Hidup tak selamanya bermuara sesuai dengan keinginan.
Ada kalanya lari dari harapan dan dihadapkan pada musibah berkepanjangan.
Perjuangan yang dahulu gugur demi keselamatan masa kini.
Tetesan darah dan keringat telah menjadi taruhan pada masanya.
Coba mari kita menengok sedikit ke belakang.
Tanah dan negeri ini yang berhasil direbut dari penjajah bukanlah hal mudah.
Nenek moyang yang rela gugur hanya demi merebut kemerdekaan.
Tak ada kata takut kalau berdiri di atas kebenaran.
Bukan hal mudah dan juga bukan perjuangan singkat.
Beribu-ribu tahun berada di atas ketertindasan walau di negeri sendiri.
Menghamba pada bangsa lain, padahal berada di tanah sendiri.
Kezaliman pun merajalela pada zaman itu.
Hingga timbul kesadaran untuk melawan.
Adanya keinginan untuk keluar dari belenggu penjajahan.
Kemerdekaan adalah hal mutlak yang mesti dimiliki setiap manusia.
Manusia harus dijunjung tinggi dengan hak-haknya.
Perjuangan para pendahulu memang tidak mudah.
Hingga akhirnya mereka pun dapat mengusir para penjajah itu.
Perjuangan yang tiada tara agar dapat berdiri di atas kaki sendiri.
Mandiri untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan.
Lantas, apakah semangat para pendahulu ada yang mewarisi generasi saat ini?
Betulkah kata-kata mutiara penguasa hari ini sesuai dengan tindakan dan perbuatannya?
Tidak, para penguasai hari sibuk bertengkar dengan saudaranya sendiri.
Meributkan hal sepeleh dan melalaikan problem penting di masyarakat.
Mereka seakan melalaikan pondasi awal para pejuang bangsa ini.
Mereka pandai bertopeng di balik kekuasaan rakyat.
Seolah beretorika sebagai wakil pelayan rakyat.
Semuanya bulsit dan penuh kebohongan.
Dan kehancuran pun kini datang bertubi-tubi.
Mestinya kita selalu dapat mengenang jasa para pahlawan.
Meresapi setiap tujuan mulia yang mereka bangun dan miliki.
Memiliki prinsip yang tak akan tergoyahkan dalam keadaan apa pun.
Tidak seperti sekarang yang semuanya pandai bertindak seperti bunglon.
Semakin lucu negeri ini di atas onani-onani para penguasa.