Siapa sih yang tidak excited untuk umrah pertama kali? Saking semangatnya persiapan jauh-jauh hari, yang ada justru lapar mata membeli dan membawa barang yang mubadzir. Bukan cuma tidak terpakai tapi juga bikin koper berat. Waduh, ini sih malah merepotkan diri sendiri!
Melaksanakan umrah pertama kali tentu jadi pengalaman yang mendebarkan sekaligus membahagiakan. Namun di balik rasa haru saat melihat Kabah, ada banyak hal kecil yang perlu diketahui agar ibadah berjalan lancar dan tidak membuat panik di tengah perjalanan.
Berikut 6 tips realistis dan jujur yang semoga bisa membantu kamu menjalani umrah dengan lebih nyaman!
1. Jangan Asal Tergoda Produk “Berlabel Umrah”
Salah satu kesalahan paling umum saat umrah pertama adalah membeli “paket skincare haji/umrah” berisi sabun, sampo, dan lotion khusus. Faktanya, produk ini nyaris tidak terpakai.
Saat ihram, kamu hanya mengenakan pakaian ihram selama beberapa jam saja dan tidak perlu repot memakai produk tambahan. Risiko tidak cocok justru bikin kulit iritasi. Bahkan, sebagian produk bisa membuatmu was-was, “Umrahku sah nggak, ya?” karena dikhawatirkan mengandung minyak, pewangi, alkohol.
Simpelnya, bawa skincare dan produk perawatan kulit yang biasa kamu pakai. Dan saat berihram kamu hanya perlu mandi besar tanpa pemakaian sabun atau kosmetik lain.
Bagi laki-laki, larangan ihram meliputi penggunaan pakaian berjahit yang menutupi anggota tubuh tertentu—termasuk celana dalam! Banyak jamaah tidak sadar dan akhirnya kena dam (denda).
Jadi, pastikan saat mengenakan kain ihram, kamu tidak memakai celana dalam atau pakaian dalam lain yang berjahit. Kalau ragu, tanyakan dulu ke pembimbing kelompok sebelum berangkat. Nah, biasanya ada penjual celana dalam ihram di toko online. Kamu tidak perlu terkecoh oleh promosi itu ya!
2. Istirahat yang Cukup dan Jaga Pola Makan
Tidak ada yang salah dari antusias dan semangat menjalankan ibadah umrah. Mengikuti jadwal dari travel dengan energik dan nambah ikut city tour atau umrah mandiri. Tapi, tubuh juga bisa capek. Jadi jangan terlalu memforsir tubuh. Kenali kapasitas tubuhmu dan istirahat yang cukup.
Selain itu, kalau kamu termasuk picky eater alangkah wajibnya untuk membawa bekal makanan tahan lama dari Indonesia. Kurangnya makan selama rangkaian perjalanan umrah bisa fatal dan mengganggu ibadah.
Banyak kejadian jemaah umrah harus tertahan di Saudi Arabia karena kondisi belum layak dipulangkan. Hal ini tentu menambah biaya hidup selama di sana di luar perencanaan. Belum lagi jika travel yang kamu ikuti tidak disertai asuransi kesehatan.
3. Langsung Thawaf Sunnah Saat Tiba di Masjidil Haram
Begitu masuk ke Masjidil Haram, tidak perlu shalat tahiyatul masjid seperti di masjid biasa. Sebagai gantinya, lakukan thawaf sunnah langsung mengelilingi Ka’bah tujuh putaran. Hal ini memang dianjurkan untuk meramaikan ka'bah. Sekaligus supaya kamu gak perlu pindah-pindah karena bakal kena gusur askar kalau berdiam di satu tempat.
Ini jadi cara terbaik biar kamu dapat barisan shaf terdepan juga sekaligus bentuk antusias kedatanganmu di tanah suci. Siapa sih yang nggak mau dapat shaf depan dan bisa lihat Ka’bah dengan mata kepala sendiri sepuasnya?
4. Ibadah Tenang, Jangan Serobot atau Dorong Orang
Ingat, semua orang datang dengan niat beribadah. Jadi jangan nyerobot antrian atau mendorong jamaah lain. Ibadah di Tanah Suci justru mengajarkan kesabaran dan ketenangan. Tidak perlu terburu-buru thawaf atau sa’i; lakukan dengan ritme tenang dan tetap jaga adab agar suasana tetap khusyuk.
5. Tidak Perlu Tukar Uang Riyal Banyak-banyak
Kabar baik: uang rupiah juga diterima di Arab Saudi, terutama di toko sekitar hotel dan area ziarah. Jadi tidak perlu menukar riyal terlalu banyak.
Beberapa jamaah bahkan berangkat tanpa membawa riyal sama sekali dan tetap aman. Gunakan uang tunai seperlunya, karena di banyak tempat juga sudah tersedia opsi pembayaran digital.
6. Trik Mencium Hajar Aswad Tanpa Dorong-dorongan
Kalau kamu ingin mencium Hajar Aswad, jangan memaksa diri saat ramai. Tipsnya, lakukan thawaf mendekati waktu salat berjamaah.
Ketika petugas mulai mengatur barisan shaf, kamu bisa berdiri di dekat Ka’bah dan mengantre dengan tenang. Biasanya, askar (petugas masjid) akan membantu mengatur agar jamaah bisa mendekat tanpa desak-desakan.
Umrah bukan hanya tentang menyelesaikan rukun-rukun ibadah, tapi juga tentang belajar tenang, sabar, dan ikhlas. Jangan terlalu fokus pada hal teknis hingga lupa menikmati momen spiritualnya.
Tanah suci bukan tempat untuk terburu-buru, melainkan tempat untuk merenung dan mendekatkan diri kepada Allah. Nikmati setiap langkahnya, karena pengalaman pertama melihat Ka’bah akan selalu jadi kenangan seumur hidup.