Review Film Milea: Suara dari Dilan

Tri Apriyani | hmmtlwr
Review Film Milea: Suara dari Dilan
Poster Milea: Suara dari Dilan [Instagram]

Film Milea: Suara dari Dilan yang tayang  serentak di bioskop pada tanggal 13 Februari 2020. Sukses meraup sekitar 300  juta penonton saat ini, kisah cinta Dilan dan Milea memasuki babak akhir.Hampir tiga tahun lalu, sejak Dilan 1990dirilis, film produksi Max Pictures ini seakan menyihir para pencinta film bergenre drama romantis.

Kalimat dari dialog yang menjadi ikonik, serta penampilan Dilan yang mengundang histeria terutama kaum hawa, membuat Dilan dan Milea memiliki tempat istimewa di industri film Indonesia. Cerita Dilan terangkum dalam novel trilogi karya Pidi Baiq.

Sebagai sang empu­nya cerita, Pidi selalu terlibat aktif di proses pengerjaan film Dilan. Dia bekerja sama dengan Titien Wattimena saat menulis naskah, dan ber­kolaborasi dengan Fajar Bustomi di kursi sutradara. Campur tangan Pidi membuat film trilogi Dilan tak kehilangan roh.

Pada bagian akhir kisah Dilan, Max Pictures merilis film ”Milea: Suara dari Dilan”yang mulai tayang Kamis, 13 Februari 2020. Dalam durasi sekitar 90 menit, film ini merangkum cerita dari ”Dilan 1990”dan ”Dilan 1991”(2019) yang membuat penonton bernostalgia.

Namun, kendati banyak pengulangan adegan, Titien dan Pidi selaku penulis naskah memasukkan sejumlah kisah baru termasuk bagaimana akhir cerita cinta Dilan dan Milea.Film ”Milea: Suara dari Dilan”merupakan perspektif Dilan melihat dan menyikapi perasaan dia terhadap Milea.

Alhasil, penonton akan melihat saat Dilan menuliskan cerita dia dan Milea. Dari tulisan-tulisan tersebut, penonton bisa merasakan kalau Dilan memendam rindu yang dalam terhadap Milea.

Cerita ”Milea: Suara dari Dilan”dimulai saat Dilan kecil. Dia dikisahkan dekat dengan Bunda (Ira Wibowo), ayah (Bucek Deep), dan adiknya Disa (Adhisty Zara). Sejak kecil, Dilan sudah digambarkan jahil, memiliki imajinasi serta pandai berkata-kata.

Dari era 1980-an, dengan cepat alur ber­pindah ke era 1990-an, yaitu saat Dilan (Iqbaal Ramadhan) menjalani masa SMA. Sebagai panglima tempur geng motor. Dilan memiliki solidaritas yang tinggi terhadap teman-temannya. Namun, semua itu berubah saat dia berkenalan dengan Milea (Vanesha Prescilla), siswi baru pindahan dari Jakarta.

Sebagai kekasih, Milea melarang Dilan untuk terlibat dengan geng motor. Namun, Dilan kerap mengabaikan keinginan Milea. Bagi Dilan, kawan sama pentingnya seperti pacar. Jadi, pada dasarnya dia tidak bisa memilih. Puncak kekesalan Milea tercipta saat sahabat Dilan, Akew (Gusti Rayhan) meregang nyawa.

Akew meninggal dunia karena salah sasaran penyerangan geng motor. Milea takut Dilan akan terseret kasus kriminal, karena sebelumnya Dilan sudah pernah masuk kantor polisi. Akhirnya, Milea meminta putus dengan Dilan. Pada sesi setelah putus itulah, Milea dan Dilan diuji perasaan masing-masing. Mereka saling rindu, tetapi gengsi untuk kembali menjalin hubungan.

Dilan seakan sengaja menghilang untuk menghindari Milea. Dia bahkan menga­rang cerita sudah punya pacar baru, ketika tahu Milea pergi dengan teman prianya.Lewat sahabat Dilan, Pian (Omar Esteghlal), Milea tahu bahwa Dilan sudah pindah ke lain hati. Pertemuan Dilan dan Milea tercipta bertahun-tahun kemudian saat mereka sudah lulus SMA.

Milea sudah bertunangan, sedangkan Dilan tidak menjalin hubungan dengan siapa pun. Setelah pertemuan tak sengaja tersebut, mereka bertemu kembali saat reuni sekolah. Kendati mereka mengutarakan kerinduan masing-masing, Dilan tahu bahwa dia dan Milea tak akan bisa kembali bersama.

 Oleh : Himmatul Waro / Penerima Beasiswa Sarjana Muamalat

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak