Ikut-Ikutan atau Beneran Suka? Fenomena Bandwagon Effect di Gaya Hidup Kita

M. Reza Sulaiman | Rahmah Nabilah Susilo
Ikut-Ikutan atau Beneran Suka? Fenomena Bandwagon Effect di Gaya Hidup Kita
Ilustrasi perempuan sedang shopping (Unsplash/freestocks)

Pernah nggak sih kamu membeli sesuatu yang sedang hits, mencoba minuman viral di TikTok, atau ikut challenge karena teman-temanmu juga melakukannya. 

Jika iya, besar kemungkinan kamu sedang mengalami Bandwagon Effect. Fenomena ini tidak hanya muncul di media sosial, tetapi juga memengaruhi cara orang berpakaian, memilih hobi, atau menentukan gaya hidup sehari-hari

Melansir dari Alodokter pada Kamis (6/11/2025), Bandwagon Effect adalah kecenderungan seseorang untuk mengikuti tren yang sedang populer, baik itu dalam gaya hidup, perilaku, cara berpakaian, cara berbicara, maupun konten di media sosial. 

Secara sederhana, ketika banyak orang melakukan sesuatu, seseorang biasanya merasa terdorong untuk ikut melakukan hal yang sama. 

Fenomena ini bisa terlihat dari hal-hal kecil sehari-hari, mulai dari outfit of the day atau OOTD, sneakers limited edition, kopi Dalgona, hingga challenge viral di TikTok yang ramai diperbincangkan.

Bandwagon Effect termasuk salah satu bias kognitif, yaitu kondisi di mana pemikiran dan keputusan seseorang dipengaruhi oleh apa yang dilakukan mayoritas orang. 

Fenomena Bandwagon Effect banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari, terutama di era digital saat ini di mana tren dan informasi tersebar dengan cepat. 

Hal ini terlihat dari berbagai tren populer, mulai dari makanan dan minuman viral hingga challenge dan konten media sosial yang mendadak ramai

Faktor yang Memengaruhi Bandwagon Effect

Tekanan sosial dan pemikiran kelompok

Manusia secara alami ingin diterima oleh lingkungannya, sehingga norma, kebiasaan, atau tren yang sedang populer, termasuk konten viral di media sosial, sering memengaruhi cara seseorang bersikap dan bertindak. 

Misalnya, ketika mayoritas teman atau orang di sekitar mencoba tren tertentu, seseorang cenderung menyesuaikan diri agar terlihat ikut arus dan tetap diterima dalam kelompoknya. 

Tekanan ini tidak selalu disadari, tapi sering menjadi dorongan kuat yang membuat orang merasa harus ikut dalam setiap tren atau aktivitas yang ramai dilakukan oleh lingkungannya.

FOMO (Fear of Missing Out) dan ketakutan dikucilkan

Banyak orang merasa takut ketinggalan momen populer atau dijauhi teman-temannya, sehingga mereka ikut tren tertentu agar tetap menjadi bagian dari kelompok sosial. 

Fenomena ini terlihat ketika seseorang mengikuti challenge viral, mencoba makanan atau minuman yang sedang hits, atau bahkan membeli barang-barang yang sedang populer hanya untuk menunjukkan bahwa mereka “up-to-date” dan tidak ketinggalan informasi. 

Tekanan ini kadang membuat orang melakukan hal-hal yang sebenarnya bukan preferensi pribadi mereka, tetapi lebih karena dorongan untuk tetap diterima dan terlihat relevan di lingkungan sosialnya.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak