Makan di La Brisa Bali Saat Malam, Lebih Gemerlap dan Indah

Munirah | Yudi Rahmatullah
Makan di La Brisa Bali Saat Malam, Lebih Gemerlap dan Indah
La Brisa Bali/ (Dok. Pribadi//yudirahmatullah)

Sebelum kamu memutuskan untuk makan di restoran atau kafe, perhatikan dulu beberapa aturannya di saat PPKM seperti sekarang ini.

Walaupun beberapa wilayah di Bali sudah menunjukkan penurunan level PPKM menjadi level 2, yang berarti aturan makan di tempat lebih longgar, tapi tetap saja kamu masih harus berhati-hati dan terus melaksanakan protokol kesehatan agar dapat makan dengan nyaman dan aman.

Seperti ketika kamu akan makan dan nongkrong di La Brisa Bali. Aturannya adalah kapasitas pengunjung restoran sebesar 50% dan jam bukanya dari pukul 6 sore sampai dengan pukul 12 malam.

Jadi, sekarang kamu bisa makan lebih lama dan menyantap makanan dengan tidak terburu-buru, terutama bisa menikmati suasana malam di La Brisa dengan lebih santai walaupun hanya diberi waktu sekitar 1 jam saja.

1. Aturan makan di La Brisa

Cek Suhu Tubuh dan Masker - Dok. Pribadi
Cek Suhu Tubuh dan Masker. (Dok. Pribadi//yudirahmatullah)

Pengalaman saya ketika makan di La Brisa, di awal masuk petugas telah mengingatkan saya untuk tetap menjaga jarak antar pengunjung. Tetap memakai masker selama berada di dalam, terutama sebelum dan setelah makan. Sebelumnya, saya juga harus mengantri dengan tetap menjaga jarak dengan pengunjung lain untuk dicek suhu tubuhnya dan mencuci tangan.

Aturan baru saat ini, untuk memasuki sebuah restoran atau kafe, kamu diharuskan untuk menunjukkan sertifikat vaksin Covid-19 di aplikasi Peduli Lindungi. Sepertinya, kamu yang belum divaksin harus mengurungkan niat kamu untuk makan di sini, dan pastinya juga makan di tempat-tempat lain. 

2. Suasana malam di La Brisa

Suasana Malam di La Brisa - Dok. Pribadi
Suasana Malam di La Brisa. (Dok. Pribadi//yudirahmatullah)

Ketika memasuki La Brisa, suasana terasa sunyi dan tenang. Vibe-nya benar-benar membuat suasana hati menjadi lebih rileks. Lampu-lampu taman memancarkan cahaya yang berwarna kuning gold, dan memang warna ini mempunyai simbol kebahagiaan dan meningkatkan suasana hati menjadi lebih positif. Pantas saja, tanpa saya sadari, saya seperti terhipnotis untuk mengeksplorasi setiap sudut tempat ini.

Saya tidak terlalu terburu-buru untuk menuju tempat duduk dan memesan makanan. Saya menikmati setiap langkah kaki, merasakan suasana yang temaram dengan sesekali terdengar suara deburan ombak. Para pengunjung lain, terlihat makan dengan teratur di setiap kursinya. Tidak terlalu banyak memang, jadi bisa di bilang malam itu jumlah pengunjung di La Brisa cukup sepi.

3. Dekorasi dan furnitur di La Brisa

Dekorasi dan Furnitur La Brisa - Dok. Pribadi
Dekorasi dan Furnitur La Brisa. (Dok. Pribadi//yudirahmatullah)

Saya memang bukan pengamat atau pecinta hal-hal tentang interior. Tapi, saya pikir kalau La Brisa ini mempunyai tema seperti sebuah perkampungan nelayan.

Seperti, di awal masuk tadi, ada jajaran perahu kayu yang dijadikan rak pajangan. Di bangunan lain, dayung-dayung perahu digantung di dinding sebagai hiasan. Lantai yang saya pijak ketika makan saja berupa lantai kayu, begitu juga dengan pagar pembatas ke pantai, terbuat dari kayu juga.

Bangunan berlantai dua di sini dibuat dari bahan kayu, dan di sekitarnya dibentangkan tali-tali seperti jaring ikan. Pohon-pohon kelapa yang tumbuh di sekitar tempat ini membuat kesan seperti sebuah perkampungan nelayan di pesisir pantai. Tapi memang, hal-hal seperti ini yang mungkin disukai oleh orang-orang, terutama wisatawan mancanegara. Mereka sepertinya lebih menyukai atmosfer yang lebih tradisional dan alami.

4. Kolam renang yang gemerlap

Kolam Renang La Brisa - Dok. Pribadi
Kolam Renang La Brisa. (Dok. Pribadi//yudirahmatullah)

Ini nih yang membuat La Brisa Lebih gemerlap dan indah di malam hari. Selain deretan lampu taman dan lampu gantung yang memancarkan cahaya terang, kolam renang di bagian tengah menjadi pusat perhatian siapa saja yang melewatinya. Seperti sebuah oase di tengah padang pasir, semua mata tertuju ke kolam yang gemerlapan di tengah gelapnya malam. 

Warna airnya biru kristal dan sangat jernih. Membuat saya dan orang-orang terus menatapnya tanpa rasa bosan. Beberapa pengunjung memilih untuk duduk di sekitar kolam, karena kursi-kursi di sekitar sini dibuat lebih luas agar mereka bisa duduk sambil bersandar dan selonjoran. 

Kolamnya terbuat dari bebatuan alam, bukan dari keramik. Disekelilingnya bergantungan lampu-lampu berwarna kuning yang dikaitkan ke pohon-pohon kelapa. Warnanya jadi terlihat lebih kontras di tengah gelapnya malam. 

5. Menu makan di La Brisa

Garlic Bread - Dok. Pribadi
Garlic Bread. (Dok. Pribadi//yudirahmatullah)

La Brisa menyajikan makanan yang bercitarasa lebih ke western. Banyak pilihan menu mulai dari cemilan sampai makanan berat. Jujur saja, agak kebingungan untuk memilih makanan dan minuman dengan nama-nama yang menggunakan bahasa Inggris. 

Hanya beberapa menu saja yang saya mengerti dan kenali, seperti menu pizza; Margarita, vegetarian, smoked bacon, diabola, cheese, and chicken barbeque. Atau, menu french fries, bread, dan hamburger dengan harga dimulai dari Rp. 70.000. Di sini juga tersedia dengan lengkap berbagai jenis minuman, mulai dari mineral water, beer, wine, cocktails dan masih banyak lagi.

Jadi, coba saja sesekali makan dan nongkrong di La Brisa, terutama di malam hari. Suasananya gemerlap dan indah, tapi tetap membuat kamu merasa santai dan rileks. Alamatnya di Jalan Pantai Batu Mejan, Gang La Brisa Echo Beach, Canggu, Kuta Utara, Badung Bali 80361. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak