Kisah Kecil Si Indigo

Hernawan | Funcrev
Kisah Kecil Si Indigo
Ilustrasi anak kecil (Unsplash/Kelly Sikkema).

Namaku Trio. Kata orang, aku aneh. Padahal dari dulu, aku terlahir normal seperti anak biasa. Kehidupan semasa kecil benar-benar ku jalani seperti anak pada umumnya, meskipun terkadang, ada beberapa 'sosok' yang mencoba menarik perhatianku.

Ibuku terbilang sangat antusias pada dunia pendidikan. Waktu itu, belum ada standar umur untuk memasukkan anak ke sekolah. Sejak usia 3 tahun, aku sudah mulai dimasukan ke PAUD.

Kejadian aneh mulai bermunculan sejak saat itu. Seperti ada suara tangisan di samping WC, anak-anak aneh yang menggangu, dan banyak kejadian tak lazim lainnya. Namun, karena belum mengerti banyak hal, kejadian itu hanya aku anggap sebagai halusinas akibati terlalu banyak melihat gambar komik berhantu yang saat itu banyak dijual pedagang mainan keliling.

Usia kian bertambah, hari pertamaku masuk taman kanak-kanak tiba. Hari itu, aku merasa sangat senang. Sebab bisa bertemu dengan teman baru yang belum aku kenal sebelumnya. Namun, kesenangan tersebut tidak berlangsung lama. Pada pertengahan hari pertama sekolah, aku sudah melihat ada sedikit keanehan dengan tempat itu.

Di taman bermain sekolah, acapkali ada anak-anak yang terjatuh tiba-tiba dari perosotan. Anak-anak lain di sekitar pasti hanya mengira itu kecelakaan biasa. Namun, berkali-kali kejadian itu terjadi. Dengan jelas aku melihat ada sosok anak berbaju kumal yang mendorong anak-anak yang sedang bermain. Seperti sebelumnya, aku anggap itu sebagai halusinasi dan tidak berani aku bercerita kepada siapapun.

Hingga suatu hari, kejadian itu sudah benar-benar membuat aku muak. Hampir setiap anak yang menaiki perosotan itu terjatuh tiba-tiba, padahal sudah sangat berhati-hati. Dengan sedikit rasa takut, aku laporkan hal tersebut kepada kepala sekolah.

Saat itu, beliau benar-benar merasa sangat kaget dan menceritakan semuanya. Usut punya usut, beberapa tahun lalu memang ada seorang anak perempuan yang terjatuh dengan tragis karena didorong oleh teman sekelasnya. Ia meninggal dunia karena mengalami pendarahan di kepala.

Setelah kejadian itu, kepala sekolah mengadakan syukuran di sekolah dan memanggil beberapa 'orang pintar' desa guna menenangkan sosok misterius tersebut. Aku mulai sadar bahwa keganjilan yang selama ini aku lihat dan rasakan bukanlah sebuah halusinasi belaka. Sejak saat itu pula, mulai banyak bermunculan keganjilan-keganjilan lain yang membuatku mulai terbiasa dengan kemampuan spesial indigo ini.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak