Manusia membutuhkan hiburan sebagai sarana selingan dalam hidup atau untuk tujuan menyegarkan pikiran atau hati yang sedang galau karena beban hidup. Banyak cara untuk menghibur diri. Salah satunya dengan membaca buku-buku humor yang segar. Syukur-syukur bisa mendatangkan inspirasi atau motivasi bagi pembacanya.
Buku berjudul Suparman Pulang Kampung misalnya, merupakan buku yang berisi sekumpulan cerita pendek bernuansa humor yang bisa dijadikan sebagai bacaan menghibur bagi kita. Buku ini ditulis oleh sederet penulis tanah air seperti Boim Lebon, Zaenal Radar T, Aveus Har, S. Gegge Mappangewa, Taufan E. Prast, dan lain-lain.
Salah satu cerita pendek yang menarik disimak berjudul Malu Terindah karya S. Gegge Mappangewa. Menceritakan tentang tokoh utama bernama Hans, pemuda yang dikenal minder dan pemalu. Mungkin salah satu hal yang membuatnya menjadi pemuda pemalu karena memiliki fisik yang tidak good looking. Berikut ini petikan paragrafnya yang dinarasikan dengan nuansa humor oleh penulisnya:
Mata sipit, hidung pesek, alis tipis. Nggak ada yang manis! Hans sering merasa nggak pede dengan wajah seminim itu. Hanya satu yang maksim pada diri Hans, bibirnya. Tebal seperti kamus bahasa Inggris. Gara-gara kulit legamnya, muncul tebakan; hitam, merah, kuning, hijau, apakah itu? Jawabnya, Hans nangkring di atas traffic light.
Hans jarang ngobrol dengan orang lain, apalagi sama cewek. Kalaupun terpaksa, didesak kebutuhan, maka dia akan memulai kalimat gugupnya dengan garuk-garuk kepala, tertunduk malu. Nggak mungkin dengan muka memerah, soalnya kulit Hans hitam legam.
Salah satu hal yang mungkin membuat Hans merasa beruntung adalah dia memiliki seorang teman yang begitu baik, yang diam-diam selalu berusaha untuk mengubah sifat Hans yang tertutup dan pemalu itu. Ning, nama teman Hans itu merasa bertanggung jawab untuk mengubah kepribadian Hans.
Cerita pendek bernuansa humor berikutnya berjudul Suparman Pulang Kampung karya Boim Lebon. Berkisah tentang seorang pemuda yang berasal dari sebuah kampung dan memutuskan merantau ke Jakarta. Selama hampir setahun bermukim di ibu kota, baru sekali ia mendatangi bioskop. Ia ingin menonton film berjudul Superman Return. Alasannya sederhana saja, karena menurutnya judul film itu hampir sama dengan nama asli pemberian orangtuanya, yakni Suparman Returijo.
Beragam kejadian lucu dialami Suparman saat berada di gedung bioskop tersebut. Misalnya, dia lebih memilih bangku paling depan karena menurutnya paling enak karena nggak ada yang menghalangi, padahal dia harus mendongak menyaksikan film itu sepanjang dua jam lebih.
Selain kisah tentang Suparman yang gokil dan memiliki cita-cita mulia ingin membantu membangun kembali kampungnya yang rusak akibat gempa, masih ada cerita-cerita lain yang bisa langsung disimak oleh pembaca. Misalnya cerita pendek berjudul Valentine Kelabu karya Zaenal Radar T. Bercerita tentang seorang pemuda bernama Markum yang sedang murung karena belum kunjung memiliki pacar yang bisa diajak merayakan valentine.
Untunglah, Markum masih memiliki kedua orangtua yang sangat perhatian hingga membuatnya tersadar bahwa orang yang sangat menyayanginya tak harus dicari, karena mereka sangat dekat sekali yakni Nyak dan Babehnya sendiri.