Undang Junta Myanmar ke Thailand, Wibawa Indonesia Turun

Hayuning Ratri Hapsari | Irfan Hadiansyah
Undang Junta Myanmar ke Thailand, Wibawa Indonesia Turun
ASEAN Summit 2023 Indonesia (Kemlu)

Setelah Thailand mengundang Junta militer Myanmar, beberapa masalah timbul dari pertemuan informal yang diadakan di Pattaya Thailand pada 18-19 Juni 2023 lalu.

Menteri Luar Negeri Thailand  Don Pramudwinai, mengirimkan undangan kepada seluruh menteri luar negeri seluruh negara anggota ASEAN, 4 hari sebelum acara tersebut resmi digelar. Namun Indonesia menolak hadir dalam pertemuan tersebut, pun dengan menteri luar negeri ASEAN lainnya.

Pengamat hubungan internasional, Teuku Rezasyah, mengatakan seharusnya Thailand bisa memberitahukan kepada Indonesia terlebih dahulu, termasuk rencananya menghadirkan Junta militer Myanmar, yang selama ini dilarang hadir dalam pertemuan tingkat menteri dan pimpinan negara ASEAN.

"Semua negara dalam ASEAN itu kan menghargai Indonesia sebagai ketua, jadi inisiatif itu hendaknya sepengetahuan Indonesia dan guidelinenya dibuat di Indonesia," kata Rezasyah, saat di Jakarta (23/6/2023).

Menurut Rezasyah, Thailand harusnya dapat bermain cantik ketika akan melakukan pertemuan dan komunikasi dengan Myanmar.

"Misalnya mencari forum yang tidak terkesan formal, tapi memastikan Thailand bisa dapat informasi. Misalnya bisa saja ke lembaga pendidikan atau bertemu dengan tokoh spiritual kan bisa dilakukan," tambahnya.

Rezasyah menilai situasi di ASEAN kini pun menjadi tidak nyaman dengan adanya pertemuan inisiatif Thailand tersebut.

"Semoga Indonesia bisa meyakinkan keluarga besar ASEAN untuk tidak mengambil langkah-langkah yang bisa membahayakan. Indonesia membutuhkan itu, kita sendiri sudah ditentang Kamboja soal rencana navy drill, sekarang ada lagi," tuturnya.

Rezasyah berharap negara-negara ASEAN dapat menurunkan tensinya dan menahan diri terlebih dahulu.

"Kalaupun membuat pergerakan, mohon sepengetahuan Indonesia, karena ini menurunkan wibawa Indonesia di ASEAN. Tahun depan kan Laos (ketua ASEAN), kalau dengan Indonesia saja, yang negara pendiri ASEAN berani melakukan hal tersebut, bagaimana dengan yang baru masuk ASEAN, seperti Laos?" ungkapnya.

ASEAN yang sekarang bisa saja tetap utuh namun sudah ada polarisasi didalamnya.

Sementara itu, situasi rumit ini membuat negara-negara anggota ASEAN lain juga ingin mengambil peran. Ia berpendapat bahwa masalah Myanmar ini merupakan masalah ASEAN dan seluruh anggota ASEAN harus sama-sama bekerja sama untuk bertanggung jawab.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak