
3. Menghindari aplikasi belanja di smartphone
Aplikasi belanja online bisa menjadi pintu pembuka menuju impulse buying karena kemudahan dan praktis dalam penggunaanya. Kita tidak perlu memberikan effort lebih karena hanya cukup bermain pada smartphone, kita sudah bisa membeli produk yang kita inginkan. Jadi, bisa dibilang aplikasi belanja online adalah godaan paling terberat karena seharian kita pasti sering membuka smartphone. Salah satu yang memicu impulsif adalah notifikasi iklan pada aplikasi yang muncul dengan sering.
Pertimbangkan kembali pada skala prioritasmu apakah aplikasi belanja bisa membantumu untuk mengatur finansialmu sendiri atau malah sebaliknya. Jika memang itu bisa menghancurkam rencanamu untuk belanja efisien, maka lebih baik tidak menginstal aplikasinya atau hapus jika terlanjur sudah memiliki. Apalagi jika kamu memiliki banyak produk yang kamu sukai dari aplikasi belanja. Jadi, lebih baik hindari aplikasi belanja demi kesehatan finansialmu.
Impulse buying bisa menggerogoti finansialmu jika tidak dikendalikan. Perilaku ini timbul ketika emosi kita sedang membara dan penyebabnya bisa bermacam-macam seperti sedang mood, sedang stres atau rasa penasaran setelah melihat di media sosial. Cobalah untuk menerapkan 3 tips di atas jika anda mulai merasa impulsese buying mendekati anda. Semoga tips ini bisa memberikan manfaat untuk kita semua.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.