Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan komitmennya untuk memastikan setiap rupiah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) benar-benar tersalurkan kepada masyarakat.
Salah satu sorotan utamanya adalah Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah sebagai upaya meningkatkan kualitas gizi masyarakat, khususnya pelajar.
Namun, Purbaya mengingatkan jika penyerapan anggaran MBG hingga Oktober 2025 masih rendah, maka anggaran tersebut tidak akan dibiarkan mengendap. Pemerintah siap mengalihkan anggaran itu menjadi bantuan pangan langsung.
“Bukan menegur, kita membantu. Kita bantu secepatnya, tapi kalau enggak bisa juga kita ambil duitnya,” ujarnya di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (19/9/2025).
Patroli Serapan Anggaran
![Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan hasil pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara Jakarta, Jumat (19/9/2025). [Suara.com/Bagaskara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/09/19/24841-menkeu-purbaya-yudhi-sadewa.jpg)
Untuk mencegah potensi lambatnya realisasi, Purbaya menyebut akan mulai mengawal patroli anggaran di sejumlah kementerian dan lembaga mulai pekan depan. Langkah ini dilakukan guna mengecek langsung bagaimana anggaran MBG diserap oleh Badan Gizi Nasional (BGN) selaku pelaksana program.
Ia menegaskan bahwa kebijakan pengalihan bukanlah bentuk teguran terhadap BGN, melainkan bentuk dukungan agar anggaran negara tidak terbuang percuma.
“Daripada nganggur duitnya. Saya kan bayar bunga juga. Saya akan alihkan ke tempat lain yang lebih siap atau ke masyarakat langsung,” jelasnya.
Ia menambahkan, jika anggaran MBG benar-benar tidak dapat diserap dengan optimal, pemerintah berencana memperluas program bantuan pangan dengan membagikan beras sebanyak dua kali 10 kilogram.
Dukungan Penuh, dengan Catatan
Meski membuka opsi pengalihan, Purbaya menegaskan dukungannya terhadap MBG. Program tersebut dinilainya penting, terutama untuk menjawab persoalan gizi di Indonesia.
Namun, ia menekankan bahwa keberhasilan MBG sangat bergantung pada kemampuan BGN dalam mempercepat serapan anggaran dan memastikan program benar-benar berjalan di lapangan.
“Kalau memang bisa diserap ya bagus. Jadi saya tidak menegur, justru mendukung,” ungkapnya.
Pernyataan ini menegaskan bahwa pemerintah tetap mendukung pada program yang sudah dirancang, tetapi tidak menutup mata terhadap tantangan realisasi yang dihadapi.
Program makan bergizi memang menjadi harapan besar untuk masa depan generasi Indonesia, tetapi tanpa penyerapan anggaran yang tepat, manfaatnya tidak akan dirasakan.
Pada akhirnya, yang paling penting adalah masyarakat tetap mendapatkan manfaat nyata dari anggaran negara, baik melalui program MBG maupun bantuan pangan langsung.