Warga Depok kini dapat berkeliling kota dengan bus yang nyaman dan murah, ‘bus oren’ begitu warga Depok kerap menyebut nama kendaraan yang berkapasitas 15-20 penumpang ini. Oren merupakan singkatan dari Odong-odong Keren yang diperuntukan untuk kendaraan wisata lokal.
Pimpinan PT Oren Trans Depok, Tondo Wiyono yang merupakan pengelola bus oren mengatakan kendaraan ini diluncurkan pada pertengahan 2019 oleh Gubernur Jawa Barat memberi bantuan kepada Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Depok.
“Beroperasi sejak bulan Juni 2019, sejak awal tahun embrionya sudah diproses, bus ini bantuan gubernur melalui Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Jabar. Munculnya berawal untuk wisata lokal kota, prioritas 10 kota dulu baru setelah itu menyusul yang lain sambil melihat perkembangannya membawa dampak positif tidak untuk kemajuan wisata lokal bagi masyarakat,” ungkap Tondo di Kantor PT Oren Trans Depok, Rabu (25/12/2019).
Tondo menjelaskan bus ini secara kepemilikan dimiliki oleh Organda Kota Depok dan dikelola oleh PT Oren Trans Depok. Karena saat ini sistem angkutan umum di Indonesia harus memiliki badan hukum.
“Sekarang sistem angkutan umum di Indonesia harus berbadan hukum tetapi kepemelikan unit tetap milik Organda, jadi dari gubernur memberi bantuan melalui CSR Bank Jabar kepada Organda. Organda itu mitra Dinas Perhubungan (Dishub) dan tidak bisa menerima langsung karena Organda bukan salah satu badan hukum, teman-teman Organda sepakat membuat badan usaha yaitu PT Oren Trans Depok,” ujar pria yang juga menjabat Wakil Ketua Organda Kota Depok ini.
Bus ini beroperasi setiap hari dari pagi sampai sore dan melintas di Jalanan Kota Depok, meliputi titik awal berangkat tepatnya di depan kantor PT Oren di Jalan Nangka, Jalan Raya Bogor, Jalan Juanda, Jalan Margonda, Grand Depok City yang juga akan melintas di depan Alun-alun Kota Depok, lalu kembali ke Jalan Raya Bogor melewati Terminal Jatijajar dan akan mengakhiri perjalanan ke titik awal.
Seperti yang dikatakan supir bus oren Hendra “Kita menurunkan penumpang dari satu titik dan kembali ke titik itu, selama perjalanan kita melewati bangunan-bangunan yang ada di Depok dan kita juga menjelaskan bangunan apa itu, karena memang tujuannya untuk wisata lokal,” ujar Hendra.
Bus ini mendapat respon positif dari warga baik tarif dan layanannya, salah satunya Hasan yang sudah 2 kali berkeliling Depok dengan Bus Oren. “5 ribu murah banget, satu setengah jam perjalanan lewat Cilodong, Alun-alun, Jatijajar, Jalan Raya Bogor balik lagi kesini. Udah 2 kali naik ini anak saya senang dan termasuk murah untuk perjalanan seperti ini,” ungkap Hasan, Rabu (25/12/2019).
Tondo juga menyatakan bahwa belum banyak keuntungan yang didapatkan “Respon warga saat ini bagus, dari layanan dan tarif karena sangat murah dengan harga 5 ribu sekali perjalanan sedangkan di kota lain sudah 15-20 ribu kan, sejauh ini baru bisa untuk pengganti solar dan sambil sosialisasi dulu belum bicara profit, tapi ya harapannya agar tetap untung ya. Namun warga masih menganggap untuk main, terutama orang tua yang punya anak kecil. Belum untuk kebutuhan pendukung aktivitas sehari-hari,” ujarnya.
Tondo juga berharap ada pihak yang mau berinvestasi agar bisa memperbanyak unit bus dan memperbaiki layanan. “Waktu terdekat (tahun baru) masih sosialisasi lah supaya orang kenal kalau bus ini ada gitu, sambil nggak bosan-bosan saya menawarkan kepada pihak-pihak yang mau investasi ya monggo karena agar disetiap wilayah kota depok ada (unitnya bertambah). Karena awalnya gubernur dan Dishub Jabar memberi ini sebagai pancingan, nih loh saya kasih satu ya tolong dikembangkan sebaik mungkin, Bandung sudah ada 10 karena memang ada pihak yang mau investasi,” imbuhnya.
Pengirim: Dharmajati Yusuf Fadli / Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta
E-mail: [email protected]