Apa Itu Emotional Sponge? Seseorang yang Mudah Terbawa Emosi Orang Lain

Arendya Nariswari | Hillary Sekar
Apa Itu Emotional Sponge? Seseorang yang Mudah Terbawa Emosi Orang Lain
Photo by RODNAE Productions: https://www.pexels.com/photo/a-couple-having-an-argument-6669852/

Pernahkah Anda melihat seseorang yang menangis saat sedang mendengarkan keluh kesah orang lain? Atau dengan lugasnya benar-benar memahami hari buruk seseorang hanya melalui cerita? Mungkin mereka adalah seseorang dengan emotional sponge.

Kondisi emosional ini membuat seseorang mampu menempatkan diri menjadi seseorang yang sedang menceritakan kisahnya. Ini mungkin terdengar bagus, namun di sisi lain karena tidak bisa mengontrol emosinya, mereka juga mungkin terbawa dalam energi negatif sebuah cerita.

Apa itu emotional sponge?

Dilansir dari laman counsellor who cares, emotional sponge adalah seseorang yang dapat dengan mudah menyerap emosi di sekelilingnya. Mereka memiliki empati yang tinggi sehingga bisa merasakan kesedihan orang lain. Bahkan seringkali mereka tahu emosi orang lain tanpa diceritakan, inilah alasan mengapa seseorang dengan emotional sponge juga disebut memiliki intuisi yang baik.

Sayangnya, keadaan ini seringkali membuat mereka terjebak dalam emosi orang lain, dan merasa bertanggung jawab atas keadaan tersebut. Seseorang dengan emotional sponge juga mungkin akan lebih mudah frustasi karena menyerap terlalu banyak emosi.

Menjadi pendengar ketika orang lain sedang mendapat kesulitan memang hal baik. Namun jika ini justru mengganggu emosi Anda sendiri, akan lebih baik untuk menghindarinya. Seseorang dengan emotional sponge justru bisa membahayakan dirinya sendiri sehingga lebih baik untuk menghindarinya.

Dilansir dari laman heal your life, berikut tips menghindari emotional sponge:

Jauhi sumber energi

Jika Anda mulai merasakan adanya aura negatif di sekitar, seperti mendengar orag terisak dalam handphonenya sebaiknya Anda sedikit menjauh. Ini bukan berarti Anda menjadi orang jahat, hanya saja sebaiknya Anda mengontrol emosi sendiri terlebih dahulu sebelum menolong orang lain dan justru membuat Anda terjebak di dalamnya.

Beri waktu untuk diri sendiri

Setelah mendengar cerita orang lain atau melihat sesuatu yang mengganggu perasaan Anda, ambillah waktu beberapa menit untuk berkonsentrasi pada diri sendiri. Jika diperlukan lakukan meditasi atau pergilah ke tempat yang membuat tenang. Meminimalisir penggunaan ponsel terutama media sosial.

Dekati seseorang dengan energi positif

Anda pasti memiliki teman yang selalu melihat suatu hal dari sisi positif. Menghabiskan waktu bersamanya merupakan langkah tepat untuk mengisi energi. Dengarkan harapan mereka atau cerita yang penuh dengan semangat dan energi, dengan begitu Anda juga bisa menyerap energi darinya.

Kontributor : Hillary Sekar Pawestri

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak