Kontroversi Foto Prabowo Dicrop Koran Jepang: Alasan dan Respons Publik

Sekar Anindyah Lamase | Siti Nuraida
Kontroversi Foto Prabowo Dicrop Koran Jepang: Alasan dan Respons Publik
Foto atas menampilkan Prabowo sejajar dengan Putin, Xi, Kim Jong Un, dan Tokayev. Namun di foto bawah versi Yomiuri Shimbun, bagian kiri terpotong sehingga Prabowo tak terlihat. (X.com)

Baca 10 detik
  • Foto Prabowo yang dipotong dalam koran Jepang memperlihatkan bagaimana media asing memiliki fokus editorial masing-masing.
  • Dua alasan utama: faktor teknis layout dan keputusan editorial.
  • Bagi publik Indonesia, hal ini menjadi sorotan serius karena menyangkut citra kepala negara di panggung dunia.

Kontroversi muncul setelah foto Presiden RI Prabowo Subianto dalam forum internasional di Vladivostok, Rusia, muncul di media Jepang Yomiuri Shimbun dalam kondisi sudah terpotong. Dalam foto asli, Prabowo berdiri sejajar dengan sejumlah pemimpin dunia, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping. Namun saat dimuat di koran Jepang tersebut, bagian foto yang menampilkan sosok Prabowo justru tidak terlihat.

Peristiwa ini segera memicu perhatian publik di Indonesia. Banyak yang menilai pemotongan foto tersebut sebagai bentuk pengabaian atau seakan tidak menganggap kehadiran Presiden Indonesia dalam forum penting tersebut. Padahal, dari sudut pandang diplomasi, posisi Prabowo berdiri sejajar dengan pemimpin dunia besar merupakan simbol yang cukup berarti bagi Indonesia.

Foto Asli dan Versi Media Jepang

Mengutip laporan Suara.com pada Jumat (5/9/2025), foto resmi yang dirilis dari acara itu menunjukkan Prabowo berada di barisan utama bersama para pemimpin lain. Namun publik Jepang hanya melihat versi yang sudah dipangkas sehingga Prabowo tak tampak. Hal inilah yang kemudian menjadi bahan diskusi hangat di jagat maya Indonesia.

Banyak warganet menganggap bahwa tindakan tersebut mengurangi arti kehadiran Prabowo di forum internasional. Bahkan, ada yang menilai langkah itu terkesan disengaja untuk menampilkan hanya figur-figur tertentu yang dianggap lebih penting bagi pembaca di Jepang.

Dua Alasan dari Pihak Yomiuri Shimbun

Pertama, alasan teknis yang berkaitan dengan tata letak halaman koran. Yomiuri disebut harus menyesuaikan ruang yang tersedia sehingga foto yang ditampilkan tidak bisa penuh.

Alasan kedua lebih bersifat editorial. Yomiuri Shimbun dinilai ingin menonjolkan tokoh-tokoh yang lebih relevan dengan kepentingan pembacanya, yakni Putin dan Xi Jinping. Kedua pemimpin tersebut dianggap punya hubungan langsung dengan kepentingan politik, ekonomi, dan keamanan Jepang, sehingga sorotan utama diarahkan ke mereka.

Kebijakan editorial di tiap media memang berbeda-beda, pemangkasan foto bukan berarti merendahkan posisi Prabowo, melainkan murni keputusan redaksi untuk menyesuaikan fokus berita.

Reaksi Publik di Indonesia

Meski ada penjelasan teknis dan editorial, reaksi publik Tanah Air tetap keras. Banyak netizen menilai pemotongan foto Prabowo sebagai bentuk “tidak dianggap”. Ada yang bahkan menyebut tindakan itu bernuansa politis, seolah ingin menyingkirkan Indonesia dari sorotan internasional.

Namun, tak sedikit pula yang mencoba melihat peristiwa ini dari kacamata berbeda. Beberapa pengamat menyebut bahwa media asing memang punya prioritas berita masing-masing. Kehadiran Prabowo tetap penting, meski tak seluruh media asing memilih menampilkan sosoknya secara eksplisit.

Simbol Diplomasi Indonesia

Terlepas dari kontroversi soal cropping, fakta bahwa Prabowo berdiri sejajar dengan pemimpin besar dunia seperti Vladimir Putin dan Xi Jinping tetap memiliki makna besar. Posisi tersebut menggambarkan bahwa Indonesia kini berada dalam lingkaran diplomasi yang semakin diperhitungkan.

Dalam konteks ini, banyak pihak berpendapat publik sebaiknya tidak hanya fokus pada masalah teknis pemberitaan di media asing, melainkan juga melihat bahwa Indonesia berhasil mendapatkan ruang dalam forum internasional strategis. Kehadiran Prabowo di Vladivostok menegaskan bahwa Indonesia punya peran penting, terutama di kawasan Asia dan dunia.

Perdebatan yang Belum Reda

Meski berbagai penjelasan sudah muncul, diskursus tentang “foto Prabowo yang dicrop” belum mereda di Indonesia. Warganet masih memperdebatkan apakah hal itu murni alasan teknis atau memang ada tendensi politik tertentu.

Di sisi lain, para pengamat menilai peristiwa ini bisa dijadikan pelajaran bahwa diplomasi tidak hanya berlangsung di ruang pertemuan antarnegara, tetapi juga di ranah pemberitaan media internasional. Bagaimana sebuah media memilih menampilkan tokoh bisa memengaruhi persepsi publik.

Kesimpulan

Kasus foto Presiden Prabowo Subianto yang terpotong saat dimuat di Yomiuri Shimbun memperlihatkan bagaimana media asing memiliki fokus editorial masing-masing. Ada dua alasan utama yang muncul: faktor teknis layout dan keputusan editorial untuk menonjolkan tokoh tertentu.

Bagi publik Indonesia, peristiwa ini menjadi sorotan serius karena menyangkut citra kepala negara di panggung dunia. Namun, di sisi lain, tetap ada nilai diplomatis yang bisa dibanggakan: kehadiran Prabowo di forum internasional yang memperlihatkan posisi Indonesia sejajar dengan negara-negara besar dunia.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak

Mau notif berita penting & breaking news dari kami?