Mengapa Mendengarkan Terkadang Terasa Membebani?

Tri Apriyani | Lidia Julean
Mengapa Mendengarkan Terkadang Terasa Membebani?
Ilustrasi mendengarkan orang curhat (unsplash)

Semua orang pasti senang saat didengarkan oleh orang lain. Didengarkan oleh orang lain merupakan kebutuhan dasar manusia. Jika tidak terpenuhi, kita akan merasa sedih, kecewa, tidak dihargai, dan terkucilkan. Namun, saat mendengarkan, terkadang ada saja perasaan lelah atau bosan yang menghampiri, mengapa demikian?

Menurut Sari Dewi Setyori, seorang psikolog yang saat ini bekerja sebagai Assistant Manager pada Business Department Pt. Pasona HR Indonesia, mendengarkan itu butuh energi dan effort yang besar. Sewaktu mendengarkan orang lain, kita menggunakan energi dan konsentrasi kita untuk memahami apa yang orang lain sampaikan. Karena itulah, jika terlalu lama berkonsentrasi untuk memdengarkan, tubuh kita akan mengeluarkan reaksi seperti merasa jenuh dan lelah.

Lalu, apa yang harus dilakukan supaya bisa jadi pendengar yang baik namun tidak membebani diri sendiri? Menurut Sari, ada 3 cara simple yang bisa kita aplikasikan supaya kita dapat fokus mendengarkan orang lain, namun juga tidak mebebani diri sendiri?

1. Persiapkan dirimu.

Saat mendengarkan orang lain, kamu harus dalam kondisi yang oke, baik dari segi mental maupun emosional. Maksudnya, siapkan diri secara mental, secara emosional, secara kesiapan untuk mendengar, karena mendengarkan itu butuh banyak kesabaran. “Mendengarkan itu butuh energi dan effort yang besar, karena itu kita harus mempersiapkan diri dengan baik sebelum mendengarkan orang lain.”

2. Tanyakan tujuan pembicaraan.

Kadang saat orang lain curhat, mungkin ada yang mengganggap itu menyebalkan karena orang tersebut terus menerus berbicara. Namun hal tersebut dapat disiasati dengan bertanya apa tujuan dia curhat. Sari menjelaskan, “Dengan bertanya, kita juga menyiasati supaya pembicaraannya gak kemana-mana. Selain itu, kita juga jadi lebih mengerti kebutuhan lawan bicara, karena takutnya waktu lawan bicara ingin didengarkan dan kita kasih pendapat dia malah kesal, atau mungkin merasa disalahkan. Tapi jika dia minta pendapat, berarti dia terbuka atas kritik dan saran.”

3. Tetap utamakan dirimu sendiri.

Menurut Sari, walaupun kamu lawan bicaramu lagi sedih, tapi kamu harus tetap mengutamakan dirimu. “Pertama harus nyaman lebih dulu, kalo kamu hanya nyaman satu atau dua jam ya bilang saja, tapi kalo kamu bisa hold it maka lanjutkan.” Karena, kalau dipaksakan, maka kamu pada akhirnya akan merasa bosan dan kesal.

Belajar untuk mendengarkan memang sulit dan terkadang terasa melelahkan. Namun, saat kamu mampu mendengarkan orang lain dengan sepenuh hati tanpa terbebani, percayalah kamu akan menemukan cara pandang baru yang tak akan kamu mengerti jika kamu tidak belajar mendengarkan.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak