Balik ke Masa Lalu di Pasar Kangen Jogja 2025, Nostalgia yang Lebih dari Sekadar Jajanan!

Hayuning Ratri Hapsari | Rahmah Nabilah Susilo
Balik ke Masa Lalu di Pasar Kangen Jogja 2025, Nostalgia yang Lebih dari Sekadar Jajanan!
Pasar Kangen Jogja 2025 (Dokumentasi/Rahmah Nabilah Susilo)

Di tengah gempuran budaya digital dan gaya hidup serba cepat, Pasar Kangen hadir sebagai ruang alternatif yang menawarkan sesuatu yang semakin langka: pengalaman menyentuh kenangan masa lalu secara langsung. 

Digelar pada 18–24 September 2025 di Taman Budaya Yogyakarta, acara tahunan ini bukan sekadar tempat jual beli, tapi menjadi panggung nostalgia yang hangat, meriah, dan penuh makna.

Nostalgia yang Hidup di Tengah Modernitas

Suasana Pasar Kangen Jogja 2025 (Dokumentasi/Rahmah Nabilah Susilo)
Suasana Pasar Kangen Jogja 2025 (Dokumentasi Pribadi/Rahmah Nabilah Susilo)

Pasar Kangen menyuguhkan berbagai kuliner tradisional serta barang-barang antik yang sudah jarang ditemui di kehidupan sehari-hari.

Bagi generasi muda, ini menjadi ruang belajar sekaligus ruang rasa. Mereka bisa menemukan cita rasa yang hanya mereka dengar lewat cerita orang tua, atau melihat barang-barang yang selama ini hanya muncul di film-film jadul atau lemari nenek.

Salah satu pengunjung, Cio, mengaku banyak menemukan hal-hal baru selama menjelajahi Pasar Kangen.

“Banyak banget makanan yang baru aku tahu dari sini. Selama ini cuma dengar nama atau cerita dari orang tua, tapi baru pertama kali coba langsung,” ujarnya, Minggu (21/9/2025).

Ia juga menambahkan bahwa pengalaman mencicipi makanan tradisional ini membuatnya lebih menghargai kekayaan kuliner lokal.

“Rasanya beda banget, dan bikin aku sadar kalau makanan tradisional itu nggak kalah keren dari makanan kekinian,” ungkapnya.

Tak hanya kuliner, suasana pasar yang diatur sedemikian rupa juga memantik memori kolektif banyak pengunjung. Lampu-lampu temaram, musik tradisional yang mengalun, harum makanan yang semerbak, semuanya menghidupkan kembali momen-momen sederhana yang hangat. 

Rizky, mengungkapkan kekagumannya.

“Serasa dibawa balik ke masa lalu. Bisa lihat radio tua, kaset pita, telepon jadul, semua yang selama ini cuma aku tahu dari cerita,” ujarnya antusias, Minggu (21/9/2025).

Tahun ini, Pasar Kangen mengangkat tema “Nandur Apa Sing Dipangan, Mangan Apa Sing Ditandur”, yang secara harfiah berarti "Tanam apa yang kamu makan, makan apa yang kamu tanam". Tema ini mengajak masyarakat, khususnya anak muda, untuk kembali hidup selaras dengan alam dan mulai menghargai hasil bumi. 

Merawat Budaya Lewat Interaksi dan Cerita

"Ruang Nostalgia" Pasar Kangen Jogja 2025 (Dokumentasi/Rahmah Nabilah Susilo)

Lebih dari sekadar nostalgia, Pasar Kangen juga berfungsi sebagai ruang interaksi lintas generasi. Banyak pengunjung muda yang datang tidak hanya untuk menikmati jajanan atau mengambil foto estetik, tetapi juga untuk bertanya, belajar, dan mendengar langsung cerita di balik makanan atau barang-barang yang mereka lihat.

Pasar ini menjadi bukti bahwa kebudayaan bisa tetap hidup jika diberi ruang dan dikemas dengan cara yang menyenangkan. Dalam suasana yang hangat dan penuh interaksi, anak-anak muda tak hanya diajak mengingat masa lalu, tapi juga ikut merayakannya, membawa pulang cerita, rasa, dan kesadaran akan pentingnya menjaga akar budaya mereka.

Dengan Pasar Kangen, nostalgia bukan lagi sekadar romantisasi masa lalu, melainkan jembatan menuju masa depan yang lebih menghargai identitas dan keberagaman tradisi.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak