Sebuah musala tiga lantai di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk pada Senin (29/9/2025) sekitar pukul 15.35 WIB. Saat kejadian, ratusan santri tengah melaksanakan salat Ashar berjamaah di lantai bawah. Akibat peristiwa ini, satu santri dilaporkan meninggal dunia, sementara puluhan lainnya mengalami luka-luka.
Menurut Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Edy Prakoso, insiden terjadi saat kegiatan pengecoran bangunan tengah berlangsung sejak pagi. Diduga, pondasi bangunan tidak kuat sehingga struktur dari lantai empat runtuh hingga ke lantai dasar.
Seorang santri kelas tujuh MTS Al-Khoziny menceritakan, sebelum bangunan ambruk ia sempat merasakan musala bergoyang. Saat salat memasuki rakaat kedua, bagian ujung musala tiba-tiba runtuh dan merembet hingga menjatuhkan bagian lain bangunan.
Satu orang santri berusia 16 tahun dinyatakan meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan. Beberapa korban lainnya mengalami luka ringan hingga sedang, dan langsung dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan medis. Hingga kini, jumlah pasti korban luka masih dalam pendataan pihak berwenang.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga Senin malam ada 102 orang yang berhasil dievakuasi. Dari jumlah tersebut, 91 orang menyelamatkan diri secara mandiri, sementara 11 dievakuasi oleh tim SAR gabungan. Secara keseluruhan, 101 orang dinyatakan selamat dan satu orang meninggal dunia.
Proses evakuasi masih terus dilakukan oleh tim gabungan dari Basarnas, BPBD Jawa Timur, TNI, Polri, serta relawan. Petugas menghadapi kesulitan karena padatnya material bangunan yang runtuh dan akses lokasi yang sempit.
Pihak berwenang masih melakukan penyelidikan untuk memastikan penyebab pasti ambruknya musala ini. Kejadian ini menjadi perhatian penting terkait keselamatan struktur bangunan, khususnya di fasilitas pendidikan dan tempat ibadah.
Peristiwa tragis ini menjadi peringatan penting mengenai kualitas pembangunan fasilitas umum, khususnya di lingkungan pesantren yang banyak digunakan santri. Aparat berharap kasus ini bisa segera terungkap dan menjadi evaluasi agar kejadian serupa tidak terulang.
Data korban saat ini bersifat sementara. Meski baru satu korban jiwa yang terkonfirmasi, jumlah tersebut bisa saja berubah sesuai perkembangan di lapangan. Namun, masyarakat tentu berharap tidak ada lagi nyawa yang hilang, dan seluruh korban luka dapat segera pulih.