ARIESANTHI Lestarikan Batik Tulis Nitik Yogyakarta Lewat Fashion Kekinian

Hernawan | reza rizki
ARIESANTHI Lestarikan Batik Tulis Nitik Yogyakarta Lewat Fashion Kekinian
Batik Nitik pada Fashion Masa Kini (Doc/Arieshanti).

Batik merupakan kain khas Indonesia yang sudah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan Nonbendawi. Proses membatik sendiri melibatkan malam yang dilelehkan dan ditorehkan pada selembar kain.

Batik juga memiliki berbagai macam motif tergantung dari daerah dan budaya setempat. Salah satu batik tertua yang dimiliki Indonesia adalah Batik Tulis Nitik Yogyakarta, yang menjadi inspirasi Ariesanthi dalam membuat karyanya yang berjudul “NITIK”

Sejarah Batik Tulis Nitik Yogyakarta

Document Pribadi Ariesanthi
Document Pribadi Ariesanthi

Batik Tulis Nitik Yogyakarta sebagai batik khas Yogyakarta menjadi salah satu motif batik tertua di lingkungan Keraton Yogyakarta. Melalui sejarahnya, ternyata batik nitik merupakan bentuk perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan Belanda akibat penjualan kain tenun Patola India atau disebut juga kain Cinde, yang di monopoli oleh Belanda pada tahun 1600-an hingga 1700-an.

Dari masalah tersebut, kemudian perempuan Jawa menginisiasi untuk membuat kain batik dengan motif Patola sebagai ganti dari kain Patola. Dari situlah kemudian lahir batik nitik, yang namanya berasal dari bahasa Jawa 'nitik' yang artinya titik, yang cukup dekat pula dengan istilah 'batik'. Menurut para ahli berasal dari istilah Jawa 'ngembat titik' atau membuat titik.

Pada kepemimpinan Sri Sultan HB VII pula, kain batik nitik ini dipesan langsung oleh Keraton untuk menjadi salah satu kain batik yang dikenakan di lingkungan Keraton Yogyakarta.

Kondisi itulah yang kemudian menjadi cikal bakal kain batik yang sukses berkembang di kalangan pribumi kala itu, dari Jawa hingga Sumatera, sehingga masyarakat pun perlahan-lahan mulai meninggalkan kain impor dari India.

Batik nitik ini lah yang kemudian menjadi 'siasat' untuk menggulingkan pemerintahan Belanda pada kain di Nusantara, dan memutus ketergantungan terhadap kain impor. 

Motif Batik Tulis Nitik Yogyakarta

Document Pribadi Arieshanti
Document Pribadi Arieshanti

Batik nitik sendiri merupakan batik dengan motif yang tersusun dari ribuan titik-titik yang berasal dari Kembangsongo, Bantul, Yogyakarta, dan merupakan adaptasi dari motif anyaman kain tenun Patola India, yang emudian menjadi satu-satunya motif batik tulis yang telah memiliki Hak Kekayaan Intelektual (HKI) sebagai indikasi geografis Yogyakarta, karna keunikannya yang terletak pada kisah sejarahnya.

Sedangkan, beberapa motif klasik batik nitik yang menjadi ciri khas dari Kembangsongo, Bantul, tempat asal produksi kain tersebut, adalah motif kembang waru, motif nogosari, motif srengenge, dan motif kembang dangah.

Saat ini, batik nitik yang dikenal beredar di masyarakat memiliki 79 motif, dengan 5 motif yang merupakan motif dasar batik nitik. Motif dasar batik nitik di antaranya adalah nitik, nitik dan cecek, nitik dan klowong, nitik-cecek-klowong, nitik-klowong-tembokan.

Batik Tulis Nitik Yogyakarta Pada Fashion Masa Kini

Document Pribadi Ariesanthi
Document Pribadi Ariesanthi

Ketertarikan Arieshanti dengan Batik Tulis Nitik Yogyakarta, lahirlah konsep busana berjudul “NITIK” yang merupakan koleksi yang merefleksikan budaya yang berakar kuat dan diwujudkan dalam bahasa serta siluet busana wanita masa kini, dengan penggunaan Batik Nitik modifikasi yang dipadukan dengan berbagai material pendukung, antara lain kain tenun linen dan  kain tile border.

Batik tersebut diolah sedemikian rupa menjadi suatu karya busana bergaya Edgy dalam segmen busana Casual Ready-to-wear yang tetap memiliki ciri etnik-kontemporer. Koleksi ini terbagi menjadi dua sequence yaitu midi-loose dress & outer, yang sangat fleksibel untuk digunakan oleh perempuan berbagai usia.

Adapun koleksi busana yang menggunakan material utama kain Batik Nitik, hadir dalam warna-warna earth-monochrome yang juga menjadi cerminan dua filosofi jawa yaitu Nrimo ing Pandum, bahwa hidup harus ikhlas dalam menghadapi segala hal, dan menerima pemberian dari Sang Maha Kuasa tanpa ada perasaan gelisah.

Filosofi kedua adalah Urip iku Urup bermakna hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain, terutama di sekitar kita, hal ini sesuai dengan konsep mandala (lingkaran berkesinambungan) pada motif kain Patola India sebagai motif asalnya pada jaman dahulu kala

How To Buy the Product

Document Pribadi Ariesanthi
Document Pribadi Ariesanthi

Koleksi “NITIK” karya Ariesanthi bisa didapatkan dengan mengunjungi rumah butik sekaligus workshop yang berada di Dayu Asri No.7, Gg.Dayu Utama, RT 02/ RW 27, Jl.Kaliurang km.8,9 Yogyakarta. Bisa juga dengan menghubungi contact person yang berada di halaman Instagram @ariesanthi_design dengan perjanjian temu sebelumnya. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak