Kuliah lapangan sudah tidak asing lagi bagi anak-anak jurusan ilmu sosial khususnya antropologi. Antropologi itu apa ya? Ilmu gali-gali batu? Ilmu bintang-bintang? Tentu saja bukan! Antropologi adalah jurusan ilmu sosial yang mempelajari tentang manusia dan budayanya. Di jurusan antropologi, mahasiswa akan belajar kebudayaan Indonesia dan luar negeri tidak hanya di ruang kelas.
Menariknya, tugas-tugas di jurusan antropologi lebih banyak penelitian yang mengharuskan mahasiswa untuk sering pergi ke desa atau komunitas. Setelah melakukan penelitian, mahasiswa antropologi akan menulis laporan atau makalah. Seperti apa pengalaman mereka mengumpulkan data dan berjumpa dengan masyarakat? Apa saja suka dukanya? Bagi kalian siswa atau calon mahasiswa peminat jurusan antropologi, simak penjelasan berikut!
1. Tinggal di Tempat Baru
Biasanya kuliah lapangan berlokasi di wilayah yang berbeda dari lingkungan kampus. Misalnya kampus berada di kota, sedangkan lokasi desa kuliah lapangan berada di kabupaten atau di luar kota. Bahkan, bisa lebih jauh bila administrasi kampus mengizinkan. Lokasi kuliah lapangan memiliki karakteristik untuk dipelajari seperti desa tipologi pegunungan, desa pesisir, desa sentra industri tertentu atau ke sanggar seni dan petilasan.
2. Beradaptasi di Tempat Baru
Selama beberapa hari mahasiswa antropologi akan hidup bersama dengan keluarga baru dan teman sejurusan. Bisa dikatakan ini menjadi ‘seni’ kuliah lapangan. Tentu tidak terbayangkan sebelumnya tinggal di lingkungan baru yang berbeda dengan kehidupan dan kebiasaan kita. Misalnya saja, kita tidak mungkin seenaknya bangun kesiangan (mahasiswa yang hobi begadang tugas) atau seharian tidak mandi (walaupun ini mungkin terjadi). Sebagaimana pepatah menyebutkan “di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung tinggi”. Hal ini menjelaskan bahwa sebagai mahasiswa yang sedang belajar, kita harus menyesuaikan diri dan bersikap sewajarnya di tempat baru.
3. Mengetahui Sikap dan Sifat Teman
Diantara kita mungkin memiliki sifat teman-teman “unik” dari yang super rajin, super higienis, super pemberani atau super gokil. Kamu tidak menyadari jika di desa penelitian, temanmu yang paling rajin akan bangun pagi buta untuk menyapu halaman rumah saat kamu masih baru bangun. Kamu sedikit keheranan dengan teman kamu yang minta diantar ke kamar mandi saat tengah malam, tapi pintunya tidak ditutup. Ada juga kebiasaan unik temanmu yang tidur sambil berbicara sendiri. Segudang keunikan ini bahkan bisa saja baru kamu temukan setelah mengikuti kegiatan kuliah lapangan. Meskipun kebiasaan mereka ini bakal sulit dipahami, tapi dijamin sikap dan sifat teman sejurusan ini membuat kenangan dan ingatan tersendiri bagi kita.
5. Mempelajari Masyarakat dan Tujuh Unsur Kebudayaan
Hal ini adalah yang paling penting. Sebagai mahasiswa antropologi mereka mampu melakukan pengamatan serta wawancara mendalam. Kalian bukan hanya sekedar pindahan kamar kosan apalagi jalan-jalan. Tetapi kegiatan mempelajari masyarakat dan kebudayaannya. Pada saat kuliah lapangan, dosen akan memberikan tema penelitian. Setiap mahasiswa akan mendapat tema berbeda yang masih dalam satu tema besar yakni tujuh unsur kebudayaan. Misalnya, kamu mendapat tema tentang kesenian. Selama di desa penelitian itu, tugas kamu adalah mencari data dan mempelajari tentang kesenian. Hasil penelitian lapangan ini bisa dipresentasikan bersama di kelas atau menjadi bagian dari kegiatan diskusi.
![Kuliah Lapangan Mahasiswa Antropologi (Dok.Pribadi/Hanifati)](https://media.arkadia.me/v2/articles/hanifatir/ADtp1lmpTwNTddgohZeqJCSWiH94wvie.png)
6. Rajin Menulis Buku Harian
Mahasiswa jurusan antropologi jadi tukang curhat? Kok bisa? Selama kuliah lapangan, para mahasiswa antropologi dituntut untuk rajin mencatat field note (catatan lapangan). Tidak hanya di kelas saja kita rajin mencatat. Saat kuliah lapangan, kegiatan mencatat pun menjadi makanan sehari-hari. Bolpoin, pensil dan buku monyet (istilah untuk menyebut buku harian yang selalu dibawa mahasiswa antropologi) adalah senjata wajib yang harus dimiliki saat pergi kuliah lapangan. Field note atau catatan lapangan ini berguna sebagai alat bantu mencatat hasil wawancara, atau sekedar menuliskan kegiatan yang dilakukan hari itu. Field note inilah yang nantinya menjadi data mentah untuk menulis laporan.
7. Kuliah Lapangan sekaligus Healing tipis-tipis
Salah satu bagian menyenangkan dari kuliah lapangan adalah menemukan spot wisata. Kalian tidak hanya mencari data penelitian tapi juga sekaligus liburan. Di desa lokasi kuliah lapangan pasti terdapat tempat dengan keindahan alam atau bersejarah. Terkadang tempat ini sudah menjadi tujuan wisata yang biasa dikunjungi atau bahkan tempat yang indah namun belum banyak diketahui orang luar desa. Pantai dengan lokasi tersembunyi atau pemandangan pegunungan. Penelitian sembari healing tipis-tipis, mengapa tidak? Dengan demikian, rasa penat penelitian hilang dan semangat pun datang.
8. Melakukan Kegiatan Sehari-hari Masyarakat
Pada saat kuliah lapangan ini, kamu berkesempatan mempraktekkan dan ikut mencoba kegiatan yang dilakukan orang-orang di desa tempatmu kuliah lapangan. Misal kamu meneliti tentang sistem pengetahuan lokal petani atau buruh tani perempuan. Sebagai mahasiswa jurusan antropologi yang berjiwa peneliti sejati, kamu pun tertantang untuk mencoba menanam padi. Dalam kesempatan itu kamu bisa sambil bertanya tentang pertanian. Selain itu, kamu juga bisa mengikuti acara tradisi dan keagamaan setempat, mandi di sungai dst. Hal penting yang harus diingat adalah kita bisa mengikuti aktivitas masyarakat yang tidak membahayakan keselamatan jiwa.
9.Menemukan Hal-hal yang Positif juga Negatif
Di desa kuliah lapangan, tidak menutup kemungkinan kamu akan menemukan beberapa fenomena sosial-budaya yang marak seperti adanya pernikahan dini, pendidikan yang tidak merata atau fasilitas kesehatan tidak memadai hingga persoalan kerusakan lingkungan. Kamu pun tidak menyangka akan mendapatkan curahan hati atau cerita-cerita kehidupan dari masyarakat di desa. Informasi dari yang menyenangkan maupun menyedihkan mengenai kehidupan mereka. Hal-hal tersebut bukan ranah utama mahasiswa jurusan antropologi untuk segera menyelesaikannya. Akan tetapi dengan melakukan penelitian lapangan, setidaknya hasil penelitian atau laporan bisa menjadi masukan kepada lembaga terkait. Harapannya, masukan atau data tersebut dapat ditindaklanjuti oleh para pemangku kepentingan.
10. Merasakan Dilema di Akhir Kuliah Lapangan
Dilema? Kok bisa? Kamu merasa senang karena kuliah lapangan usai. Namun di waktu yang sama ada rasa sedih karena harus berpisah dengan keramahan keluarga baru di desa. Percaya atau tidak, keluarga baru dan masyarakat yang kamu temui merasa sangat senang lantaran rumah dan desanya dikunjungi oleh para mahasiswa. Jangan lupa untuk mengingat nama dan menyimpan kontak keluarga baru di desa. Siapa tahu kalian ingin berkunjung kembali atau sekadar menelpon mereka di waktu hari raya.
Kuliah lapangan menjadi pengalaman seru dan tak terlupakan bagi anak-anak jurusan antropologi se-Indonesia. Jurusan antropologi menjadi jurusan mengasyikkan karena tidak hanya belajar di ruang kelas namun juga belajar langsung di tengah masyarakat. Semoga informasi ini bisa menjadi gambaran bagi mahasiswa baru jurusan antropologi atau siswa-siswi sekolah menengah yang tertarik dengan jurusan antropologi.