Dari Celana 'Low-Rise' Sampai HP Jadul: Kenapa Gen Z Obsesi Sama Tren Tahun 2000-an?

M. Reza Sulaiman
Dari Celana 'Low-Rise' Sampai HP Jadul: Kenapa Gen Z Obsesi Sama Tren Tahun 2000-an?
Ilustrasi generasi z (Freepik.com)

Bagi sebagian orang, tahun 2000-an terasa belum lama berlalu. Namun, di mata Gen Z, era tersebut justru dianggap sebagai periode “retro” yang sangat keren.

Tak heran jika tren nostalgia tahun 2000-an atau Y2K kini kembali populer di kalangan anak muda, mulai dari fashion, musik, hingga teknologi. Fenomena ini bukan hanya sekadar tren gaya hidup, tapi juga bagian dari identitas baru yang sedang dibangun oleh generasi muda.

Fashion Y2K: Saat Gaya 'Jadul' Jadi 'Keren' Lagi

Menurut laporan dari AP News, Gen Z sangat menyukai kembali tren fashion awal 2000-an. Mereka dengan percaya diri menggunakan kembali celana low-rise, baby tee, serta gaya aksesori seperti klip kupu-kupu dan atasan jaring (mesh).

Tren ini mendapat dukungan besar dari media sosial seperti TikTok, di mana para pengguna mulai memunculkan kembali gaya-gaya dulu yang dianggap “retro” namun tetap estetik. Bahkan di Indonesia, gaya distro dan streetwear ala 2000-an juga kembali populer, terlihat dari banyaknya item-item vintage yang diburu di toko thrift.

Musik Lawas Kembali Hits: Ketika Pop Punk 'Hidup' Lagi

Menurut Miami New Times, Gen Z kini telah menjadi penggemar baru bagi band-band seperti Blink-182, yang memicu kebangkitan kembali tren pop punk. Album terbaru mereka, One More Time (2023), disebut telah melampaui penjualan album-album sebelumnya, yang didorong oleh dukungan dari para penggemar muda.

Sementara itu, The Guardian menulis bahwa Gen Z telah merevolusi pop punk dengan memasukkan keragaman, lirik yang lebih matang secara emosional, dan mengaburkan batas gender dalam genre tersebut.

Jika dulu pop punk identik dengan band laki-laki remaja kulit putih, sekarang muncul banyak musisi perempuan dan artis dari berbagai latar belakang yang merombak aturan lama.

'Dumb Phones': Perlawanan Terhadap Notifikasi Tiada Henti

Fenomena ketertarikan Gen Z pada teknologi lama juga terlihat dari tren penggunaan “dumb phones” atau ponsel sederhana tanpa fitur canggih. Menurut laporan The Guardian, banyak anak muda yang merasa lelah dengan notifikasi dan distraksi tanpa henti dari smartphone modern, sehingga mereka beralih ke ponsel retro seperti Nokia 3310 atau flip phone.

Pilihan ini dianggap sebagai bentuk perlawanan terhadap budaya hyper-connectivity dan keinginan untuk hidup lebih sederhana tanpa tekanan media sosial yang terus-menerus. Tren ini dikenal dengan istilah “Newtro”, yaitu menghidupkan kembali perangkat dan estetika lama sebagai bentuk ekspresi identitas.

Dengan memilih teknologi retro, Gen Z menemukan rasa nostalgia sekaligus cara untuk mengendalikan privasi dan waktu mereka.

Kenapa Kita Suka Banget Sama yang 'Jadul'?

Fenomena ini sebenarnya berkaitan dengan kebutuhan emosional. Nostalgia memberikan rasa nyaman, stabilitas, dan identitas di tengah dunia modern yang serba cepat dan tidak menentu.

Psikolog budaya menjelaskan bahwa tren throwback biasanya muncul ketika generasi muda merasa jenuh dengan teknologi dan mencari sesuatu yang lebih sederhana dan autentik.

Penulis: Flovian Aiko

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak