Ulasan Buku Cara Menguangkan Ide, Kaya dari Menulis Artikel

Hikmawan Firdaus | Martina Mulia Dewi
Ulasan Buku Cara Menguangkan Ide, Kaya dari Menulis Artikel
Buku Menguangkan Ide, Kaya dari Menulis Artikel-Sudaryanto.[dok.pribadi/martinamuliadewi]

"Tak ada resep yang lebih baik untuk menjadi penulis, kecuali dengan menulis sekarang juga!" ini adalah perkataan Mohammad Fauzil Adhim, Inspiring Words for Writers, yang dikutip oleh Sudaryanto di halaman pertama buku ini. Menarik memang, kalau kamu ingin sekali kegiatan menulis menjadi sebuah profesi, kamu cukup memulainya sekarang juga. 

Buku ini terbitan lama, sudah ditulis sejak 2010 lalu. Sudaryanto adalah lulusan Sarjana Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta sekaligus Magister program studi Linguistik Terapan di sana. Dari mata kuliah jurnalistik yang ia dapat semasa kuliah, dari situlah ia tertarik buat belajar menulis artikel dan mempublikasikannya ke berbagai media masa. Sudah banyak yang tembus, mulai dari Bernas, Harian Jogja, Jawa Pos, Kedaulatan Rakyat, Kompas, Koran Merapi, Koran Tempo, Media Indonesia, Solop, Suara Merdeka, bahkan majalah Kuntum, Matabaca, dan banyak lagi. Keren ya. 

Sekadar informasi nih ya, honorarium tulisan ketika sudah dimuat di satu media massa itu bisa kisaran Rp150.000-Rp200.000, ini untuk koran lokal. Sedangkan untuk koran nasional bisa dari Rp300.000-Rp1juta, keren nggak tuh. Aku ada challenge juga sih sebenarnya dari teman untuk nulis artikel di media massa. Masih ada satu yang belum tembus, entah kapan bisa terwujud. Tapi aku lihat dia udah bisa tembus di Jawa Pos dan Kompas, itu luar biasa banget. Jadi memacu semangatku lagi buat nulis ini. Apalagi setelah baca buku ini. 

Oke mari kita bahas sedikit tentang ilmu yang dibagikan penulis di buku ini. Yang pertama  yang harus ditanamkan adalah, kita harus yakin bahwa semua orang bisa jadi penulis. Tapi, ini bukan hanya soal modal bakat. 10% adalah bakat di dalam diri kita, dan 90%nya adalah latihan dan tekad. Kalau orang bisa memanfaatkan bakat alaminya itu, tentu saja akan menjadi sesuatu jika kita serius mengembangkannya.

Selain bakat, latihan, dan tekad, kita juga harus memahami etika kepenulisan. Apa aja itu?

  1. Penulis harus bersikap jujur. Jujur bahwa tulisan yang dihasilkan benar-benar hasil pemikirannya.
  2. Penulis harus bersikap terbuka atau open mind, menerima kritik dan saran dari pembacanya.
  3. Penulis harus inspiratif bagi pembacanya, yaitu mampu berkarya atau menghasilkan tulisan yang membaca pencerahan bagi para pembacanya.
  4. Penulis harus bersikap percaya diri dan berani. Percaya diri dengan tulisannya dalam upaya meneguhkan eksistensi di tengah banyak orang, berkat menulis membuat diri kita lebih berarti dan bermakna bagi orang lain. Berani artinya mampu menyampaikan fakta atau realitas yang ia yakini kebenarannya. 
  5. Penulis harus berpikir progresif, berpikiran maju. 

Kegiatan menulis punya beberapa manfaat, di antaranya manfaat psikologi, sosiologis, dan tentu saja manfaat ekonomis. Dengan menulis psikis kita jadi lebih sehat kan, melegakan pikiran dan stress, tentu ini akan sangat membantu kesehatan mental kita. Secara sosiologis, dengan menuangkan ide dan mempublikasikannya, akan ada ruang untuk kita bisa berdiskusi dengan banyak orang bukan. Sharing informasi dan ilmu pengetahuan. Dan yang terakhir dari segi ekonomis, tidakkan nominal di atas yang saya sebutkan sangat menggiurkan? Ya meskipun nggak mudah tembusnya, setidaknya peluang itu perlu kita coba. 

Masih ada banyak hal lagi yang disharingkan penulis di buku ini. Mulai dari jenis-jenis artikel sampai syarat jadi penulis artikel. Kemudian ada syarat pengiriman artikel, cara menulis artikel, serta peluang dan hambatan menulis artikel. Mungkin terakhir yang jadi catatan penting adalah hambatan dalam menulis artikel. Perlu kita garis bawahi jika memang benar menulis akan jadi profesi yang menjanjikan di kemudian hari. Maka kita harus bisa mengatasi hambatan ini.

  1. Malas membaca dan belajar menulis
  2. Tidak peka terhadap isu aktual terkini
  3. Ketatnya persaingan untuk menembus media massa
  4. Tidak jeli melihat karakter, visi, dan misi media massa.

Oke mungkin itu cluenya yang bisa dibagi kali ini. Intinya kalau mau jadi penulis, mulailah dari sekarang juga. Percuma paham banyak teori tapi nggak dieksekusi. Percuma kita belajar banyak hal tapi nggak ada bentuk karya nyatanya. Semua hanya akan menguap di kepala. Manusia juga suka lupa biasanya. Mungkin kali ini, untuk memulainya kita bisa nulis dulu secara continue di Yoursay ini. Lumayan kan, selain nambah portfolio, ada fee nya juga. Buat kamu penulis pemula wajib deh coba nulis di sini. Selamat mencoba!

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak