Setelah menyelesaikan dua periode kepemimpinannya, Joko Widodo tak benar-benar “pensiun”. Alih-alih beristirahat, ia justru melangkah ke arena global dengan peran baru sebagai penasihat ekonomi dunia. Sebuah langkah yang menandai bahwa pengaruh Jokowi belum selesai, ia hanya berpindah panggung.
Jokowi secara resmi ditunjuk sebagai anggota Dewan Penasihat Global (Global Advisory Board) Bloomberg New Economy pada April 2025. Penunjukan ini diumumkan secara resmi pada 23 September 2025 melalui situs resmi Bloomberg New Economy.
Dewan penasihat tersebut dibentuk sebagai respons terhadap tantangan global yang semakin kompleks dan dinamis, yang membutuhkan kolaborasi dan pemikiran strategis dari para pemimpin lintas sektor.
Dalam forum ini, Jokowi akan duduk bersama para tokoh terkemuka dari pemerintahan, bisnis, hingga organisasi multilateral untuk memberikan masukan strategis yang dapat mempengaruhi arah kebijakan ekonomi dunia.
Bloomberg New Economy sendiri adalah sebuah forum global yang didirikan pada tahun 2018. Forum ini mempertemukan para pemimpin dari berbagai sektor, termasuk CEO perusahaan multinasional, pejabat publik, investor, serta inovator, untuk berdiskusi dan bertukar ide seputar perubahan besar yang tengah terjadi dalam tatanan ekonomi dunia.
Tujuan utama dari forum ini adalah untuk merespons pergeseran kekuatan global, memperkuat diplomasi ekonomi internasional, serta mendorong kerja sama lintas negara dalam menangani isu-isu kritis seperti transformasi digital, ketidaksetaraan ekonomi, perubahan iklim, dan kemajuan teknologi.
Peran Jokowi dalam Dewan Penasihat

Sebagai anggota Dewan Penasihat, Jokowi bertugas memberikan masukan strategis terkait kebijakan ekonomi global, terutama dari perspektif negara berkembang.
Dengan pengalaman memimpin Indonesia, salah satu ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Jokowi membawa pandangan yang sangat berharga mengenai bagaimana negara berkembang dapat berperan dalam menghadapi tantangan global.
Selain itu, Jokowi juga membantu merumuskan solusi atas isu-isu kritis seperti perubahan iklim, pergeseran geopolitik, transformasi teknologi, dan ketimpangan ekonomi.
Ia juga aktif dalam berbagai forum dan diskusi tematik yang bertujuan mengarahkan strategi kolaborasi antara sektor publik dan swasta untuk menjawab tantangan masa depan.
Peran ini sangat penting karena dunia saat ini menghadapi perubahan dan ketidakpastian yang besar. Dalam konteks global, suara dari negara berkembang seringkali kurang terdengar, padahal mereka merupakan bagian besar dari perekonomian dunia.
Jokowi, dengan pengalamannya, mampu membawa perspektif ini ke dalam pembahasan internasional sehingga kebijakan yang dirumuskan dapat lebih inklusif dan berkeadilan.
Selain memberikan kontribusi strategis, kehadiran Jokowi juga memperkuat posisi Indonesia di dunia internasional, membuka peluang diplomasi ekonomi yang lebih luas serta mempererat hubungan dengan berbagai negara dan perusahaan global.
Dengan peran baru ini, Jokowi membuktikan bahwa pengaruhnya tidak berhenti setelah masa jabatan berakhir. Melalui jalur diplomasi ekonomi global, ia terus berkontribusi dalam membangun kerja sama internasional yang inklusif dan berkelanjutan demi masa depan yang lebih baik bagi Indonesia dan dunia.