3 Kontroversi Qatar sebagai Penyelenggara Piala Dunia 2022, Isu HAM hingga Iklim

Hikmawan Firdaus | Tan Puan
3 Kontroversi Qatar sebagai Penyelenggara Piala Dunia 2022, Isu HAM hingga Iklim
Cara Beli Tiket Piala Dunia (YouTube/FIFA)

Qatar akan memulai agenda pertamanya sebagai tuan rumah penyelenggara Piala Dunia 2022 pada Minggu (20/11/2022). Namun tak dapat dipungkiri bahwa selama lebih dari satu dekade persiapannya, Qatar diselimuti oleh begitu banyak kontroversi yang menghebohkan publik.

Berikut kontroversi Qatar sebagai penyelenggara Piala Dunia 2022 yang dirangkum dari BBC dan ABC.

1. Dugaan Korupsi dan Suap

Pemilihan Qatar sebagai tuan rumah telah lama diisukan dengan tuduhan suap dan korupsi. Salah satunya seperti pada tahun 2019 dimana pesepak bola Prancis Michael Platini dan pejabat FIFA, Joseph Blatter ditangkap saat penyelidikan kasus suap dua juta dolar terkait upaya untuk menjadikan Qatar sebagai tempat perhelatan Piala Dunia. Namun keduanya membantah melakukan kesalahan.

2. Isu Pelanggaran Hak Asasi Manusia

Salah satu media internasional melaporkan bahwa setidaknya ada 30.000 pekerja asal India, Bangladesh, Filipina, dan Nepal yang terlibat dalam pembangunan fasilitas Piala Dunia seperti stadion, hotel, dan sebagainya. Namun para pekerja imingran tersebut sering dieksploitasi. Hasil investigasi pada 2021 menunjukkan ada lebih dari 6.500 pekerja migran yang telah meninggal di Qatar sejak 2010 karena berbagai kecelakaan di tempat kerja termasuk kondisi panas ekstrem. 

FIFA dan Qatar membantah dengan mengatakan bahwa jumlah korban tewas karena kecelakaan kerja hanya tiga orang sementara yang tidak terkait ada 38 pekerja. Namun,Organisasi Buruh Internasional mengatakan perkiraan itu terlalu rendah dimana Qatar tidak meghitung kematian akibat serangan jantung atau kegagalan pernapasan akibat suhu ekstrem.

Baru-baru ini isu tentang penolakan Qatar terhadap LGBT juga sering menjadi perdebatan dan dianggap sebagai pelanggaran hak asasi manusia.

3. Isu Iklim

Piala Dunia Qatar 2022 diprediksi akan menghasilkan 3,6 juta ton karbon dioksida dari acara tersebut. Namun FIFA membantah dengan mengatakan bahwa 95% emisinya berasal dari perjalanan udara yang diklasifikasikan sebagai emisi tidak langsung. Sebelumnya, Qatar dan FIFA telah sepakat untuk mengadakan turnamen Piala Dunia tanpa meninggalkan jejak karbon. Namun para peneliti pesimis dengan hal itu karena Qatar dianggap meremehkan emisi dan dampak iklim yang sebenarnya dari acara itu.

Itulah sederet kontroversi Piala Dunia Qatar 2022.

Video yang mungkin Kamu lewatkan.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak