New Normal Sektor Pariwisata dan Bagaimana Protokol Keamaan dan Kesehatan

Tri Apriyani | sofi windiarti
New Normal Sektor Pariwisata dan Bagaimana Protokol Keamaan dan Kesehatan
Ilustrasi wisata alam. (Sumber: Shutterstock)

Ekonomi sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih pasca pandemi ini tetapi ada juga yang meyakini ekonomi pariwisata optimis bangkit untuk memulihkan perekonomian Indonesia saat new normal. Dibukanya objek wisata di beberapa daerah diharapkan diikuti bangkitnya optimisme karena roda perekonomian kembali berputar.

Presiden Joko Widodo meminta jajarannya untuk melakukan inovasi dan perbaikan di sektor pariwisata sehingga adanya perubahan tren di pariwisata global, Indonesia harus mampu beradaptasi. Peluang yang membuat sektor pariwisata optimis bangkit adalah karena keinginan masyarakat untuk berwisata dan liburan.

Dalam hal ini perubahan tren di sektor pariwisata akan bergeser ke alternatif liburan yang tidak banyak orang, disebut dengan solo travel tour atau virtual tourism untuk menghindari kerumunan banyak orang. Perlunya dilakukan banyak inovasi oleh para pelaku ekonomi sektor pariwisata.

Salah satu pengusaha jasa agen travel, Bapak Ahmad berpendapat bahwa media sosial sangat penting untuk menarik minat kembali wisatawan yang ingin berlibur dengan protokol kesehatan yang ketat.

Bapak Ahmad mengaku bahwa selama masa PSBB kemarin, usahanya di bidang perjalanan wisata itu hampir bangkrut karena tidak adanya customer yang memakai jasanya.

"Iya, selama masa sulit kemarin saya hampir pasrah karena tidak ada pendapatan. Harapan saya untuk bangkit dan menarik kembali para wisatawan. Harus gencar dengan iklan dan promosi di media sosial seperti instagram tetapi harus dengan protokol kesehatan yang ketat dan batasan pengunjung serta tetap menjaga jarak" ujar Bapak Ahmad.

Media sosial memiliki peran penting dalam menyebarkan informasi mengenai sektor pariwisata saat new normal seperti ini sehingga dapat mengembalikan tingkat kepercayaan wisatawan serta meningkatkan antusiasme masyarakat untuk traveling kembali ke sejumlah destinasi wisata yang ada di Indonesia.

Kenormalan baru sektor pariwisata dalam protokol keamaan dan kesehatan :

1. Mengatur jam pelayanan

Sebelum pandemi Covid-19, pelayanan di industri pariwisata berlangsung non-stop, sepanjang hari dan tujuh hari. Di masa new normal, harus ada jeda waktu libur bagi tenaga kerja.

2. Cafe dan Restaurant wajib tutup sehari dalam seminggu

Hal ini bertujuan untuk membersihkan tempat kerja dan ruang layanan mereka, serta memastikan pengaturan limbah makanan telah tertangani dengan baik. Pengelola destinasi wisata juga harus berhenti beroperasi misalkan dua hari dalam seminggu untuk mengevaluasi kebersihan dan kesehatan petugasnya.

3. Akomodasi

Jika sebelum Covid-19 wisatawan memilih akomodasi dengan harga kompetitif, pada masa new normal bisa memilih akomodasi yang menawarkan kebersihan, kesehatan, dan keamanan.

4. Pengaturan atraksi wisata

Pengelola destinasi wisata yang hendak menggelar atraksi berupa pertunjukan atau lomba harus memastikan kapasitas pengunjung. Dipastikan pengunjung harus tetap berjaga jarak dan dengan protokol kesehatan yang ketat.

Semoga era new normal ini dapat memberikan perubahan. Era new normal saat ini bukan berarti kita pada fase telah selesai dari pandemi ini. Roda sosial dan Ekonomi harus kembali bergerak, kita harus memulihkan Ekonomi Indonesia dan tetap menjaga kesehatan, menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Oleh: Sofi Windiarti / Mahasiswi  S1 Pendidikan Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak