Kau tumpukan sajak rindu yang paling kugemari
Kata yang menyeruak di sela-sela pagi
Angin yang tak hendak pergi
Ingin yang paling diingini
Kau asa yang kubaca
Dengan mesra
Kepada yang kuasa
Kau cita-cita
Aku tak hendak berdusta
Seribu bait malam ini
Belum kau temui
Belum kau hadapi
Sebab kau hanya sebutir nama yang datang saat gelap
Yang kunyanyikan dalam senyap
Pada hari-hari paling pengap
Dan waktu terlampau panjang
Dan jalan teramat gersang
Namun kau adalah ratusan butir hujan yang sangat ingin kusetubuhi
Ratusan embus angin yang sangat ingin kubelai
Ratusan baris rindu yang sangat ingin kuhirup
Tetapi waktu terlampau duri
Tetapi jalan teramat sepi
Namun sejak satu saat di suatu malam
Kau tetap yang paling dalam mendekam