Badan kebudayaan PBB (UNESCO) menyerukan perlindungan warisan budaya di Afghanistan dan memastikan lingkungan yang aman bagi para seniman, beberapa hari setelah Taliban berkuasa di Kabul.
Kacaunya kondisi politik dan kemanusiaan di Afghanistan akibat kembalinya Taliban sejak pekan kemarin turut membuat khawatir pecinta sejarah dan budaya di dunia. Pasalnya, ada dua Situs UNESCO di sana, yakni Lembah Bamiyan dan Menara Jam. Pada Maret 2001, Lembah Bamiyan, situs sejarah penyebaran agama Buddha di Afghanistan, telah dirusak oleh Taliban.
Dikutip dari CNN, UNESCO mengatakan bahwa beragam warisan dan situs budaya Afghanistan juga merupakan bagian dari sejarah dan identitas Afghanistan yang penting bagi umat manusia secara keseluruhan.
"Di tengah peristiwa yang berlangsung dengan cepat, dan 20 tahun setelah penghancuran yang disengaja di Bamiyan Buddha, sebuah situs Warisan Dunia, Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay menyerukan pelestarian warisan budaya Afghanistan," kata UNESCO dalam sebuah pernyataan, Kamis (19/8/2021)
"Sangat penting bagi masa depan Afghanistan untuk menjaga dan melestarikan landmark ini," sambung UNESCO.
Memang baru dua situs bersejarah di Afghanistan yang masuk dalam daftar bergengsi UNESCO. Namun belum banyak yang tahu, jika ada empat situs lain yang telah masuk daftar pertimbangan.
Jika kondisi Afghanistan kondusif, bukan tidak mungkin negara itu bisa menambahkan empat situs tersebut ke dalam Daftar Situs Warisan Dunia UNESCO.
Masuknya situs bersejarah ke daftar UNESCO tentu saja membuat lebih banyak usaha pelestarian yang bisa dilakukan di sana. Bonusnya, wisatawan mancanegara akan berdatangan, sehingga negara akan mendapat keuntungan dari sektor pariwisata. Namun karena kondisi politik yang semakin memanas hal tersebut menjadi semakin sulit dicapai.
Berikut enam situs bersejarah di Afghanistan yang telah masuk dan yang sedang didaftarkan ke UNESCO:
1. Lembah Bamiyan
Lembah Bamiyan masuk daftar situs warisan dunia UNESCO pada tahun 2003.
Lanskap budaya dan sisa-sisa arkeologi Lembah Bamiyan mewakili perkembangan artistik dan keagamaan dari abad ke-1 hingga ke-13 serta menjadi ciri Bakhtria kuno, yang mengintegrasikan berbagai pengaruh budaya ke dalam aliran seni Buddhis Gandhara.
Daerah ini berisi banyak ansambel dan tempat-tempat suci biara Buddha, serta bangunan-bangunan berbenteng dari periode Islam.
Situs ini juga menjadi saksi perusakan oleh Taliban atas dua patung Buddha berdiri, yang mengguncang dunia pada Maret 2001.
2. Menara Jam
Masuk daftar situs warisan dunia UNESCO pada tahun 2003. Menara Jam setinggi 65 meter adalah struktur yang anggun dan menjulang, berasal dari abad ke-12.
Dibangun dari susunan batu bata yang rumit dengan ubin biru di bagian atas, menara ini merupakan puncak dari perkmbangan arsitektur dan artistik di wilayah ini.
Kemegahannya di tambah dengan panorama di sekelilingnya yang dramatis, salah satunya ialah pemandangan lembah dan sungai di antara pegunungan yang menjulang tinggi di jantung Provinsi Ghur.
3. Kota Herat
![Kota Herat, Afganistan. [Unsplash/Ali Mosavi]](https://media.arkadia.me/artikel/funcrevidn/20210821162956-imgori-ali-mosavi--8ylvdytjpm-unsplash.jpeg)
Masuk daftar warisan dunia sementara UNESCO pada tahun 2004. Kota Herat, yang saat ini menjadi ibu kota wilayah Afghanistan barat, telah lama dikenal sebagai kawasan strategis, komersial, dan budaya.
Meskipun kota ini telah berkembang secara luas di zaman modern, dan telah mengalami kerusakan akibat konflik, kota ini tetaplah unik karena masih mempertahankan jejak sejarahnya berupa banyaknya monumen Islam yang masih berdiri.
4. Kota Balkh
Masuk daftar warisan dunia sementara UNESCO tahun 2004. Balkh adalah kota di Provinsi Balkh yang juga dekat dengan perbatasan Uzbekistan.
Balkh secara historis merupakan tempat penyebaran Zoroastrianisme dan Buddhisme dan salah satu kota besar Khorasan - istilah modern untuk wilayah timur Persia kuno sejak abad ke-3, meliputi Iran, Afganistan, Tajikistan, Turkmenistan dan Uzbekistan.
Kota ini dikenal oleh orang Yunani Kuno sebagai Bactra, yang memberikan namanya ke Bactria. Adapun Marco Polo menggambarkan Balkh sebagai "kota yang mulia dan besar". Pemukiman di Balkh yang tersisa sekarang sebagian besar merupakan reruntuhan.
5. Danau Band-E-Amir
![Danau Band-E-Amir di Afghanistan. [Unsplash/Nasim Dadfar]](https://media.arkadia.me/artikel/funcrevidn/20210821163104-imgori-nasim-dadfar-p28-nvphffu-unsplash.jpeg)
Masuk daftar warisan dunia sementara UNESCO pada tahun 2004. Band-E-Amir adalah kumpulan danau yang terbentuk secara alami dengan formasi dan struktur geologi khusus, serta keindahan alam dan unik.
Dari kejauhan, kawasan ini memancarkan warna biru yang indah. Kedalaman danau-danau tidak diketahui, namun kawasan ini memiliki latar belakang sejarah dan alam yang masih amat lestari.
Untuk daya tarik wisatawan lokal dan internasional, Band-E-Amir dilindungi sebagai Taman Nasional Afghanistan.
6. Taman Babur
Masuk daftar warisan dunia sementara UNESCO pada tahun 2009. Taman Babur, yang dikenal sebagai Bagh-e Babur, merupakan sudut hijau termegah di Kabul, di ibu kota Afghanistan.
Taman Babur bagai oasis perdamaian di tanah yang dilanda perang. Dengan lebih dari 1 juta pengunjung sejak dibuka kembali pada tahun 2008, taman ini merupakan atraksi rekreasi paling populer di Kabul, dan pada saat yang sama menjadi saksi penting sejarah Afghanistan.
Terletak di barat daya Kota Tua Kabul, di kaki bukit Kuh-e Sher Darwaza, Taman Babur ialah salah satu taman tertua yang bertahan dari periode Mughal.
Bagh-e Babur, ditata setelah penaklukan Kabul (1504), dan merupakan salah satu dari banyak taman yang didirikan oleh Zahir ad-Din Muhammad Babur (1483-1530), pendiri dinasti Mughal.
Kecintaan penguasa terhadap taman memiliki tradisi panjang, selama ribuan tahun taman telah menjadi bagian penting dari budaya rumah dan istana.
Di dunia Islam, perencanaan dan desain taman menggabungkan konsep agama dan prinsip estetika. Bentuk geometrisnya mencerminkan keteraturan dalam keragaman. Saluran air, air mancur, dan air terjun juga dibangun untuk membuat pengunjungnya dekat dengan alam dan kemudian bersyukur kepada Allah SWT.
Taman Babur menggambarkan metafora untuk "sepotong surga di Bumi".