Sejauh ini kita dekat, aku mulai sadar
Bahwa caraku mencintaimu itu salah,
caraku memperjuangkanmu itu buruk,
Begitupula dengan caraku mengusahakan kapal ini dengan begitu keras kepalanya.
Lebih dari setahun mengenalmu dalam kedekatan yang terombang-ambing, aku akhirnya mengerti.
Bahwa aku terlalu meninggikanmu dalam prioritasku,
Aku terlalu membuatmu percaya.
Apapun yang kamu lakukan,
Bagaimanapun kamu membuatku bimbang dan sakit,
Seperti apapun kau membuatku menangis,
Kamu terlalu percaya bahwa hatiku akan tetap untukmu, aku akan tetap kembali padamu.
Kamu terlalu yakin bahwa kapanpun kamu pergi dariku, kapanpun kamu ingin kembali, aku selalu setia.
Itu memang benar adanya,
Sebelum akhirnya kini aku memilih untuk mematahkan kepercayaanmu.
Aku pamit.
Bukan untuk meninggalkanmu, tetapi untuk mengikhlaskanmu.
Bukan karena aku tidak lagi mencintaimu, tidak lagi menyukaimu, apalagi lelah peduli padamu.
Bukan.
Aku mengikhlaskanmu,
Agar kamu mampu membuat dirimu jauh lebih baik untuk seseorang milikmu di masa depan.
Aku mengikhlaskanmu,
Agar kamu mampu membuat hatimu lebih tenang dengan satu orang paling berharga di masa depanmu
Maaf jika esok nanti kau mencari aku untuk kembali,
aku bukanlah aku yang sama seperti rumahmu dulu
Aku asing, lagi.
Maka kuharap, kamu mampu belajar dari keegoisanku ini,
Kelak, aku ingin mendengarkan terimakasihmu padaku,
Seperti aku yang berterimakasih akan sejuta bahagia darimu selama ini.
Seperti aku, yang telah banyak belajar dari setiap luka yang beri
Maka kaupun, juga harus belajar.
Selamat tinggal, sayang.
Temukanlah kapalmu yang baru,
Pastikan bahwa kau akan mengarungi lautan, dengan kapal yang terarah.
Dengan dia, yang kau mau.