Kamu tahu gak, sih, kalau beberapa bahasa gaul atau bahasa slang yang mungkin saja sering kita gunakan sehari-hari, sudah resmi masuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)?
Sebelum itu, apa kamu tahu bahasa slang atau bahasa gaul itu apa? Dan dari mana bahasa slang itu berasal? Kenapa bahasa slang atau bahasa gaul pada akhirnya resmi menjadi bahasa Indonesia baku dan masuk Kamus Besar Bahasa Indonesia, padahal bahasa gaul itu bahasa santai yang dituturkan sehari-hari dan terasa kurang tepat untuk menjadi bahasa formal?
Bahasa slang atau bahasa gaul adalah bahasa yang digunakan oleh komunitas tertentu, sehingga jarang diketahui oleh kelompok atau komunitas masyarakat bahasa lainnya. Pengguna bahasa slang kadang kala dimaksudkan agar orang lain tidak mengerti bahasa mereka.
Lalu kenapa bahasa slang bisa masuk ke dalam KBBI? Selain karena perkembangan zaman yang kian bertambah pesan setiap harinya yang mempengaruhi aspek-aspek kehidupan didalamnya, seperti budaya, teknologi, ekonomi, pendidikan, dan tak luput juga bahasa, yang juga turut mengikuti perubahan dan perkembangan yang terjadi. Hal tersebut pun berpengaruh pada kehidupan manusia; bagaimana kita berinteraksi, berkomunikasi, dan berperilaku sehari-hari.
Maka, salah satu dampak yang terjadi adalah perubahan bahasa yang mengikuti perkembangan zaman. Salah satu contohnya adalah bahasa slang atau bahasa gaul yang kian gandrung oleh anak muda.
Berikut bahasa slang yang sudah resmi masuk KBBI:
Bukber
Menurut KBBI, bukber merupakan akronim dari buka puasa bersama, yang berarti melakukan acara buka puasa (biasanya puasa Ramadhan) bersama dengan orang lain.
Contoh penggunaannya: “Ani dan Nia mengikuti acara bukber dengan teman-teman sekelasnya.”
Julid
Artinya iri dan dengki dengan keberhasilan orang lain, biasanya dilakukan dengan cara menulis komentar, status, atau pendapat di media sosial yang menyudurkan orang tertentu.
Contoh penggunaan: “Akun gosip itu terus menjulidi salah satu artis ibu kota.”
Ambyar
Memiliki arti bercerai-berai; berpisah-pisah; dan tidak terkonsentrasi lagi. Biasanya dipakai untuk melebih-lebihkan suasana dalam percakapan sehari-hari.
Contoh penggunaan: “Aku ambyar lihat idol kesukaanku seganteng itu saat konser.”
Baper
Adalah akronim dari (ter)bawa perasaan; berlebihan atau terlalu sensitif dalam menanggapi suatu hal.
Contoh penggunaan: “Dia terlalu cepat baper. Kalau disinggung langsung marah.”
Cie
Adalah kata seru yang digunakan untuk memuji atau menggoda seseorang agar tersipu. Biasanya disertai dengan kalimat lain di belakangnya.
Contoh penggunaan: “Cie, jadian sama Nia.” atau “Cie, gajinya sudah turun. Boleh, dong.”
Alay
Merupakan akronim dari anak layangan; gaya hidup yang berlebihan untuk menarik perhatian.
Mengegas
Ada dua arti, pertama gas -> mengegas, yang berarti menekan gas pada kendaraan. Atau, mengegas, yaitu berbicara dengan suara keras (karena kesal atau marah).
Contoh penggunaan: “Sarip selalu mengegas kalau bicara, bikin pusing kepala karena teriak-teriak.”
Pansos
Merupakan sebuah akronim dari panjat sosial; usaha yang dilakukan untuk mencitrakan diri sebagai orang yang mempunyai status sosial tinggi, dilakukan dengan cara mengunggah foro, tulisan, dan sebagainya di media sosial.
Contoh penggunaan: “Artis baru itu melakukan pansos untuk naik daun.”
Mager
Adalah akronim dari malas (ber)gerak; enggan atau sedang tidak bersemangat untuk melakukan aktivitas.
Contoh penggunaan: “Dika mager disuruh beli telur oleh ibunya, karena sedang asyik main gim daring.”
Daring
Merupakan akronim dari dalam jaringan, terhubung melalui jejaring komputer, internet, dan sebagainya.
Contoh penggunaan: “Riko selalu main gim daring sampai lupa mengerjakan tugasnya.
Luring
Adalah akronim dari luar jaring(an); terputus dari jejaring komputer, internet, dan sebagainya.
Contoh penggunaan: “Riko langsung marah kalau mendadak luring dari gimnya.”
Demikian beberapa bahasa slang yang sudah masuk ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Sahabat Bantenesia. Kata gaul atau slang apa yang sudah kamu ketahui?
Nova Bragastiani
Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Universitas Pamulang