Makan Malam

Munirah | Funcrev
Makan Malam
Ilustrasi tokoh anak perempuan Siti. (Pixabay)

"Mak, hari ini sarapan apa?,"
"Udah kamu berangkat sekolah dulu, nanti mama pulang bawa makanan," jawab Siti kepada anaknya yang masih berusia 7 tahun.

"Mama janji ya, nanti bawain Tina makanan enak,"
"Iya, nanti mama bawakan makanan enak," jawab Siti berusaha meyakinkan anak perempuannya.

"Yaudah, aku berangkat, assalamualaikum," ucap Tina meninggalkan Ibunya yang sedang membersihkan kotoran di atas kepala kostum badutnya.

"Waalaikumsalam, belajar yang bener," jawab Siti

Pagi itu langit terlihat mendung, dengan sedikit tenaga dari makanan kemarin siang, Siti mengenakan kostum badutnya  dan mulai berjalan untuk menghibur orang-orang di jalanan.

Kostum imut ala kartun Disney yang selalu terlihat ceria, sama sekali tidak menggoreskan senyuman di wajah Siti yang tengah berjuang demi sesuap nasi untuk anaknya.

"Hei, Siti jangan kabur lagi kamu!" teriak seorang bapak paruh baya yang menghentikan langkahnya.

"Mana setoran kemarin?" tanya bapak itu.

"Maaf pak, kemarin anak saya harus membeli buku untuk sekolahnya, uang setoran saya pakai dulu, saya janji akan bayar lebih hari ini," jawab Siti lirih dan menunduk kebawah.

"Awas sampai hari ini tidak setor lagi, ku ambil paksa kostum ini," ancam bapak membentak Siti.

"Baik pak," jawab Siti lirih.

Dengan mata sedikit berair, Rini beranjak pergi meninggalkan bapak itu. Di balik kesusahan hidup yang Ia alami bersama putrinya, Ia harus tetap menari di depan anak-anak yang sedang asik menontonnya.

Hari ini jalanan sepi, langit mulai meneteskan titik-titik air ke jalanan. Di kantungnya hanya terdapat uang 5000 rupiah dari seorang anak yang meminta berfoto dengannya. Air matanya menetes seirama dengan jatuhnya air hujan yang membasahi kostumnya.

Hujan semakin deras, jalanan semakin sepi, tubuhnya menggigil kedinginan, kedua tangannya bergetar, dan perutnya perih. Dengan kondisi yang sudah sangat lemas, Siti tetap mengenakan kostum badutnya dan menari di samping lampu merah. Tubuhnya sudah sangat lemas Ia tak sanggup lagi menahan dinginnya hujan dan perut yang semakin perih.

Badannya lemas, hanya ada uang 5000 dan beberapa keping uang receh di kantungnya. Mengingat anaknya yang belum makan seharian dan setoran yang harus Ia lunasi, membuat air matanya jatuh berderai. Dibalik senyuman manis kostum princess Disney ada masalah besar yang sedang dihadapi Siti.

Hari sudah semakin larut, hujan telah berhenti, jalanan basah. Dengan sedikit sisa tenaga Siti berusaha tetap berdiri dan menari di pinggiran jalan. Namun, tubuhnya sudah sangat lemas matanya berkunang-kunang. Ia tak lagi kuat menahan beban kostum badutnya, Ia menepi ke depan sebuah toko yang sudah tutup sejak tadi sore.

Sembari menghitung uang penghasilan hari ini, air matanya tak kunjung berhenti menetes.

"Oke, guys jadi karena hari ini gua barusan borong chicken di mall tadi, kali ini gua mau bagi-bagikan nih ke orang-orang di pinggir jalan, oke lihat itu guys ada ibu-ibu dengan kostum badut, ayo kita samperin,"

Terlihat dari jauh seorang membawa kamera dan berjalan kearahnya. Siti yang belum pernah melihat hal seperti ini sebelumnya merasa sangat ketakutan dan ingin segera berlari. Tubuhnya yang lemas tak sanggup lagi untuk berlari, Ia hanya berharap tidak melakukan kesalahan apapun.

"Maaf mas saya hanya menumpang istirahat sebentar, tolong jangan marahi saya," ucap Siti lirih, matanya tertunduk ke tanah, takut jika Ia telah melakukan kesalahan.

Sorot flash kamera yang menerangi seluruh tubuh membuatnya merasa semakin takut dan kebingungan. Ia hanya bisa tertunduk dan meminta maaf jika Ia pernah berbuat salah sebelumnya.

"Oh, tidak Bu, maaf saya mengganggu, saya hanya ingin berbagi sedikit rezeki, ini ada sedikit makanan ibu terima ya," orang asing itu menaruh beberapa kotak makanan di depannya.

"Dimakan ya Bu," Siti yang saat itu masih kebingungan hanya bisa mengangguk kecil.

"Oke guys, gak lama-lama karena ibunya kaya merasa kebingungan gitu pas gua datengin, jadi tanpa basa-basi langsung cabut aja gua," ucap orang asing yang sudah sibuk kembali dengan kamera yang dipegangnya.

Siti yang saat itu merasa sangat kelaparan, langsung membuka salah satu kotak makanan yang diberikan tadi. Belum sempat menghabiskan, tiba-tiba Ia teringat anaknya yang juga pasti sedang kelaparan di rumah. Siti bergegas kembali ke rumah dan mendapati anaknya telah tertidur pulas di lantai beralaskan tikar.

Dengan hati senang, Ia segera membangunkan anak putrinya untuk segera mengisi perutnya dengan makanan yang baru didapatkan dari orang asing tadi. Anaknya merasa sangat senang, karena telah lama sekali bisa memakan ayam goreng setelah hampir setahun lamanya.

Malam itu mereka merasa sangat bersyukur dan segera beristirahat untuk kembali beraktivitas besok. Tak lupa keesokan harinya Siti melunasi tunggakan yang Ia janjikan kepada pemilik kostum, dan menjalani hari seperti sediakala.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak