Sedetik Nirwana yang Menyapa Raga

Tri Apriyani | Taufan Rizka Purnawan
Sedetik Nirwana yang Menyapa Raga
ilustrasi nirwana (pixabay.com)

Sedetik nirwana yang menyapa raga setiap waktu yang terus-menerus dalam perputarannya. Yang selalu memberi tanda akan jalan merangkai sepenuh asa yang sangat afdal. Kian lama kian menyambut semua aktivitas yang tak pernah terjarak oleh batas-batas ruang. Sedetik waktu yang diberikan oleh-Nya dengan nikmat nirwana sangat berangkai wanginya di dalamnya yang tak pernah habis.

Wanginya nirwana yang terkandung jiwa-jiwa insan yang polos suci dalam detak langkah yang tak pernah menyimpang dari apa yang telah diberi oleh-Nya. Petikan buah-buah nirwana yang sangat manis nan lezat dinikmati. Yang hanya insan yang lurus langkahnya yang bisa menikmati buah-buah nirwana.

Terkandung sungai-sungai nirwana yang sangat suci mengalir dengan merdu dengan tenang yang sangat damai. Damai abadi bagi penghuni nirwana dengan kenikmatan yang terhampar di dalam nirwana. Kesakralan alam nirwana yang memberikan semua naungan bagi insan yang berhati mulia penuh welas asih.

Cahaya nirwana berwarna putih terang benderang amat menyilaukan mata. Yang menerangi semua insan yang sangat bersih pikiran dan tingkahnya. Cahaya nirwana takkan pernah menerangi bagi insan siapapun yang pikiran dan tingkahnya sangat jijik. Cahaya nirwana yang terang kekal nyata memberikan sebuah tanda akan anugerah akhir kehidupan yang kian merapat.

Kehidupan sejati setelah kehidupan dunia yang sangat kekal dengan sentuhan nirwana bagi segala insan dengan ganjaran amal baiknya selama pengabdian hidupnya.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak