Konten kreator, Ferry Irwandi menilai keputusan Purbaya Yudhi Sadewa untuk tak menaikkan cukai hasil tembakau sebagai langkah tepat. Ia menyebut kebijakan itu mempertimbangkan dampak bagi buruh dan upaya menekan rokok ilegal.
Melalui kanal YouTube @ferryirwandi yang diunggah pada Jumat (7/11/2025), ia menyebut keputusan tersebut sebagai “satu gebrakan yang menarik” dan sejalan dengan kekhawatirannya terhadap nasib buruh rokok.
Ferry menjelaskan alasan di balik dukungannya terhadap kebijakan tersebut. Menurutnya, kenaikan cukai hasil tembakau dari tahun ke tahun tidak memberikan dampak signifikan terhadap penurunan jumlah perokok.
Ia menilai, kebijakan yang terus menekan industri justru tidak efektif dalam mencapai tujuan kesehatan publik. Ia juga menilai bahwa kebijakan sebelumnya membuat buruh rokok terancam.
“Seperti yang gue bilang sebelumnya dan diamini juga sama Pak Purbaya, kenaikan cukai tiap tahun nggak ngasih efek signifikan karena prevalensi perokok ya segitu-segitu aja,” ujarnya.
Ia menegaskan, kebijakan pengendalian tembakau sebaiknya didasarkan pada data dan dampak riil di lapangan, bukan sekadar kenaikan tarifnya.
Ia menambahkan, dalam kurun 2015 hingga 2024, sebanyak 67.000 buruh rokok SKT kehilangan pekerjaan, sehingga kesejahteraan mereka semakin terancam.
Ferry menilai keputusan Purbaya Yudhi Sadewa untuk tidak menaikkan cukai hasil tembakau merupakan langkah yang tepat. Ia menyebut kebijakan itu penting dalam memperkuat upaya pemberantasan rokok ilegal sekaligus melindungi pekerja di sektor industri rokok.
Menurutnya, keputusan tersebut bukan bentuk keberpihakan terhadap industri rokok, melainkan mengutamakan beberapa pertimbangan. Salah satu pertimbangan tersebut tentunya terhadap dampak menyeluruh yang ditimbulkan.
“Gue yakin Pak Purbaya ngeluarin kebijakan ini bukan karena pro industri rokok, tapi mikir holistic impact-nya seperti apa,” kata Ferry.
Ferry juga mengingatkan pentingnya keseimbangan antara tujuan kesehatan publik dan keberlangsungan hidup para pekerja industri rokok. Ia menilai, pengendalian konsumsi rokok tetap bisa dilakukan tanpa harus mengorbankan mata pencaharian mereka.
“Tujuan mengurangi perokok itu bisa kok tercapai, tapi di satu sisi kita juga harus memperhatikan keselamatan, kesejahteraan, dan kesinambungan hidup para pekerja,” ujarnya.
Ia berharap kebijakan serupa ke depan dapat terus menyeimbangkan antara aspek kesehatan publik dan pelaku industri tembakau.
Ferry menegaskan, kebijakan pengendalian tembakau seharusnya tidak mematikan industri sebelum ada kepastian bagi ratusan ribu, bahkan jutaan pekerja yang bergantung di dalamnya.
Lebih jauh, Ferry menilai langkah yang diambil Purbaya Yudhi Sadewa sejalan dengan keresahan yang selama ini dirasakan para petani, pekerja, dan pelaku industri rokok. Ia menyebut keputusan ini mendorong moratorium yang telah disuarakan.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS